Warning: Super OOC, gaje, typo(s), crack couple, bosenin, alkohol dan lemon!
.
.
Kesibukan Hinata dalam mengurusi usaha barunya di Tokyo cukup menguras waktu. Bagus, sekarang dia sudah tidak menjadi pengangguran seperti dua minggu lalu. Tapi, badannya cukup lelah. Beberapa hari terakhir ini ia pulang larut malam. Di saat orang rumahnya yang bekerja kantoran mungkin sudah tidur lelap, Hinata bahkan belum makan malam.
Hinata berniat pergi ke dapur dulu. Mengambil beberapa makanan yang disisakan Matsuri untuknya sebelum bersih-bersih. Tapi, langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu dari dapur.
"Ahnn, Neji-sama."
"Kau mengapitku dengan erat, Matsuri."
Shit. Ada yang bercumbu di dapur rumahnya. Bukan sembarang orang. Kalau Hinata tidak salah lihat dan dengar, itu kakaknya dengan Matsuri? Pelayan rumahnya sendiri? The hell, apa yang dipikirkan Neji? Setidaknya mereka bisa melakukan di kamar, 'kan?
Hinata mematung selama beberapa saat. Ia tidak tahu musti bagaimana. Haruskah ia tiba-tiba muncul dan mengejutkan kedua orang yang ada di dapur? Konyol. Hinata tahu betul sebagai pemilik club, jangan mengganggu orang yang sedang bercinta. Saat sedang bergelut dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba Hinata merasakan tarikan di tangannya.
"Sasuke?"
"Ssstt.. Jangan bicara terlalu keras." Sasuke menempelkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri. Ia memojokkan Hinata ke dinding luar dapur.
"Apa yang kau lakukan?" Hinata bertanya dalam bisikan.
"Aku? Menyelamatkanmu." Hinata mengernyit.
"Maksudmu –ap"
"Sudah kubilang jangan bicara terlalu keras."
Sasuke membekap mulut Hinata. Tubuhnya semakin merapat pada Hinata. Damn. Dada mereka hampir bersentuh. Tunggu, bukan saatnya Hinata berpikiran begitu. Tapi, di balik dinding tempatnya bersandar, ada orang yang sedang bercumbu dengan desahan yang terdengar menggaung di telinga Hinata. Duh, gimana?
"Ayo ke kamarmu. Ingat, jangan terlalu berisik."
Sasuke mundur. Ia menuntun Hinata berjalan perlahan untuk menuju kamarnya yang memang berada di lantai satu, tidak terlalu jauh dari dapur. Sasuke membuka dan menutup pintu kamar dengan sangat perlahan.
"Apa yang kau lakukan?" Hinata mengulangi pertanyaannya.
"Bersembunyi sampai mereka selesai."
"Tsk. Lagian kenapa sih mereka melakukannya di sana?"
Hinata berdecak. Ia menaruh tas yang dibawanya dan melepas jaket yang dipakainya, menggantungkannya di balik pintu. Saat melewati Sasuke, pria itu terlihat membuang muka.
"Apa?" tanya Hinata tak acuh.
Double shit. Hinata pakai tube top sampai pertengahan perutnya.
"Jadi, apa yang kau lakukan tengah malam begini, Sasuke?" Sasuke menoleh pada Hinata yang bersandar di sofa.
"Aku mendengar suara mobilmu dari kebun."
Sasuke? Di kebun? Malam-malam? Aneh.
"Aku tahu Neji dan Matsuri belum tidur. Untuk berjaga-jaga, makanya aku mengikutimu yang berjalan menuju dapur."
"Kak Neji dan Matsuri." Hinata memberi jeda. "Apa mereka sudah lama berhubungan seperti itu?"
"Begitulah." Sasuke mendekat dan ikut duduk dengan Hinata di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Bond [SasuHina X Kiba]
FanfictionRating: M, 21+ BUKAN BAGIAN DARI UNIVERSE UNWANTED BOND SHIKAHINA!!!! Hinata memang pernah ingin terikat dengannya. Membayangkan ia tenggelam pada titik terdalam Hinata. Tapi, Hinata sudah tidak mau. Keinginannya sudah mati sejak bertahun-tahun lalu...