*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***
***
"Sekarang lo gak bisa ngelak lagi, Tara, jadi sebaiknya berhenti pura-pura dan pergi dari sini!"
Tara terhenyak, tubuhnya bahkan terlonjak saat mendengar Satya berteriak dengan penuh kemarahan kepadanya padahal Tara bahkan masih mencerna foto yang masih bisa ia lihat di layar ponsel Satya.
Tara tak tahu mengapa bisa ada foto seperti itu di antara ia dan Aryan namun Satya tampak enggan peduli sehingga satu kali lagi ia mencoba mengusir Tara.
"Gak usah pura-pura lagi, Tara. Gue cuma minta lo pergi dari sini dan gue gak akan mempermasalahkan ini lagi," ujar Satya dengan suara yang lebih pelan.
Satya lelah dan sungguh ia tak ingin lagi melihat wajah Tara, setidaknya untuk saat ini.
Tara tersadar, ia langsung menatap Satya dengan tatapan sendunya dan tak lama ia mulai menggelengkan kepalanya.
"Gue gak tahu kapan foto itu diambil, Satya. Gue gak merasa pernah melakukan sesuatu sama Aryan jadi tolong jangan percaya sama foto itu," ujar Tara dengan suara seraknya.
"Sumpah demi Tuhan, Satya, gue gak pernah lakuin itu sama laki-laki lain, gue cuma lakuin itu sama lo dan—"
"Dan gimana cara buat gue percaya omongan lo kalau Aryan sendiri ngaku kalian berulang kali lakuin itu sejak lo tinggal di Bali? Aryan bahkan punya buktinya, Tara! Dia gak cuma kirim satu foto ini aja!" bentak Satya seraya melempar ponselnya ke atas meja.
"Lo udah ketangkep basah, Ra! Lo khianatin gue dan tanpa rasa bersalah sedikitpun lo malah mengelak kayak gini!"
Satya masih membentak Tara namun dengan suaranya yang mulai bergetar dan sedikit lebih pelan dari sebelumnya.
Tara kembali menggelengkan kepalanya, matanya menunjukkan perlawanan akan setiap tuduhan yang Satya berikan dan tepat saat ia akan kembali membela diri, Satya justru mencercanya dengan banyak pertanyaan yang membuatnya membisu.
"Dengerin gue dulu, Sat—"
"Kebohongan apa lagi yang harus gue denger, Tara? Apa ini semua gak cukup? Kenapa lo lukain gue kayak gini, Ra? Apa lo sama sekali gak tahu sebesar apa cinta gue buat lo? Apa status calon istri yang gue kasih masih gak cukup, Ra?"
Air mata Tara kembali luruh di saat ia melihat juga kilatan air mata di mata Satya. Satya amat terluka namun ia terlalu emosi untuk mendengar semua dengan kepala dingin.
Penjelasan apa pun yang Tara katakan sekarang tak akan berhasil menembus emosi yang menguasai Satya.
"Sejak awal lo tahu apa alasan gue gak mau kasih status untuk hubungan kita, gue gak mau dikhianatin untuk yang kedua kalinya tapi lo ... lo justru mewujudkan ketakutan gue itu di saat gue udah yakin buat kasih dunia gue buat lo, Tara dan parahnya, rasa sakit yang lo kasih ke gue jauh lebih dalam dari apa yang Shiela kasih, Ra."
Suara Satya kian memelan, dadanya bergemuruh hebat kala ia mengingat lagi sehancur apa dirinya dua minggu lalu saat untuk kali pertama melihat foto Tara bersama Aryan.
Hatinya sakit dan saking sakitnya ia bahkan sampai menangis. Ya, pengkhianatan Tara ini sungguh sangat melukainya, ia sedang sangat mencintai Tara dan akan sulit baginya untuk bisa kembali percaya kepada Tara setelah kejadian ini.
Haura dan Ferdi sama-sama membisu, mereka kini kebingungan dan tak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah karena Tara dan Satya sama-sama menunjukkan jika keduanya terluka amat dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARA SATYA
Romans***PUBLISH ULANG SEMENTARA*** ***ABAIKAN TYPO, BELUM REVISI*** Selama ini Tara hidup dengan mempercayai jika ia wanita spesial bagi Kafka, sosok yang sejak remaja mengisi hari-harinya dan membuatnya percaya jika di dunia ini masih ada banyak hal bai...