lift

4K 146 5
                                    

Jihoon menuruni bus terburu-buru, diikuti Jaehyuk di belakangnya. Jaehyuk berusaha menyamai langkah Jihoon.
Dia tahu Jihoon sedikit marah karena mereka terlambat dapat bus sebelumnya akibat perbuatan ceroboh Jaehyuk.

Ini baru sekitar seminggu mereka resmi bekerja sebagai product developer di salah satu perusahaan FnB terkemuka, setelah sebelumnya mereka internship selama tiga bulan. Jihoon yang perfeksionis tentu saja tidak ingin karirnya terancam hanya karena terlambat masuk kantor.

Hal paling menyebalkan yang dibayangkan Jihoon terjadi. Setelah mereka melakukan absensi, dua lift pegawai penuh manusia berdesakkan. Bahkan setelah lift itu berjalan, masih ada antrian yang menunggu lagi. Tak punya pilihan lain, mereka ikut menunggu di depan lift sebelah kiri. Sayangnya, ketika lift itu terbuka sebagian orang yang sudah masuk tak menyisakan ruang bagi mereka berdua dan beberapa lainnya. Terpaksa, mereka menunggu

Ting!

Pintu lift terbuka. Jihoon dan Jaehyuk yang berada di barisan terdepan otomatis terdorong oleh orang-orang yang masuk. Mereka tersudut ke belakang, dan parahnya Jihoon di terpojokkan. Tapi dia merasa beruntung ada orang di belakangnya sehingga bukan dia yang harus berada di paling belakang. Tak dapat bergerak atau menoleh, dia hanya bisa merasakan orang di belakangnya lebih tinggi dan seorang laki-laki yang memiliki dada bidang. Selain itu bagian bawahnya terasa menonjol.

Tunggu.

Iya, terasa menonjol. Jihoon dapat merasakan itu di bawah sana. Lift yang sudah panas tiba-tiba dirasakannya semakin panas ketika sosok di belakangnya mengaitkan tangan besarnya ke pinggangnya dan sedikit mendorongnya ke belakang. Seolah mau melindunginya dari dinding baja lift di sampingnya, tapi Jihoon tahu apa yang sebenarnya diinginkan orang di belakangnya. Jihoon sudah lama tidak mendapat perlakuan seperti ini mendadak merasa birahinya naik sampai pipinya memanas.

"Yang benar saja? Di dalam lift?" keluhnya dalam hati. Tapi karena dia sendiri tidak dapat bergerak akibat penuhnya lift dan lamanya perjalanan berhenti di setiap lantai, dia hanya diam dan seolah menuruti apa yang diperintahkan tangan milik sosok di belakangnya. Toh dia juga sedikit merasa tertantang.

Tangan itu makin merapat ke selangkangan Jihoon bagian tengah dan tentu saja menekan halus milik Jihoon  dari luar. Jihoon semakin panas dingin sekaligus waswas akan sekitar. Dia menekan perlahan pinggulnya ke belakang, menciptakan gesekan antara pantatnya dan tonjolan celana milik orang di belakangnya. Dia menaikkan tas kerjanya sedikit untuk menutupi tangan besar yang sudah bersarang dengan nyaman di tengah selangkangannya. Mereka berdua melakukan itu beberapa saat lamanya, bahkan Jihoon merasa baik miliknya maupun milik orang di belakangnya seperti bertambah besar.

Di lantai delapan, sebagian besar orang turun. Ruang dalam lift menjadi sedikit lega, membuat Jihoon dapat sedikit bergeser ke depan. Kontak mereka terlepas begitu saja dan Jihoon menyandarkan tubuhnya pada dinding samping, berusaha mengatur nafasnya agar yang di dalam celananya juga ikut tenang kembali.

Walaupun sudah berjarak, dia tetap merasa malu terhadap orang tadi sehingga tidak mampu menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa orang itu. Di lantai sepuluh, sisa orang di lift itu keluar selain empat orang: Jihoon, Jaehyuk, orang di belakang Jihoon tadi, dan orang di kanan Jaehyuk.

"Jihoon, food developer. Kamu dari timnya Mashiho ya?" yang kemarin punya ide healthy chips

Dipanggil seperti itu, Jihoon seketika menoleh. Kaget melingkupinya.

"Iya, pak. Saya Jihoon, baru selesai intern dan jadi kartap minggu lalu," jawabnya sambil kemudian menunduk lagi.

Tidak dia sangka dia satu lift dengan Junkyu, CEO muda yang baru meneruskan perusahaan ini dari ayahnya sebulan yang lalu. Yang membuat dia kaget lagi, Junkyu lah sosok yang di belakangnya dan sedari tadi saling bertukar nikmat. Dia melirik sedikit ke bagian atas celana Junkyu yang sekarang tertutup tas kerja yang dibawanya.

remakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang