"Apa kau benar-benar bisa membaca pikiran?"
"Pffft.." Rose yang sibuk membuka bungkus makanan nya, menahan tawa saat mendengar perkataan Jennie. Dia mencoba mengendalikan diri dengan kembali menormalkan ekspresinya.
"Itu terserah Unnie mau percaya atau Nggak" Ucap Rose dengan nada acuh sambil menata makanan di meja kopi depan sofa.
Jennie menatap tajam kearah Rose. Jelas sekali dia melihat rose yang menertawakan dirinya. Dalam sekali lihat, Jennie yakin jika Rose telah mempermainkan nya.
"Seseorang memberi tahu mu." Ucap Jennie, jelas sebuah pernyataan bukan pertanyaan membuat Rose terkekeh pelan pada tebakan Unnie nya.
Namun, Rose tidak menghiraukan perkataan Jennie. Dia kembali berkata setelah selesai menata makanan di meja. "Kemari Unnie, Ayo makan bersama."
Rose kemudian menyendokan nasi ke mulutnya. Dia melihat dengan wajah polosnya kearah Jennie yang memberinya tatapan Dingin.
"Apa?" Tanya Rose pura-pura tidak tau dengan arti tatapan Jennie.
"Siapa?"
"Apanya?"
"Siapa yang memberitahumu?"
"Memberitahu soal apa?"
Jennie menghela napas frustasi saat melihat Rose yang melihatnya dengan polos. Jennie tidak tau apakah Rose benar-benar tidak tau maksudnya atau dia hanya pura-pura. Yang pasti Jennie marah dengan sikap Rose.
Sedangkan Rose kembali memasukan makanan ke mulutnya. Wajahnya masih menunjukan ekpresi polos kearah Jennie, Pipi chubby nya bergerak dengan lucu saat dia mengunyah. Jika LiSoo di sini, Mereka mungkin akan langsung mencubit pipi Rose dengan gemas. Karena saat ini, Rose persis seperti tupai yang memakan biji kenari.
"Berhenti berpura-pura." Tekan Jennie tidak peduli pada wajah mengemaskan Rose.
"Hehe" Rose terkekeh pelan mendengar ucapan Jennie. "Kau benar Unnie. Seseorang memang memberitahuku soal ini. Sekarang berhenti menginterogasi Unnie. Ayo makan" Ucap Rose sambil kembali menyendokan makanan ke dalam Mulut nya.
"Siapa?" Tanya Jennie lagi.
Rose tidak segera menjawab. Dia mengunyah makanan nya terlebih dahulu. Menelan nya, kemudian Dia mengambil air minum dan meminumnya.
Melihat Jennie yang sudah berada diambang emosi, Rose akhirnya menjawab. "Sudah ku bilang, Hubungan kita tidak dekat sampai aku harus berbagi rahasia dengamu, Jennie Unnie"
Jennie menatap nya dengan dingin. Tapi, Rose tidak peduli. "Ini Privasi, Kau tidak bisa memaksaku" Lanjutnya sebelum kembali memasukan makanan ke dalam mulut nya.Jennie terdiam mendengar jawaban Rose. Kepalanya dipenuhi pikiran. Benar kata Rose, hubungan mereka tidak dekat sampai Rose harus menceritakan semua hal padanya. Tapi, Jennie ingin tau dari mana Rose mengetahui soal kim Jisoo karena Dia dipenuhi rasa takut sejak pembicaraan nya dengan Taehyung pagi tadi. Dia Takut jika sesuatu yang buruk benar-benar terjadi. Terutama pada Jisoo.
Walaupun Jennie membenci Jisoo dan menolak kehadirannya. Tapi, Dia tidak bisa membiarkan Jisoo terlibat karena Jika Jisoo dalam masalah. Maka Jennie yakin Irene akan kecewa padanya. Dan Jennie tidak mau mengecewakan sahabat sekaligus Orang yang dianggap sebagai Unnie itu.
Disisi lain, Rose merasa puas dengan ekspresi yang di berikan Oleh Jennie. Sebenarnya tadi Rose hanya berniat mengkonfirmasi, apakah yang dikatakan Jisoo kemarin malam benar atau tidak.
Bukanya Rose meragukan Ucapan Jisoo. Hanya saja. Kecelakaan yang terjadi antara Jisoo dengan Jennie benar-benar tidak pernah ada dipikiran Rose. Apalagi sampai mereka terikat karena kehadiran seorang bayi. Menurutnya, kebetulan keterikatan mereka seperti sebuah lelucon yang tidak akan menjadi nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
Hayran KurguRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...