Limerence

1 0 0
                                    

Ulang!!"

"Huffft..."

Sore itu aku melakukan kegiatan pengambilan vokal untuk lagu ke -2 ku. Tepatnya aku melakukan pengambilan vokal di rumah seorang kawan yang membuka jasa untuk pembuatan lagu. Sudah hampir 3 jam aku berdiri dan terus mengulang bagian-bagian yang kawanku anggap kurang bagus untuk didengarkan. Dan aku berharap, pengambilan vocal untuk lagu ke -2 ku ini tak memakan waktu yang sama dengan lagu pertama ku yang memakan waktu hingga 6 jam. Bahkan sudah hampir seminggu ini aku mencoba untuk tidak memakan-makanan pedas untuk menjaga kesehatan vokal ku.


​Karena aku sedikit kelelahan, aku meminta waktu untuk sedikit beristirahat.

"Sok ngeroko dulu biar nyantai" Ucap kawanku.

​Aku lantas membakar sebatang rokok yang tersimpan di atas meja ruang tamu. Hah... lega rasanya bisa sedikit bersantai. Meski sebenarnya masih belum selesai, tak apa. Toh.., hanya bagian reff akhir saja yang harus melakukan pengambilan vokal.

​Aku sedikit ragu dengan setiap lagu-lagu yang kubuat. Bahkan sempat rasanya ingin berhenti untuk mengejar cita-cita yang kuimpikan. Terlebih banyak keterbatasan-batasan yang kupunya dalam industri kreatif.

​"Jangan, sayang udah jalan" Ucap kawanku kala aku sedikit bercerita tentang keadaanku padanya. "Saran saya mah, kalo emang mau terjun di industri kreatif jangan tanggung. Kalo mau bener yaa keluarin semuanya, kalo emang mau berhenti yaa mending berhenti dari sekarang, mumpung masih belum terlalu jauh. Kalo udah jauh, malah lebih sayang lagi buat berhenti" Tambahnya

​Memang betul, untuk mencapai apa yang kita inginkan terkadang kita harus mengeluarkan apa yang kita bisa, atau bahkan mengorbankan waktu yang biasa kita gunakan untuk beristirahat. Namun, hal yang aku cemaskan adalah "Apakah aku mampu?" Banyak hal yang sudah ku keluarkan dan kukorbankan, dan aku hanya takut jika aku hanya mengorbankan sesuatu pada hal yang mungkin, tidak akan pernah berhasil. Sialan!! Seperti biasa rasa takut terus saja datang menghantuiku. Aku tahu bahwa rasa takut hanya akan menghambat aktivitas ku. Tapi.., ah sudahlah.

​Setelah selesai berbincang dan merasa cukup puas untuk beristirahat. Aku kembali melanjutkan aktivitasku untuk melakukan pengambilan vokal.

​Akhirnya setelah memakan waktu hampir selama setengah jam. Proses pengambilan vokal untuk lagu keduaku pun akhirnya telah selesai. Waktu menunjukan pukul 4 sore kala aku kembali duduk di sebuah sofa yang menghiasi ruang tamu tersebut.

​Aku teringat akan pesan yang Aina kirim malam tadi saat aku hendak tertidur. Lantas aku pun membuka pesan tersebut dan membalasnya.

​"Numpang ee doang, hehehe" Ucapku tersenyum.

Aku kembali terfikirkan perihal apa yang disampaikan oleh Tika padaku sebelumnya. Yang berkata bahwa sosok Aina juga menyimpan perasaan kepadaku (Katanya). Sedikit tak percaya, sedikit bahagia, dan sedikit ada rasa takut dalam hatiku. Entahlah aku selalu memikirkan sosok yang mendampinginya kala aku teringat akan Aina. Di sisi lain, aku pun tak tega jika harus melihatnya terus terluka karena perlakuan kekasihnya tersebut. Haaaah. Apakah perasaan memang rumit, atau kita sendiri yang membuat rumit perasaan tersebut?

​"Wan mau main ga?" Ucap kawanku yang langsung bermain game setelah selesai melakukan pengambilan vokal.

​Karena sudah lama juga aku tidak bermain game. Aku pun mengiyakan

​"Nyoabain" Ucapku sembari berjalan ke arahnya.

​Semenjak aku berniat melakukan rekaman untuk lagu ke dua ku. Aku membatasi kegiatanku di luar rumah. Tentu saja agar uang yang masih kudapati dari orang tua ku bisa terkumpul dan cukup untuk melakukan rekaman musik. Meski sebenarnya harga yang kawanku berikan padaku ini telah dikurangi. Tetap saja nominal nya cukup besar. '

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang