Olivia Brower as herself on Mulmed
"Baiklah, Olivia. Ibu akan menunggumu sampai kau pulang sekolah ya?"
Aku menggeleng tegas. "Tidak ibu, ini hari pertama-ku sekolah. Ibu tidak seharusnya menemaniku, aku sudah Senior High School, ibu."
"Baiklah jika itu maumu, ingat, jika ada yang ingin berbuat jahat padamu, jangan segan-segan menelfon ibu atau memanggil guru."
Aku hanya mengangguk lemah. "Tidak mungkin ada yang ingin menjahati-ku ibu."
Ibu mengangguk dan memelukku. "Okay, ibu mengerti. Oiya, ibu menaruh spray pembunuh tikus di tasmu. Siapa tau ada yg menjahatimu, lagi. Kau bisa membalasnya dengan menggunakan itu di wajahnya."
Aku terkaget. "Astaga, ibu!" Ibu hanya tertawa dan segera meninggalkanku.
◈
"Kalian disini, akan dipandu oleh beberapa senior. Kelompok 1, oleh Zayn. Kelompok 2, oleh Harry. Kelompok 3, oleh Niall. Dan kelompok 4 oleh Louis. Mengerti?"
Ketua Osis, Liam Payne. Baru saja memberikan informasi-informasi yang menurutku tidak penting.
Kami semua, sebagai junior mengangguk mengerti. Tak lama aku mendengar bahwa namaku baru saja disebut di Kelompok 1 yang dipandu oleh-- Zack? Zen? Ah, sudahlah tak penting.
"Kelompok 1, kalian berkumpul di kantin."
Aku segera menuju kantin dengan beberapa anak yang namanya disebut didalam kelompok 1. Hell, bahkan hari pertama saja aku belum mendapat teman.
Sampaiku di kantin, aku melihat empat orang laki-laki dengan santainya fokus dengan handphone mereka.
Kemudian salah satu dari mereka mengangkat telfon. Dan, ya, aku baru saja menangkap beberapa pembicaraan.
"Apa? Aku baru saja sampai di Kantin!--ugh, --iya iya, --baiklah liam, aku segera kesana."
Dan kemudian, ia memberi tahu teman-temannya. Dan, 3 orang pergi meninggalkan kantin. Tersisa satu orang dengan rambut hitam dan wajah berparas arabian.
"Kau Zack?" Kalimat itu spontan keluar dari mulutku begitu saja. Beberapa orang langsung melihatku sinis. Orang yang baru saja aku panggil Zack, berbalik. "Zack? Aku Zayn."
"Kau anak baru saja sudah mengganti namaku. Dasar, tidak sopan." Lanjutnya. Aku rasa wajahku baru saja memerah, entah karena aku malu atau marah.
"Kalian semua, berbaris disitu." Ia menunjuk sebuah spasi dari kursi kantin satu dengan lainnya. Aku segera berjalan menuju yang ditunjuknya.
"Eits, kau. Anak tidak sopan. Sini. Kau bersamaku." Lanjutnya lagi. Sebagian anak mengetawaiku.
Sial, ia baru saja mempermalukanku. Aku segera menuju kearah Zayn. Ia menunjuk meja kantin. "Kau berdiri disitu."
"Apa? Kau tidak serius kan?" Ia terlihat datar. "Untung apa aku main-main dengan Junior sepertimu. Cih."
Aku terdiam. Kurang ajar sekali orang ini. Rasanya aku ingin menggunakan spray yang baru saja ibu berikan untuk menyemprot wajah indahnya.
Ya, wajahnya indah sih. Tapi sifatnya tidak. "Hei kau! Jangan melamun! Kau berdiri disini, angkat satu kakimu, ambil dua buah ember yang berisi air dan pegang dalam keadaan diam."
Aku menelan ludahku. Sadis. Dia ingin membunuhku secara perlahan?
"Cepat kau lakukan! Atau kau ingin hukuman lebih berat lagi, Junior?"
Aku hanya mengangguk pasrah. Hari pertama sangatlah melelahkan.
◈
A/N: KEEP or DELETE?
Menurut kalian, chapter satu bagimana? :) [sebisa mungkin dijawab yaa.]
5+ vomments for next chapter! x
Dan, aku janji aku bakal lanjutin cerita ini sampai Completed.
All the love as always, A.
KAMU SEDANG MEMBACA
stuck ; zjm
FanfictionAku bahkan tidak tahu mengapa aku sangat mencintaimu, Zayn. Dahulu aku sangat membencimu. Dan mungkin, aku terjebak karma. zayn malik fanfiction © 2015 by alya all right reserved