1. Little did I know

1 0 0
                                    

Mimpi. Sudah sejak lama mimpiku menjadi seorang dokter selalu mendukungku untuk melakukan hal - hal di luar batas kemampuanku. Tidur kurang dari 5 jam pun sudah menjadi kebiasaan bagiku yang masih duduk di bangku SMP. Tapi semua itu rasanya terbayar karena sampai saat ini aku merasa banyak hal baik terjadi padaku, maksudku dalam urusan pendidikan.

Takut dengan lingkungan baru, itulah yang selalu aku rasakan. Tapi, SMA aku sekelas dengan orang orang yang aku kenal. Jadi aku berpikir bahwa mungkin SMA akan menjadi masa-masa terbaikku, lebih baik dadipada saat SMP. Bayangan akan indahnya kehidupan SMA seperti di novel remaja yang selama ini aku bacapun mulai bermunculan. Dari melihat kawanan kakel tampan nan pintar, sampai setiap ke kantin pasti selalu bersama dengan cewek-cewek di kelas.

Aku merasa masa kelas 10 ini sangatlah seimbang semuanya. Hanya memang percintaan tidak menjadi hal yang aku harapkan terjadi di SMA. Yah.. fokusku selalu dengan ikut lomba, les, dan belajar sendiri di rumah. Penuh. Rasanya setiap sekolah yang ku pikirkan hanyalah pr dan projek baru tawaran lomba esai. Tapi, yah ada saja orang yang mengusikku. Di suatu pagi yang indah dan penuh semangat untuk sekolah, satu tas cokelat bergambarkan karakter anime tergeletak di atas mejaku.

"Buset ni si Denzi naruh tas sembarangan," ucapku sambil berjalan ke arah mejaku.

Sesampainya di mejaku, ternyata ada kertas di atas tas itu yang bertuliskan
"NITIP WOY BENALU"

Benalu. Sesaat aku menyeringai, satu satunya orang yang memanggilku dengan sebutan itu tentu saja Sky. Yah, sudah sejak SMP entah kenapa aku dan dia sama-sama memanggil satu sama lain dengan sebutan benalu. Langkah pertama yang ku lakukan tentu mengeluarkan ponsel dan chat si bocah itu. Kenapa juga anak itu tumben menaruh tasnya di mejaku. Sembari menunggu balasannya, aku memindahkan tasnya itu ke meja di dekat kaca.

Oiya, karena kekurangan ruang kelas, kelas MIPA sementara menggunakan ruang lab. Jadi meja yang kami gunakan adalah meja panjang yang cukup untuk digunakan 4 orang. Aku dan Danzi sekelas, lalu karena aku tidak punya pilihan lain untuk teman duduk, hanya Danzi pilihan terakhirku. Lagi pula sejak SD takdir selalu mempertemukanku dengannya.

***
Jam istirahat telah tiba. Sky bilang tasnya dia titip karena sedang ada kelas olahraga dan dia malas untuk membawa tas setelah pulang kelas olahraga nanti. Jadi seharusnya anak itu akan mengambilnya sekarang, di jam istirahat.
Tapi anaknya tidak muncul muncul. Akhirnya aku buka tasnya dan melihat lihat catatan yang dia punya. Kaget, tulisannya masih sama denganku ternyata, sejak SMP tidak berubah. Tapi anehnya, catatannya sungguh berwarna warni, berbeda denganku yang sangat malas menghias catatanku.

Tidak lama kemudian, setelah jam pelajaran sudah hampir mulai, Sky muncul di depan pintu kelasku. Kondisi kelas ramai, jadi seperti biasa, dia tidak mau masuk dan akupun membawakan tasnya.

"Hadehh.. akhirnya diambil juga. Nih," ucapku sambil berjalan dan memberikan tasnya kepada Sky.

Sky tersenyum dan berkata, "yeyy makasi benaluuu."

"Harus ya nitipnya tiba tiba begitu? Ku kira tas siapa buset. Lain kali chat dulu napa," omelku padanya.

"Tak nak. Kamu kan babuku, jugaan dah aku isi kertas dan pesan di atas tasnya, akhirnya kamu baca juga kan."

"Ya kan ga isi namanya woy. Dah dah sana balik ke kelasmu."

"Huhu, sibuk amat, belum juga datang gurunya."

"Eihh dah jam masuk, ntar si datang."

"Yelahh."

Sky pun pergi dengan wajah menyebalkannya itu, sepertinya dia berasa menjadikanku babunya. Yah, percakapanku dengannya selalu seperti itu. Singkat dan terisi penuh tensi dari satu sama lain. Tapi entah kenapa kami masih berteman hingga sekarang. Padahal jika aku orang normal, mungkin seharusnya aku abaikan saja pesan pesan randomnya itu. Yah, terkadang aku diamkan juga si. Tapi dia akan mulai lagi dan lagi jika tidak diladeni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang