12 | Kappuru Mitai - Looks Like a Couple

75 3 0
                                    

Saat aku konfirmasi dengan Takeru, yang bisa jenguk malah cuma Takeru, si kembar Mikoto dan Makoto, Ame, dan seorang adik kelas yang bernama Hikaru. Ternyata Hikaru ini adiknya Hikari. Pantas saja wajah mereka mirip. Karena hanya sedikit, akhirnya aku menggabungkan dengan tim putri. Alhasil, yang akan ke rumah Hibiki nanti aku, Takeru, Ame, Keiko, Takagi, Hana, Mika, Sasaki, Mayuri, Seta, Takeru, Mikoto, Makoto, dan juga Hikaru.

Seperti biasa, saat aku sudah sampai di rumah Hibiki, aku langsung mencari Chiiharu.

"Chii-chan, kau sedang apa?"

"Buat roti isi, buat teman-teman kita."

"Aku bantu ya?" Kataku sambil mencari celemek.

"Oke Riku-senpai! Tolong potong sayurannya ya!"

"Siap laksanakan!" Dengan cepat, aku memotong sayuran-sayuran yang ada, seperti selada, tomat, bawang bombai, dan lain-lain. Sementara itu, Chiiharu sibuk memasak telur mata sapi. Setelah selesai memotong, aku segera menyiapkan bahan-bahan untuk roti panggang. Aku mencari-cari selai roti di lemari, dan hanya ada selai strawberry, nanas, jeruk, juga coklat. Selain itu, di kulkas masih ada keju batangan. Setelah Chiiharu selesai memasak, ia mengatur sayurannya serta memasukkan telurnya ke dalam setangkup roti tawar.

"Begini saja ya, Riku-senpai?"

"Iya. Begitu saja udah cukup."

"Oke! Sekarang aku mau ambil sirup ah..." Katanya sambil membuka kulkas.

"Tumben ada sirup Chii-chan?"

"Ehehe... Iya. Oh iya, temannya Riku-senpai di atas semua?"

"Entahlah, tadi aku lihat ada yang main di halaman belakang. Kakakmu nekat deh, masa sudah berani jalan-jalan? Harusnya di kasur saja." Sungutku kesal.

"Yah, namanya juga Nii-chan. Paling susah kalau dikasih tahu. Lagipula, dia kan yang sakit tangannya. Kakinya kan tidak apa-apa." Kata Chiiharu sambil menuangkan air ke gelas-gelas kaca.

"Iya ya... Hehehe..." Kataku sambil tertawa. Aku menangkap roti yang meloncat dari toaster.

"Tapi tidak apa-apa lah, Riku-senpai. Toh kata Nii-chan, tangan kanannya sudah lumayan dan tidak terlalu sakit kalau diangkat. Paling sakitnya kalau menabrak benda lain. Katanya, besok mau sekolah." Kata Chiiharu sambil menambahkan beberapa nata de coco.

"Mau sekolah? Tangannya kan belum sembuh betul."

"Entahlah itu. Katanya bosan di rumah terus. Tidak ada teman ngobrol." Kata Chiiharu sambil membuka kulkas lagi, lalu mengambil sekotak es krim beserta ice cream scoop.

"Kakakmu itu, benar-benar deh... Eh, Chii-chan, tidak apa-apa tuh pakai es krim?" Aku melihat minuman hasil kreasi Chiiharu. Rasanya mewah sekali.

"Tidak apa-apa. Tenang saja. Oh iya senpai, rotinya sudah terpanggang semua kan? Bisa tolong ambilkan buah cherry di kulkas bagian bawah?"

"Iya sudah. Sebentar ya." Aku beranjak ke kulkas, membuka bagian bawahnya. Aku mengambil enam belas tangkai cherry, lalu memberikannya ke Chiiharu.

"Terima kasih." Katanya sambil meletakkan buah-buah cherry itu di atas es krim.

"Gila Chii-chan! Kelihatannya enak sekali! Kamu belajar ini dari mana?"

"Aku ikut ekstra masak, senpai." Katanya sambil tersenyum.

"Pantas saja pintar masak." Aku nyengir.

"Hahaha... Rotinya sudah kan? Yuk kita bawa ke ruang tengah."

"Yuk." Aku membawa nampan yang berisi roti isi dan roti bakar, beserta selai dan keju parut. Sementara itu, Chii-chan membawa minumannya. Dia kuat juga. Bisa membawa enam belas gelas ke ruang tengah dengan selamat. Setelah itu, kami semua berkumpul di ruang tengah untuk memakan masakan yang Chiiharu dan yang aku buat.

Slamdunk My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang