Fajar telah tiba. Sang mentari pun mulai menampakkan sinar terangnya menembus sela-sela kaca yang tak tertutup oleh gorden berwarna ungu dof itu. Perpaduan antara warna ungu serta hitam yang mendominasi kamar dari seorang gadis yang kini tengah nampak tertidur pulas tanpa terganggu dengan kicauan burung serta sinar sang mentari yang mulai menghangatkan bumi di pagi hari yang nampak cerah ini.
"Ci Gree!!" suara lantang dari lantai bawah seakan tak mengganggu tidur dari sang gadis yang tampaknya masih nyaman berada di bawah selimut tebal nya itu.
"Astaga ci Gree!" suara lantang itu tampaknya sudah sampai berada di dalam kamar sang empu nya yang tampak sama sekali tidak terusik meski suara tersebut sudah menggelegar di seluruh kamar bernuansa ungu-hitam ini.
"Ci Gree bangun ci, ini udah jam 7.10, Zee gamau yaa telat lagi terus di suruh bersihin toilet satu angkatan!" suara rengekan dari sang adik yang tampaknya sudah putus asa membangunkan sang kakak yang seperti orang mati suri apabila sudah tertidur. Benar-benar susah untuk di bangunkan.
"Hmm, iya iya ini bangun kok sana kamu tunggu aja di bawah, sekalian panasin dulu motornya." ucap sang kakak yang nampaknya masih mengumpulkan nyawanya yang masih melayang kemana-mana.
"Lima menit!" sang adik langsung keluar dari kamar sang kakaknya yang terkenal kebo itu.
"Kalo ci Gre belum kebawah setelah lima menit, Zee tinggal pokoknya!" teriaknya yang sudah mengambil kunci motor Yamaha XSR 155 kesayangan sang kakak untuk ia panaskan mesinnya sesuai perintah sang Kakak.
"Kalo bukan karena ketauan sama Papa balapan kemaren, udah gue bawa motor kesayangan gue." keluh sang adik yang sepertinya tampak meratapi nasibnya karena tidak di perbolehkan sang papa untuk mengendarai motor selama satu bulan dikarenakan dirinya kepergok sang papa tengah balapan bersama teman temannya.
Di sisi lain tampak Gracia yang sudah siap dengan pakaiannya kini tengah menatap dirinya sendiri di pantulan cermin sembari menyemprotkan parfum Bvlgari Omnia Crystal di seluruh area badannya.
Entah bagaimana gadis itu telah siap secepat itu bahkan belum sampai lima menit ia sudah siap dengan pakaiannya.
"Cakep juga gue" celetuk Gracia seakan baru terpesona dengan dirinya sendiri di pantulan cermin sambil tersenyum tengil dan tampak menyebalkan. Atau memang sudah dari pabriknya seperti itu.
Buru-buru dia memakai jaket berbahan kulit dengan lambang "TT" itu, di bawah lambang tersebut ternyata terdapat sebuah tulisan bertuliskan Triple Troubles yang sudah pasti merupakan suatu kepanjangan dari lambang tersebut.
Setelah memakai jaket kesukaannya tersebut, Gracia berjalan menuju sudut kamarnya dimana terdapat sebuah gitar kesayangannya bersandar disana. Di ambilnya gitar tersebut lalu ia masukkan kedalam case kemudian ia gendong di belakang punggung nya, setelah itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju lantai bawah di mana sang adik pasti tengah menunggu dirinya.
"Lah beneran lima menit dong, ci Gre ga mandi yaa, ngaku!?" selidik Zee tampak tak percaya kakaknya ini sudah turun padahal dirinya baru menghidupkan mesin motor. "Ngecheat nih! iww cici ga mandi yaa eww bau!"
"Diem deh, bawel banget kamu, orang Cici udah cepet-cepet gini biar kita ngga telat." Gracia menatap malas kepada sang adik dan yang di tatap pun hanya menunjukkan cengiran khasnya.
Gracia melajukan motor kesayangannya yang di beri nama "Black Bears" atau sering di panggil "BiBi" itu dengan santai membelah jalanan Ibukota Jakarta yang tampak mendung setelah sinar sang mentari hanya menghangatkan bumi saat awal fajar saja, nampaknya kota yang terkenal padat dan sering macet itu akan di basahi oleh air hujan yang akan mengguyur jalanan Ibukota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amtrak (PENDING)
Teen FictionSebuah kisah klasik tentang anak-anak remaja yang mengejar cintanya. Namun petualangan tak terduga pun hadir membawa ketegangan, aksi, serta rasa cinta yang perlahan muncul dari setiap insan seiring dengan berjalannya petulangan yang mereka lalui. B...