Sore itu dihabiskannya dengan sosok Bible, mereka berjalan-jalan keliling taman bersama Barcode sambil tertawa bersama.
Senja begitu baik menampilkan warna indahnya melatarbelakangi suasana hangat yang Bible dan Ta ciptakan selama berbincang bersama.
Saat matahari mulai menghilang, cerahnya langit berganti gelap bertaburan beberapa bintang, Bible dan Ta memutuskan untuk meninggalkan taman tersebut, mencari makanan sebelum pulang.
“Ta mau makan apa?” tanya Bible, berjalan berdampingan dengan Ta menuju mobil yang ia kendarai.
“Bebas, kak Bible mau makan apa emangnya?” dia bertanya balik.
Bible mengangkat kedua bahunya, menyatakan dia sendiri tidak tahu, “Aku nurut kamu aja.”
Ta menghela nafasnya, “Aku nanya kak Bible, kak Bible bilangnya ‘aku nurut kamu’ kan aku tuh ga tau mau makan apa makanya aku nanya.” dia mengeluh.
Bible tertawa, “Iya-iya deh, kita makan sushi mau?”
“Sushi?” katanya sambil melirik Bible dengan ekspresi wajah yang seperti sedang memikirkan baik-baik tawaran pria itu.
Bible mengangguk, “Iya, mau ga?”
“Emang di mana?”
“Di mall deket sini, mau?”
“Boleh deh.”
****
“KAK PEDES KAK!!!” Ta mengipas-ngipas lidahnya saat wasabi yang ternyata terlalu banyak itu menyentuh lidahnya.
Bible bukannya membantu malah menertawakan dirinya, kak Jeff sama temennya ini sama saja. Menyebalkan.
Bible mendorong botol minum Barcode, “Nih minum.” katanya menggoda Ta.
“YANG BENER AJA DONG KAK!! CEPETAN PEDES BANGET INII.” dia merengek, terus menjulurkan lidahnya keluar, rasa panas terus menyerang seluruh mulut Ta.
Bible tertawa lagi, mengambil botol air mineral yang sempat mereka beli di taman.
“Nih mi—” bahkan botol tersebut belum sampai di seberang meja, Ta dengan sigap mengambil botol air mineral itu.
Gluk, gluk, gluk, “AHHH!! habis. Hehe.”
Bible terperangah melihat anak remaja dihadapannya ini menegak habis air mineral itu dalam hitungan detik.
“Buset, pedes banget gitu?” tanyanya. Berusaha melihat piring kecil berisi soy sauce yang tertutup oleh beberapa barang, begitu netranya dapat menjangkau piring kecil itu Bible menjatuhkan rahangnya saat melihat wasabi yang Ta taruh di piring kecil miliknya.
Dia berseru keras, “Ya pantesan lah!”
“Kak! jangan keras-keras ngomongnya ih! malu diliatin orang.”
Bible malah nyengir, “Oh iya, hehe maaf.”
“Itu wasabi segepok begitu ya iyalah pedes, secuil aja udah pedes banget, gimana segitu.” ucapnya sambil menunjuk piring kecil yang berisi soy sauce dan wasabi segepok milik Ta.
“Masa sih? ya aku kan ga tau, kenapa kak Bible ngga bilang dari tadi? jahat banget, udah kepedesan baru dibilang.”
“Ututututu maafin kak Bible ya?” Bible seperti sedang berbicara dengan anak kecil, sembari mencubit pipi gembul Ta.
“Kak! sakit!!” akhirnya dengan berat hati Bible melepaskan cubitan pada pipi lembut Ta.
“Aku bukan anak kecil ya! ngomong kayak gitu sama Barcode! bukan sama aku!” dia menggerutu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑𝐇𝐎𝐎𝐃, 𝗃𝖾𝖿𝖿𝗍𝖺
Fiksi PenggemarKatanya sih saudara, tapi kok mesra? Cerita Ta Nannakun yang tiba-tiba bisa punya kakak sekaligus adik dalam waktu satu malam.