"ASSALAMUALAIKUMMMMMM. ALMAA. ADA ORANG KAN DI DALAM?!". teriak ira masuk ke dalam rumah bernuansa putih itu sambil memegang boneka beruang besarnya.
Lalu ia cengengesan saat menemukan si empunya rumah berada diruang televisi. "Eh tante, almanya mana?". Tanya nya pada tante tina. Ibunya alma yang hanya geleng-geleng biasa melihat kelakuan ira. "Alma di kamarnya. Sana gih".
"Siap tante bos". Sambil memembentuk tangan hormat. "Aku kesana dulu yaa tante, om". Pamitnya berlalu.
Malam ini ira memang akan menginap di rumah alma karena mumpung besok hari libur jadi ingin memanfaatkan libur dengan quality time bersama teman katanya padahal mah emang lagi males dirumah.
"Almaaaaaaaaaaa kusayangggg kuuuu rinduuuu". Girang ira berlari menghampiri alma yang duduk di atas tempat tidur lalu memeluknya. "Apa sih ra lebay tau. Mana boneka lo gede banget lagi". Risih alma yang dipeluk.
Yang di omeli malah mengerucutkan bibir. "Ihhh kalo tamu datang tuh di sambut dengan baik ma bukan di cuekin apalagi dimarahin". Lalu ikut duduk disamping alma.
"Dih. Emang lo tamu gue? Kapan gue ngundang lo? Lo nya aja kali yang main main datang kesini". Ucap alma Sunguh benar-benar menusuk hati.
Ira yang mendengar kini malah berbaring yang semula tadi duduk.
"Ohhh gue tauuu! lo pasti ada maunyakan? Makanya kesini" tuduh alma menunjuk ira sambil memincingkan mata.
"Hehe tau aja" jawab ira cengengesan lalu duduk kembali. "Ihhhh kok lo malah baring sih gue kan baru duduk". Protes ira pada alma yang malah mengubah posisi baring.
"Belakang gue pegel ege. Duduk mulu". Ucap alma sedikit kesal.
Lalu ira ikut berbaring lagi dengan berbantalkan bonekanya agar enak jika berbicara dengan alma nanti. "Almaa. Jangan sibuk sama hp mulu dong. Emang lagi ngapain sih? Chat sama gebetan yaa? Kok punya gebetan gak kasih tau sih?" Ucapnya lalu menggeser sedikit mendekati alma agar dapat melihat layar ponsel alma.
"Dasar kepo. Kalo mau curhat, ya curhat aja gak usah kepo sama privasi orang ". Alma malah menjauhkan ponselnya saat ira mendekat.
"Dih pelit amat" ucap ira yang cemberut.
Alma yang di kata seperti itu langsung sewot. "Serah gue dong. Ini kan privasi".
"Yee sok-sokan privasi. Kek punya aja". Balas ira menatap langit-langit kamar alma yang di tempeli aksen bintang bintang. "Dasar pelit". Lanjutnya.
"Lo kalo mau ngebacot doang mending pergi aja deh ra". Usir alma karena terlanjur kesal lalu kembali fokus pada hpnya.
Tapi ira yaaa ira. Udah tahan banting sama omongan alma yang selalu pedas kek bon cabe.
"Ma tau gak gue suka sama seseorang". ucap ira.
"Iya tau. Lo kan kalo liat cowok bening dikit langsung bilang suka". Kata alma mengiyakan.
"Ihh alma gue serius tau. Gue lagi suka sama dia. Enggak tau sih gue yang geer atau apa yang penting akhir-akhir ini tuh beda tau dari sebelumnya". Jujur ira juga tidak membantah perkataan alma.
"Lo denger gue kan ma?". Tanya ira karena merasa di acuhkan
"IYA RIANA ALFAYRA. Lo mah ketimbang mau curhat aja banyak mau, lama-lama gue gak mau denger nih". Protes alma sedikit kesal kini duduk menghadap ira karena bener benar naik api.
"ALMAAAAA, IRAAAAA KENAPA MASIH BERISIK? INI UDAH TENGAH MALAM WAKTUNYA TIDUR. NANTI TETANGGANYA KEGANGGU". Teriak tante tina dari ruang tv. "SEKARANG TIDUR GAK USAH BEGADANG". Lanjut tante tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMCATCHER
Teen Fiction"Dia bukan cowok badboy yang suka masang wajah datar dan bersikap dingin. Dia hanya cowok pendiam yang irit ngomong dan gak suka basa basi" Disisi lain..... "Dia juga bukan cowok yg tengil, suka ngereceh gak jelas, yang bobrok-bobrok gak jelas. Dia...