"Entah kenapa, hati ini terus berdebar ketika mendengar nama mu di sebut. Apa ini cinta atau hanya sebuah kekaguman semata."
-Alifah Kaina Syahira-
°°°
Tandai typo ya!
Alifah masuk ke dalam coffee shop dengan wajah yang terlihat senang. Entahlah, kenapa ia bisa sesenang itu? Pikir Alifah. Alifah segera memakai seragam yang sudah tersedia dengan pegawai coffee shop ini. Tak butuh waktu lama, Alifah sudah selesai berganti dan bergabung bersama rekan-rekannya kerjanya. Bunga yang melihat Alifah sudah sehat, menghampirinya.
"Alifah.." panggil Bunga sambil tersenyum simpul dengan kaki mengarah ke Alifah.
"Kamu udah baik-baik aja kan? Kemarin aku khawatir banget tau sama kamu, wajah kamu pucat banget kemarin." tutur Bunga.
Alifah menyungging senyum kecil. "Aku udah gapapa kok, kak. Mungkin karena efek kurang enak badan kemarin," sahut Alifah dengan seulas senyum.
"Syukurlah kalau gitu. Kamu kalau lagi sakit, jangan dipaksain buat kerja, Fah." kata Bunga seperti menasihati seorang adik.
Alifah mengangguk sembari tersenyum. Ia bahagia, ketika ada orang lain yang perhatian kepadanya. Mungkin karena tidak pernah mendapat perhatian dari orang sekitar atau termasuk keluarga nya sendiri.
"Oh ya, kamu tau gak Fah? Kemarin waktu kamu pingsan kan mau di bawa ke rumah sakit, terus kak Azzam nyuruh aku buat cari teman perempuan untuk bantu kamu. Tapi ini ya..." Bunga menggantung ucapan, dan mampu membuat Alifah penasaran.
"Tapi apa kak?" tanya Alifah penasaran.
Bunga senyum-senyum sendiri, mengingat kejadian kemarin. "Tapi, saat Ryan berinisiatif mau bantu kamu juga. Kak Azzam langsung cegah dengan ucapannya yang seperti ini Jangan ada laki-laki yang memegang Alifah, kalian bukan mahramnya, dan kalian harus jaga batasan!" kata Bunga meniru ucapan Azzam saat itu.
Alifah tertegun mendengar cerita dari Bunga. Ada perasaan hangat menjalar ke hati Alifah. Selama ini, ia tidak pernah di istimewakan oleh siapa pun termasuk sang ayah yang katanya cinta pertama bagi anak perempuan.
Bunga memperhatikan wajah Alifah seraya menepuk pundaknya.
"Kak Azzam emang selalu gitu. Dia selalu menjaga kehormatan perempuan. Makanya itu, siapa yang gak jatuh cinta sama sosok kak Azzam di dunia ini."
Alifah lagi-lagi kagum dengan laki-laki tampan itu. Laki-laki yang entah kenapa membuat hatinya berdesir ketika nama itu di sebut.
***
Gilang dan Evan menopang dagunya dengan tatapan ke arah Azzam. Keduanya senyum-senyum sendiri, hingga Azzam menyadari mereka seperti itu. Kening Azzam berkerut, menatap kedua temannya serta Zaky yang berwajah datar, seperti tak ada semangat hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Ilahi [END]
Spiritual(Follow sebelum membaca) "lantas, ketenangan seperti apa yang kau cari di dunia? jika orang yang sudah tiada saja masih ingin di do'akan agar bisa tenang." kata itulah yang menjadi hal yang selalu di ingat dalam hidup seorang gadis bernama Alifah Ka...