Di suatu tempat..
Seorang laki-laki berdiri memunggungi dua paruh baya yang sedang diam dan duduk di seberang meja nya.
Tak ada yg tau pasti apa yang mereka bicarakan, bahkan sang sekertaris laki-laki itu pun di usir oleh tuan nya dari ruangan luas itu.."Huft.."
Helaan nafas terdengar dari mulut laki laki itu..
Tak ada niat membuka suara bahkan menjawab pertanyaan dari dua paruh baya tersebut..Sang paruh baya laki-laki bergerak menghampiri sang anak, menepuk bahu lebar tersebut sebanyak 2 kali, menghampiri sang istri lalu merangkul pinggang nya dan perlahan pergi dari ruangan tersebut.
Sang sekertaris yg melihat dua paruh baya tersebut keluar dari ruang tuan nya membungkukkan kepalanya sampai mereka tak terlihat di ujung lorong.
Melangkah masuk ke ruangan tuan nya kemudian menutup pintu kembali."Tu~"
"Aku ingin sendiri"
Sang sekertaris tau apa maksud dari laki-laki itu pun memilih keluar dari ruang tersebut.
Lama dia menatap ke arah luar ruangan itu, akhirnya ia memilih kembali duduk dan kembali bekerja..
Sunyi
Bahkan hanya suara hembusan angin yang terdengar dari ventilasi udara..
Ia suka tenang, ia suka sepi, ia suka sendiri,
Bahkan ia suka gelap.Lama berkutat dengan kertas² sampah itu ia sampai tak sadar sinar mentari sebentar lagi terbenam di ufuk barat.
Ia pergi dari ruang itu dan berjalan menuju ke kamar nya yang tak terlalu jauh dari ruang kerjanya.
Pergi membersihkan diri lalu bersiap menjemput mimpi. Ralat, menjemput gelap lebih tepatnya.
Laki² ber surai hitam itu hampir tak pernah bermimpi selama hidup nya.
Lihat, bahkan mimpi pun takut hadir dalam hidupnya..Menyedihkan
DI TEMPAT YANG BERBEDA
Jam menunjukkan pukul 15.30
Seorang gadis berambut merah itu tengah sibuk bekerja di kafe miliknya.
Yah, walaupun dia adalah bos disini. Tapi ia dengan senang hati membantu karyawan / teman² nya, ia tak pernah memandang mereka sebagai karyawan nya tetapi teman.
Ia selalu berkata kepada semua karyawan nya untuk tidak sungkan meminta tolong ketika kafe ramai seperti sekarang ini.
Tapi itulah masalah nya, para karyawan nya malah merasa sangat sungkan dan merasa tidak becus bekerja karena sang bos malah membantu pelayan seperti mereka.
"Li, tolong antarkan pesanan ini ke meja 1.3 ya, aku ada urusan sebentar di atas"
"Baik Miss"
Dia lalu pergi ke lantai 3 gedung itu, ke lantai pribadinya, Ia melupakan sesuatu..
Tring,,tring,,tring,,
Nah kan, gadis itu lalu menepuk dahi nya karena ceroboh melupakan hal penting seperti ini
Ia lalu melangkah menggapai telfon dari meja kerja nya, lalu mengangkat panggilan itu secepat mungkin yang dia bisa..
"Hal~"
"APA KAU SUDAH MELUPAKAN AKU, KAU INGIN MENJADI ANAK DURHAKA? JIKA IA MAKA AKAN KU KUTUK KAU MENJADI KAYA"
"Ma~"
"AKU TAK INGIN MENDENGAR ALASAN MU, CEPAT PULANG~, TUT "
Gadis itu menghela nafas, kenapa ia punya ibu seperti ini sih. Selalu berteriak dan mengomel padanya sepanjang waktu..
Rasanya ia ingin menukar sang ibu dengan malaikat saja agar ia bisa hidup tenang.
Tapi tak mungkin kan..
Jalan satu-satunya adalah ia segera pulang, sebelum terjadi kiamat akibat amarah sang ibu.
Bercanda, ibu nya tak mungkin bisa berbuat seperti itu, mungkin?Mengambil hal yg penting dan memasukkan nya ke dalam Sling bag berwarna biru yg dia punya lalu bergegas mengambil kunci dan pergi dari kafe nya..
Ia bahkan tak sempat menyapa dan mengabari sang kasir bahwa ia akan pulang, karena ini adalah keadaan urgent, panggilan sang ibu adalah hal yang menyeramkan..
Sang karyawan yg melihatnya berlari dengan panik tersebut hanya bisa tercengang, apa yang terjadi? Fikir mereka..
*Sampai jumpa di part selanjutnya, maaf jika ada kesalahan penulisan atau apapun itu.
Bye-bye 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
AKLES MEHRAN AKALANKA
FantasyCling.. Seorang paruh baya menatap ke arah dua orang yang tiba" menghilang dalam hitungan detik.. ia menggaruk tengkuknya dan bergumam sembari melangkah pergi dari hutan itu.. "aku rasa aku tak mengigau, aku jelas² melihat mereka dan mansion megah i...