14 | Satu Bangku

2 1 0
                                    

Happy Reading ❤️

"Jika diibaratkan, kamu seperti magnet yang selalu menarik hatiku, tanpa berniat memberi kesempatan untuk berpaling."
-Gibran Rahardian K-

🌼🌼🌼

Semakin lama kita berada di bumi, semakin cepat pula waktu berlalu di sekitar kita. Seakan-akan hal yang terjadi beberapa saat lalu baru terjadi kemarin. Ironis memang. Tapi kita yang hanya sebatas manusia hanya bisa menikmati kehidupan sehari-hari dengan waktu yang sudah Tuhan atur.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Naura. Seperti baru kemarin gurunya mengumumkan beberapa hal penting terkait study tour, eh ga kerasa hari ini tiba saatnya dimana study tour dilaksanakan.

Study tour angkatan Naura dilaksanakan selama empat hari dua malam di pulau Dewata Bali. Ini kali pertama Naura menginjakkan kakinya di salah satu destinasi wisata terbesar di Indonesia.

Dari jam setengah enam pagi tadi sekolah Naura sudah ramai oleh siswa siswi angkatannya. Karena ini adalah satu-satunya event besar di sekolah swasta tersebut, jadi tidak heran jika banyak dari mereka yang excited dalam kegiatan kali ini. Lagian siapa sih yang ga mau jalan-jalan ke Bali?

"Al, kita duduk di bangku nomer berapa?!" Tanya Keira kepada Alissa yang baru saja memasukkan koper kedalam bagasi bus.

"Nomer 19 sama 20 Ra, kemarin si Reina sengaja bookingin kita di nomer itu, biar bisa depan belakang sama dia." Jawab Alissa.

"Oh gitu.. yaudah yuk masuk, sambil nunggu mereka mending kita ngadem."

"Ee Ra, tapi gue mau ke km bentar. Lo masuk duluan gaapa kan?!"

Naura menghela nafasnya. "Yaudah deh. Tapi jan lama-lama loh!"

"Iya Ra iya!!" Sedetik kemudian Alissa langsung berlari menuju kamar mandi terdekat.

Dapat Naura lihat bus masih terisi sekitar seperempatnya. Padahal ia kira sudah hampir penuh. Ia berpikiran seperti itu karena lihat saja diluar sana sudah hampir seluruh murid angkatannya tiba. Ah apa mereka masih pada diluar ya? Ah sudahlah, ngapain juga ia memikirkan hal tidak terlalu penting itu.

Setelah memasukkan tote bag nya kedalam bagasi atas, Naura pun memilih untuk duduk di samping jendela. Lalu, ia merogoh sling bag, mencari earphone wireless pink miliknya. Dan segera ia pasang pada kedua telinganya. Sedetik kemudian lagu di playlist itu langsung memenuhi gendang telinganya.

Ia melempar tatapannya kesrah luar jendela. Banyak orang yang berlalu lalang disana. Memperhatikan setiap gerak-gerik dari mereka adalah salah satu kegiatan favorit Naura disaat tak ada hal yang ia lakukan, seperti sekarang. Naura juga tidak tahu, entah kenapa ia bisa tertarik dengan hal sesederhana ini.

Saking fokusnya, Naura sampai tidak menyadari kehadiran seseorang disampingnya. Ia baru menyadari disaat ia mendengar deheman seseorang.

Sontak mata Naura membulat. Ia sangat terkejut. Pasalnya orang yang duduk disampingnya bukanlah Alissa. Melainkan Gibran dengan senyuman tanpa dosa nya.

Ah Naura lupa jika dirinya berada di satu bus dengan Gibran. Andai ia bisa protes, maka ia akan mengatakan bahwa dirinya keberatan berada di bus yang sama dengan kelas Gibran.

"Gue minta tukeran sama Alissa karena gue ga kuat  duduk di bangku belakang. Bawaannya pengen mual terus." Perkataan Gibran itu seakan-akan menjawab beberapa pertanyaan dikepala Naura.

Kok bisa pas gitu ya? Apa jangan-jangan Gibran cenayang? Omg! Ga mungkin banget kan??!

"Oh gitu."

Gibran memiringkan kepalanya kearah Naura berpaling, sehingga membuat wajahnya bisa menatap Naura dengan sepenuhnya. Sontak Naura langsung menutupi wajahnya dengan bantal kepala hello Kitty ditangannya.

EVANESCENT : Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang