CHAPTER 12

558 37 2
                                    

Pagi telah tiba kembali, matahari mulai memperlihatkan sinarnya yang indah menyinari dunia ini. Jun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara berisik di dapurnya.

" Siapa pagi-pagi begini datang?  Dan ribut didapur? Apa nathan? " Gumam jun, kepalanya sudah tidak pusing lagi sekarang jadi jun bisa bergerak lebih leluasa. Jun melihat  perban di tangannya  sudah berganti baru , tapi mengapa dia tak merasakan apapun? Seharusnya dia merasa perih karna jun akan sangat sensitif akan pergerakan kecil di sekitarnya saat dia tertidur.

Jun meraba-raba, pakaian miliknya. Masih sama, kamarnya pun tak berantakan terutama kasurnya. Malah kamar jun kini terasa sangat segar dan harum bunga melati. Apa wonwoo tak menyentuhnya?, Batin jun. Atau wonwoo menyentuhnya tapi dia langsung merapikannya.

Badan jun sepertinya lebih terasa ringan sekarang. Jadi jun mencoba bangun dari kasurnya dan berjalan ke arah dapur. Jun berjalan sangat pelan karena masih terasa sedikit nyeri di bawah dan badannya.

Sampainya di dapur, jun melihat wonwoo sedang memunggunginya dan berkutat dengan bahan makanan. Jun menatap bingung, kenapa wonwoo mau melakukan ini semua. Bukan kah...

" Oh hai jun, morning! . Sudah bangun? Apa tanganmu masih perih? Bagaimana dengan badanmu masih terasa sakit? Well suhu badanmu kemarin agak meningkat " ujar wonwoo khawatir yang berbalik melihat jun di ambang pintu kamarnya. Wonwoo mendekat kearah jun dan menuntunnya ke meja makan.

" Hari ini aku memasak spesial untuk mu, jadi ku harap kau menghabiskannya kalau tidak, aku akan menghukummu "

" Oh ya, aku sudah mengganti perban mu tadi, dan jangan lupa untuk menggantinya kembali oke? "

Jun membulatkan matanya, hah? Oh jadi yang mengganti perban itu wonwoo. Tapi bentar, wonwoo mau menghukumnya sekarang? Pagi2 begini?  Dan kenapa wonwoo mau repot-repot menganti perbannya?

Yang benar saja! Ini mimpi? ( Batin jun )

Wonwoo menaruh beberapa makanan dan susu hangat didepan jun yang terlihat terdiam dan menepuk kepala jun pelan. " ini dimakan ya, dan ini obatnya. Oh ya j- " omongan wonwoo terpotong karena ada suara ponselnya dari hp wonwoo. Wonwoo langsung mengambil hpnya dan menekan tombol hijau di layarnya. Wonwoo sedikit mwnjauh dari jun untuk berbicara dengan orang di sebrang ponselnya.

Jun di meja makan  hanya duduk terdiam di meja makan, sambil sedikit melihat kearah wonwoo, tapi setelah itu ia cepat mengalihkan perhatiannya.
Wonwoo melepas apron yang dia gunakan. Lalu mematikan ponselnya.

" sayang sekali aku tak bisa menemanimu sarapan hari ini, karena tiba- tiba orang dari proyek menyuruh untuk mengecek proyek yang berjalan " ujar wonwoo memasang muka sedih. Ya benar sangat sedih, wonwoo sangat ingin makan bersama dengan jun hari ini dan menghabiskan waktu sebelum kerja. Tapi itu gagal.

" Tenang saja, aku udah chat nathan tadi buat nolongin kamu disini nanti. Bentar lagi sampe kayaknya " ujar wonwoo sambil ingin mengelus kepala jun, tapi tangannya tertahan karena wonwoo takut jun tidak nyaman seperti kemarin. Jadi wonwoo hanya tersenyum saja.

" Good bye jun, aku akan kesini nanti tenang saja " ujar wonwoo lalu menaruh apronnya dan mengambil tas kerjanya , pergi dari rumah jun dan bergegas ke mobilnya.

Dan benar saja, tak lama kepergian dari wonwoo. Nathan datang dengan membawa beberapa barang. Entah apa yang dibawanya. Jun enggan mengeluarkan suara.

" Kak, pagi. Wah lagi makan ya? Emm makan dulu kak nanti aku samperin lagi ya buat mastiin obatnya. Biar kak wonwoo ga marahin aku lagi " ujar nathan menaruh barangnya di atas meja dapur.

Jun melanjutkan makannya, setelahnya jun minum obat yang disiapkan. Tak tau rasanya hati jun lebih tenang dari sebelumnya. Semoga terus seperti ini. Semoga hatinya terasa nyaman terus dan suara-suara berdenging itu tak pernah terdengar lagi. Jun benci suara itu.

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang