chapter 9🍏

3.8K 174 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wb.
______________________________________________

Setelah berpamitan kini abiyyan dan Hamzah sudah berada di kamar mereka, dengan Hamzah yang tengah sibuk mengancingkan kancing kemeja suaminya.

Ya tadi Hamzah ingin menyiapkan kaos polos saja tapi abiyyan ingin memakai kemeja berujung ia yang minta di pasangkan kancingnya sekalian.

Manja sekali suami sapa si..

"Ayyan mana tumben nggak kelihatan" ucap abiyyan yang memang sedari tadi ia belum melihat keberadaan sang anak

"Keluar sama Gus Azzam"ucapnya masih sibuk merapikan kerah kemeja suaminya.

Abiyyan mengangguk "sebenernya anak siapa si dia, kenapa lebih ngeket ke Azzam di bandingkan saya" gumamnya yang masih bisa di dengar Hamzah.

"Gus sibuk si jadi anaknya lebih nyaman ke orang lain kan ." Cletus Hamzah dan melangkah merapikan baju kotor milik abiyyan memasukkan nya ke keranjang cucian.

Yang di omongin Hamzah istrinya ada benarnya juga, selama ini ia terlalu sibuk mengurus pekerjaan sampai lupa memberi waktu untuk saling putra, ia sedari dulu lebih sering menghabiskan waktu dengan adiknya yaitu Azzam di bandingkan dengan dirinya.

"Sudah" ucap Hamzah setelah selesai merapikan

Abiyyan tersenyum "terimakasih" ucapnya lembut dan mencium kening sang istri.

Hamzah mengangguk "sama sama" ucapnya.

Hamzah hendak melangkah izin kembali ke dapur, belum izin abiyyan terlebih dahulu memanggilnya.

"Zaujati.."

"Iya"

"Kemarilah.." tanpa mau bertanya Hamzah langsung mendekat ke arah abiyyan.

"Duduk" titah abiyyan menepuk nepuk sisi kanan ranjang.

Posisinya saat ini dengan Hamzah duduk di atas ranjang kepalanya ia sandarkan ke sandaran ranjang dengan kepala abiyyan berada di atas pahanya.

Sudah lewat 10 menit posisi mereka seperti ini tanpa ada obrolan sedikitpun setelah Hamzah duduk di ranjang dan dengan tiba tiba abiyyan merebahkan dirinya di paha sang istri.

"Maaf" kata itu yang pertama abiyyan ucapkan setelah beberapa saat terdiam.

Hamzah mengernyitkan matanya tak paham dengan apa yang di maksud abiyyan.

"Saya tidak tahu apa yang kamu pikirkan tadi terhadap saya dan ustadzah sindy, yang jelas saya merasa bahwa tadi itu salah jadi saya minta maaf" ucapnya seakan menjawab kebingungan Hamzah.

Jadi perempuan itu yang namanya sindy_batin Hamzah.

Masih ingat sindy? Ustadzah yang setiap pelajaran nya zoeya pasti pergi.

Hamzah masih terdiam, menunggu apa lagi yang akan abiyyan katakan padanya.

"Saya dan Ustazah sindy tadi membahas tentang kegiatan lomba yang kemarin para santri ikuti" ucap abiyyan, dia sedikit mendongak ke atas melihat sang istri yang masih setia mendengarkan cerita nya.

"Lombanya terjadi tepat di hari pernikahan kita, setelah itu ustazah sindy langsung pulang kampung selama 1 Minggu karena ibunya sakit" abiyyan meraih tangan istrinya dan molai memainkan nya seperti bocah.

"Dan dia baru ada waktu kemudian menemui saya untuk membahas tentang lomba itu saja tidak lebih saya berani bersumpah ya zaujati.." ucap abiyyan dengan sungguh-sungguh.

Entah mengapa hati Hamzah merasa tenang dan menghangat setelah mendengar penjelasan abiyyan.

Abiyyan sendiri juga sama ia merasa tenang setelah mengatakan semuanya pada sang istri, entah mengapa saat tadi tatapan matanya tak sengaja bertemu dengan mata Hamzah ia merasa tak nyaman jadi ia menjelaskan hal tadi tanpa menunggu Hamzah bertanya terlebih dahulu.

Ukhibuka Fillah Ya ZaujatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang