Chapter 18

195 24 2
                                    

Kami tiba pukul 9 malam lewat sedikit. Para karyawan sibuk bolak-balik di lorong, mungkin karena pelanggan penuh. Pelayan di pintu masuk mengantar kami ke koridor mirip labirin dengan jalan yang rumit, memandu kami ke pintu biru. Di dalam ruangan semua berwarna merah, berbeda dengan pintunya. Dindingnya punya bagian yang menonjol di tengah seolah-olah dilapisi dengan kayu lebar. Saat aku duduk di sofa berwarna merah gelap, keduanya duduk berseberangan, menatapku dan bertanya.

"Bukankah tempat ini keren?"

"Kami baru pernah kesini beberapa kali, tapi setiap kali kami datang, kami kaget."

Saat aku melihat-lihat ruangan tanpa mengatakan apapun, mereka pasti berpikir aku takjub jadi orang-orang berpengalaman itu berbicara dengan ringan.

"Seperti yang kau lihat saat masuk, hanya anggota yang diperbolehkan disini. Ini hanya untuk bintang teratas, jadi sungguh keajaiban kita bisa berada disini sekarang."

"Bagaimana kau mendapat keajaiban itu?"

"Ah, itu..."

Si rambut kuning bergumam di ujung kalimatnya, melirik ke samping dan mengedikkan bahu dengan berlebihan.

"Hanya beruntung."

Kalau ini tempatnya, aku bisa menebak siapa yang memberinya pada mereka tanpa menggali lebih dalam. Aku hanya tidak paham kenapa dia mencoba menjadi anjing Myeongshin hanya untuk datang ke bar seperti ini. Tapi setelah beberapa saat, aku sadar bahwa tempat ini bukan hanya hostess bar.Setidaknya, itu bukan tujuan mereka kesini.

"Ada sesuatu yang membuatku penasaran, bolehkah aku bertanya?"

Sepertinya sudah beberapa saat sejak aku datang dan duduk, tap iaku bertanya-tanya kenapa tidak ada karyawan yang datang untuk menerima pesanan. Saat aku setuju, pria dengan penampilan bagus berkata dengan nada ringan.

"Aku dengar foto profilmu diambil oleh Fotografer Lee. Trik apa yang kau gunakan?"

"..."

"Apakah itu sulit untuk dikatakan, mungkin?"

"Tidak."

Menggelengkan kepala, aku menjawab enteng.

"Aku memutuskan untuk melepas bajuku sebagai gantinya."

Lalu senyum yang sama gelapnya menyebar di mata mereka. Seolah-olah mereka sudah mengetahuinya.

"Apa, jadi Taemin juga tidak apa-apa dengan laki-laki?"

Tentu saja, aku tidak punya kemurahan hati untuk meluruskan kesalah pahaman antara mereka berdua.

"Ya, aku tidak apa-apa dengan laki-laki."

Lalu aku mengambil segelas air dari meja dan melihat mereka berdua bergantian.

"Sama seperti kalian berdua, kan."

Si pirang berjengit sedikit, tapi si pria tampan yang sudah menjadi trainee selama 4 tahun tersenyum pahit.

"Itu benar. Laki-laki juga tidak apa-apa. Sudah empat tahun dan aku sudah dipaksa untuk melakukannya."

"..."

"Kalau begitu, Taemin beruntung. Kau tinggal berguling dengan para pria menjijikkan tanpa merasakan banyak hal."

Dia tidak menyembunyikan rasa jijiknya dalam kata-kata 'para pria menjijikkan.' Di saat itu, bahkan dalam sekali lihat, amarah muncul di matanya. Tapi dia segera kembali ke kesannya yang baik dan bertanya.

"Oh, kau tidak bisa melakukannya dengan wanita?"

"Wanita juga tidak apa-apa."

Saat aku menjawab, si rambut kuning di sampingnya ikut-ikutan, 'Aku iri padamu'.

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang