≫ truth & dare

400 67 19
                                    

Zayn Malik as Himself on Mulmed

Olivia

Hari kedua aku sekolah. Aku masih mengingat kegiatan kemarin dimana Zayn menyuruhku berdiri di atas meja.

Dasar kurang ajar. Aku akan balas dendam nanti. Ya, nanti. Tak tau kapan, sih.

Dan terimakasih kepada Zayn karna hukumannya itu aku dipertemukan dengan Sabrina Carpenter, gadis manis yang datang padaku dan membantuku.

Untungnya, dia juga, Junior. Aku masih menunggunya di kantin. Rencananya, aku dan Sabrina akan memasuki kelas bersama.

Tak lama, aku melihat Sabrina datang dengan senangnya. "Halo, Olivia! Ini hari kedua kita sekolah! Aku masih tidak percaya kita di Senior High School."

Aku memutar bola mataku. "Well, hi Sabrina. Dan, aku sudah percaya kita di Senior High School."

Dan iapun menggandengku menuju kelas. Kelas sangat ramai kali ini. "Ini--ada apa, Sabrina?" Ia menggeleng.

Aku mencoba bertanya pada Meadow, "Kenapa ribut?" Ia berkata, "kita free-class!" Ia kemudian berbicara lagi dengan teman sebangkunya.

Aku dan Sabrina duduk di tempat kami masing-masing. Aku memulai pembicaraan. "Apa yang akan kita lakukan?"

Ia hanya menggeleng. Kemudian aku mendengar suara Josh -ketua kelas kami- berbicara.

"Hei! Siapa yang mau ikut bermain Truth or Dare?"

Aku dan Sabrina langsung bertatap muka, tersenyum dan secepat kilat segera menuju Josh.


Zayn

"Hei Zayn!" Aku menengok ke arah sumber suara. Harry Styles. "Apa?" Ia menyuruhku agar aku datang padanya.

Dengan malas-malasan aku menuju Harry. Ia sedang bersama Liam, Niall, dan Louis.

"Kau apakan Junior kemarin, Malik?" Liam menatapku. "Kemarin ia salah menyebut namaku! Jadi, aku beri hukuman." Jawabku santai.

Liam menggelengkan kepala. "Astaga, ia hanya salah penyebutan. Mengapa kau sangat sensitif?" Aku hanya tertawa.

Harry memotong kami. "Sudah, bagaimana kalau sekarang kita bermain Truth or Dare?"

Aku tertawa. "Ha. Mainan cupu." Styles menyeringai ke arahku. "Kau yakin, Malik?"

Aku hanya mengangguk. "Baiklah, kau yang pertama. Truth or Dare?"

Aku dengan cepat menjawab, "Dare."


Olivia

"Ya! Ujung botol itu mengarah ke kau, Olivia! Truth or Dare?"

"Hmm," Meadow mengetuk-ngetuk tangannya di meja sembari mengatakan, "Waktu terus berjalan, Olivia."

"Baiklah, Truth." Mereka semua berteriak dalam artian, tidak puas.

"Hmm, siapa yang ingin bertanya pertama?"

Sabrina mengangkat tangannya, "Siapa yang paling kau benci di sekolah ini?"

Aku hendak menjawab tetapi Josh melarangku, karna harus dua pertanyaan sekaligus, lalu aku menjawab keduanya.

"Baiklah-baiklah, ada yang ingin bertanya lagi?" Tawarku. Josh mengangkat tangannya, "Siapa orang yang tidak kau sukai? Dan alasannya?"

"Baiklah, orang yang kubenci adalah Zayn. Kelompok 1 pasti tau alasannya karna ia mempermalukanku. Orang yang tidak kusukai juga, Zayn. Alasannya karna aku membencinya."

Dan seketika seseorang mencium pipiku. Aku hendak menamparnya, tetapi Sabrina menghentikanku. Dan aku melihat orang yang mencium pipiku.

What the fuck? Him?


A/N: this is, chapter 2! Saran dan kritik pasti diterima kok! :)

Btw, ada yang bisa nebak siapa yang nyium?

10+ vomment[s] for next chapter! :)

All the love as always, A.

stuck ; zjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang