Oddinary Lunch

5 1 0
                                    

Sydney baru saja meninggalkan gedung kantornya bersama Lexie yang menjemput untuk makan siang.

Di sepanjang perjalanan menuju tempat mereka akan menghabiskan waktu sambil makan siang nanti, Sydney memandangi Lexie hampir tak berkedip.

Dan Lexie ternyata menyadarinya, dia menoleh sekilas sambil fokus menyetir, kemudian menyimpulkan senyuman kecil pada bibirnya.

"Kau begitu merindukanku sampai menatapku tak berkedip?" Godanya yang kemudian membuat Sydney tertawa kecil menanggapi ledekan Lexie sang kekasih.

"Aku hanya merasa bersyukur masih bisa melihatmu seperti biasa" katanya

"Oh ya? Kenapa bisa begitu?" Tanya Lexie lagi hanya sesekali menatap Sydney

"Ya, tentu saja. Bagaimana aku gak kepikiran? Kau terakhir kali meneleponku subuh-subuh sambil merengek hampir menangis tentang meeting Akbar yang batal digelar karena kau menerima penolakan dari mereka semua" jawab Sydney apa adanya

"Oh, no! Babe... Come on! Bisakah kita gak membahas itu lagi? Ayah pasti akan memarahi mereka karena tak menyambutku"

"Okay, maaf. Tapi aku hanya membayangkan bagaimana perasaanmu saat itu, kau tahu? Kau sedang bersedih, tanpa seseorang di sampingmu saat kau tidur untuk memelukmu? Aku yakin kau sangat terpuruk saat itu, hmm?" Kini gantian Sydney yang menggoda Lexie sambil menyikut kecil lengan Lexie

Dan Lexie mesem dengan wajah merona, "Ah, kau benar-benar tahu bagaimana pacarmu ini sangat membutuhkanmu, huh?"

Sydney terkekeh, "I love you" kata Sydney tiba-tiba.

Lexie menatapnya dan memberikan senyum kilat pada Lexie...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mereka telah sampai di sebuah restoran sambil menyantap makanan penutup. Ya, mereka sudah menghabiskan makanan utama mereka dan juga camilan, Lexie menyewa tempat duduk ruangan VIP di rooftop restoran dengan pemandangan kota yang indah nan menakjubkan dan terlihat kecil jika dari atas sana.

Mereka sebenarnya berada di outdoor, namun terdapat 3 buah bilik mewah berukuran 3,5 meter semi indoor dengan ayunan yang muat hanya untuk 2 orang saja, beserta meja makan pas di dada di hadapan kita, lalu bagian depan langsung mengarah ke balkon dengan pemandangan yang dapat membuat kita terkagum-kagum.

Lexie merangkul bahu Sydney yang bersandar di dada dan memeluk pinggangnya. Hening sejenak di antara mereka berdua, hanya ada suara angin lembut yang dihasilkan daun-daun bergesekan dari pohon sekitar yang sengaja ditanam di sana.

Kemudian Sydney mulai membuka suaranya, "Kenapa sih kau harus menyewa tempat mewah dan mahal begini cuma buat makan siang? Kita kan bisa mampir ke kafe yang harga makanannya lebih terjangkau" sambil mendongak menatap Lexie yang cuma menyeringai kecil.

"Itu takkan pernah terjadi jika kekasihmu masih seorang Alexio Finneas" katanya, Sydney hanya mengerutkan bibirnya sedikit. "Ada alasan mengapa aku jadi mengubah rencana mengajakmu makan siang di tempat ini"

"Oh ya? Kalau begitu apa alasannya? Bukan karena sesuatu yang..."

"Kau pikir aku mau melakukannya di sini? Tidak mungkin baby" Lexie kemudian berusaha mengecup leher Sydney. Sydney terkekeh kegelian, kemudian Lexie menatap Sydney lagi dengan saksama, "Baby... Kau benar-benar gak sadar jika sejak tadi kita diikuti anak buah ibuku?" Ujar Lexie.

Mendengar ucapan Lexie, Sydney segera melongo dengan polos, "Yang benar? Aku sama sekali gak menyadarinya, bahkan gak tahu sama sekali kalau kita diikuti"

Tale as Old as TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang