17 | Salah Langkah

2 1 0
                                    

Happy Reading ❤️

"Gue cinta sama lo, tanpa menuntut balasan. Memang sesederhana itu pilihan yang telah hati gue tentukan. Asal lo bahagia, gue rela menerima luka ini."
-Aziel Candra-

🌼🌼🌼

Brak!!

Pria itu melempar sembarang kotak hitam yang beberapa saat lalu berada di atas mejanya.

"Siapa pengirimnya?!!" Tanyanya sedikit membentak kepada satu lelaki yang sepertinya adalah anak buah pria tersebut.

Lelaki berpakaian serba hitam itu menunduk. Memang ini bukanlah pertama kali, tapi aura bengis yang majikannya keluarkan sangat mengintimidasi.

"Maaf tuan, kurir yang mengirimkan tidak mengatakan siapa pemberi paket itu. Dan tanpa mengetahui isinya, pegawai lobby mengantarkan langsung kepada saya untuk disampaikan ke tuan." Jawab lelaki itu sekenanya.

Bukan mengada-ngada, tapi memang itulah yang terjadi beberapa jam lalu, tepatnya saat sebelum jam makan siang dilaksanakan.

Tatapan tajam nan menusuk itu masih diperlihatkan oleh pria itu. Kotak hitam tersebut berhasil menaikkan emosinya.

"Cari tau asal dari paket ini, dan pastikan tidak ada paket serupa yang diterima oleh pegawai lantai bawah!!"

"Baik tuan." Balas lelaki itu lalu segera membereskan box hitam yang tergeletak di lantai, dan setelahnya pun ia segera meninggalkan kantor bosnya.

Beberapa menit kemudian, pria tadi berjalan kearah jas yang ia gantung di pojok kiri meja kebesarannya. Lalu ia kenakan jas tersebut untuk membaluti kemeja serta rompi di tubuhnya.

Ini bukan kali pertamanya menerima paket mencurigakan, atau bisa dibilang ancaman yang dikemas di dalam box paket. Tapi ia rasa insiden seperti tadi hanya gertakan bukan sepenuhnya ancaman. Tapi tak ada satupun dari mereka yang berhasil menjalankan rencananya. Hal serupa ia yakin juga akan terjadi pada peneror kotak hitam itu.

Mobil hitam yang beberapa saat lalu terparkir di basement memecah keramaian jalan raya. Pukul 3 sore adalah dimulainya waktu meeting yang telah ia rencanakan bersama rekan kerjanya. Maka dari itu ia sudah tak lagi memikirkan masalah box hitam di kantornya tadi. Toh melayani peneror itu tak ada manfaatnya juga buat dirinya.

Rupanya semesta memiliki rencana lain. Truk di jalan yang berlawanan arah terlihat sedang menyalip mobil di depannya. Namun, sayangnya jarak antara mobil hitam yang pria itu tumpangi tak jauh. Sehingga demi meminimalisir tabrakan, supir pribadinya memilih untuk membanting stir, menghindari truk yang seakan-akan siap menghantamnya.

BRAK!!!!

Namun naas, bukannya selamat tapi mobil hitam keluaran terbaru itu malah menghantam pohon bringin yang cukup besar di samping jalan Raya. Dua orang yang berada di mobil itu seketika tak sadarkan diri setelah kepala mereka menatap benda keras di depannya.

Kecelakaan siang itu adalah tragedi yang cukup parah. Tapi beruntung, karena kedua penumpang tersebut tak sampai kehilangan nyawanya. Dan beberapa menit kemudian, mobil polisi, serta ambulan tiba area kecelakaan itu.

🌼🌼🌼

Bersama Gibran, Naura mengelilingi salah satu pusat oleh-oleh yang kunjungi oleh rombongannya. Ini adalah tempat kedua yang mereka kunjungi setelah pusat perbelanjaan yang juga mereka kunjungi kemarin siang.

Semua murid maupun guru berpencar memenuhi pusat perbelanjaan yang cukup luas itu. Tak terkecuali dua orang tersebut. Sejak kemarin Gibran memang selalu menempel dengan Naura. Kemanapun Naura pergi pasti ada dirinya. Oleh karena itu teman-teman Naura maupun Gibran sadar diri. Mereka memilih berpencar, dan membiarkan keduanya bersama. Maklum lah ya lagi falling in love.

EVANESCENT : Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang