38# Setelahnya

667 85 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Kondisi Junkyu dan Nayun semakin membaik, tapi memang masih belum diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit.

Apalagi mental Junkyu yang masih butuh pemantauan ketat dari dokter, sedangkan Nayun hanya butuh pemulihan dari rasa takut pada lingkungannya.

Walaupun rasa sakit masih terasa pekat, tapi alur kehidupan tetap harus berjalan seperti semestinya.

Anak-anak Junkyu yang lain kembali bersekolah, tapi ekspresi mereka tidak bisa menutupi perasaan dukanya.

Seperti Yewon yang terlihat makin lemas, memang sedari Junkyu sakit, Yewon semakin jarang makan. Gadis itu hanya mengisi perut saat dia ingat, tapi lebih sering mengabaikan rasa lapar seperti sekarang.

"Kenapa?" Tanya Hwi.

Yewon cuma ngegeleng, tangannya dia pakai buat ngeremat perutnya kuat.

"Kamu sakit? Muka kamu pucat." Tapi Yewon masih ngegeleng.

Akhirnya Hwi cuma ngalah, dia juga bukan orang yang suka memperpanjang bahasan. Baginya, jika orang yang ditanya tidak menjawab berarti itu sudah jelas jika dirinya tidak di izinkan untuk mengetahui apapun.

"Hahh shh."

Tapi Hwi gak bisa abai kayak biasanya, sekarang dia balik lagi buat natap Yewon.

"Ye.." Hwi menatap bingung Yewon yang malah menunduk. "Hah~ maaf kalo sampe bikin kamu kesel, saya cuma gak mau kamu sakit. Ye..." Ucapan Hwi terhenti.

"H-hwi." Lirih Yewon.

Manik kecil lelaki itu dibuat membola, dia menatap kaget wajah Yewon yang semakin pucat dan sekarang ditambah keringat.

"Ye.. kenapa? Kamu sakit apa? Coba bilang !!" Hwi udah gak bisa buat tenang, dimata dia Yewon sudah seperti sekarat.

"Hwih." Panggil yewon diakhir nafasnya.

Ngeliat bibir yewon yang sudah bergetar, belum lagi nafasnya mulai pendek-pendek membuat Hwi mulai gelisah.

"Kita ke UKS yah, ayo aku bantu !!" Tapi Yewon ngegeleng. "Saya gak terima penolakan, ayo !!"

Hwi bersiap buat membopong tubuh Yewon, tapi kaki Yewon seperti tanpa tulang penopang. Merasa tidak berhasil dengan tindakan nya, Hwi langsung mengangkat tubuh Yewon untuk dia pangku dan bawa ke UKS.

Segala rapalan do'a sedang lelaki itu panjatkan dalam hatinya, dia takut tapi tidak bisa untuk berhenti. Hwi bukan orang yang suka melawan rasa takut, karena sedari kecil dia tidak pernah dikenalkan dengan rasa-rasa menegangkan.

Hidup lelaki itu lebih monoton dari yang dibayangkan orang-orang, menjalani hidup dengan berbagai pilihan dari orangtuanya, membuat remaja lelaki itu tidak pernah bisa mengatakan keinginannya.

Tapi sekarang, Hwi sudah tahu apa yang harus dia putuskan dan lakukan tanpa harus menunggu keputusan orangtuanya. Dia gak tahu kenapa, tapi Yewon adalah alasan utamanya keluar dari zona nyaman.

Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang