.3

2 0 0
                                    

Hallo..
Happy reading ygy, jgn lupa follow dan vote Ok.








Sebuah mobil mewah dengan harga fantastis berhenti di depan gedung 45 lantai.
Seorang penjaga yg melihat mobil sang tuan datang mendekat dan membukakan pintu untuk sang tuan.

Sepatu mewah berwarna hitam terlihat pertama kali turun dari mobil di lanjut sang tuan yg tampak sedikit seram tatapan nya pagi ini.
Sepertinya sang tuan dalam mood yg buruk.

Akles berjalan dengan tenang masuk ke dalam di ikuti sang asisten dengan muka melas?
Para karyawan yg melihat tuan nya melintas langsung menunduk kan kepala mereka, sebagai bentuk penghormatan terhadap sang tuan.

Akles masuk ke dalam lift khusus lalu menghilang ke lantai 45, lantai pribadi nya.
Yap, lantai 45 itu khusus milik sang tuan, terdiri dari beberapa ruangan, ruang kerja , ruang rapat, kamar dll.

Akles masuk ke ruangan dan duduk di kursi kebesarannya.

"Bacakan jadwal"

"Baik tuan. Pagi ini tuan hanya menandatangani dokumen, makan siang dengan kolega yg akan membahas masalah tambang berlian, lalu setelah itu free tuan"

"Hmm"

Sang asisten menunduk sebentar lalu pergi ke ruangan nya.





Jam makan siang..




Di sinilah Akles dan Melvin berada, di restoran bintang 5 tak jauh dari kantor, di ruang VVIP tentunya.

5 orang di ruangan itu tampak serius membahas sesuatu sebelum jam makan siang dan hidangan datang.

Akles sebenarnya sudah muak dengan rapat kali ini, terlalu berisik dan banyak kata² memuakkan yg mereka ucapkan.

Akhirnya rapat selesai dan Akles menghembuskan nafas dengan berat, dia muak melihat muka para penjilat ini dan mendengarkan mereka berbicara.
Tapi mau bagaimana lagi, pertemuan kali ini harus ia datangi.

Pintu di ketuk dan para pelayan mulai menyiapkan hidangan yg sudah di pesan.

Setelah selesai para pelayan menyiapkan mereka pergi dari ruangan mencekam itu, dan mereka berlima mulai menyantap hidangannya.

"Bukan kah makanan di restoran ini enak tuan?" Ucap sang penjilat 1

"Yah, karena tuan memang hanya terbiasa makan makanan yg enak dan tentu mahal kan?"
Penjilat 2

"Hahaha sudahlah tak perlu kalian berbicara seperti itu. Ini kan hal yg biasa ketika tuan Akles yg terhormat menjamu tamu nya dengan mewah, benar begitu kan tuan Akles?"

"Hm"

Akles hanya berdehem lalu melanjutkan makan nya, sebenarnya dia sudah tidak nafsu makan dengan mereka, tapi ia masih punya rasa hormat.

Suara tawa dari 3 org itu menggema di ruangan privat.

Melvin prihatin melihat sang tuan, sudah jomblo, banyak kerja, lalu suka di remehkan oleh mereka yg  haus dengan kekuasaan.

Akles yg sudah selesai makan melihat ke arah Melvin, sang sekertaris mengerti tatapan sang tuan lalu mengangguk.

Melvin mulai berbicara "baik tuan² saya rasa sudah cukup pembahasan kita masalah ini, dan tuan saya masih ada urusan, jadi kami akhiri. Terimakasih"

Akles berdiri dan di ikuti semua orang.
Akles menjabat tangan mereka lalu keluar tanpa mengucapkan 1 patah kata pun.

Sebelum keluar, dia masih mendengar 3 org itu membicarakan nya.

Akles hanya diam, karena dia sedang tidak mood.

Setelah sampai di kantornya dia berjalan ke ruangan nya..

Duduk di sofa mahal nya sembari membaca tablet nya, melanjutkan pekerjaannya.

Sesaat setelah itu dia mengingat sesuatu..

"Melvin"

"Ya tuan"

"Kau lupa sesuatu?"

"M-mm ti-dak tuan?" Melvin menjawab dengan ragu, apakah ia melupakan sesuatu. Ini petaka, bisa² kepala nya terputus setelah ini jika dia tidak mengingat dengan cepat, tapi apa?

"Tanggal" ucap Akles yg membuat Melvin tambah bingung.

Akles menatap Melvin datar.
Melvin tak sanggup melihat tuan nya menatap ia tajam, menengguk ludah nya kasar sambil terus berusaha mengingat ..

"Melvin" ulang Akles dengan geraman

"A-H SAYA INGAT TUAN, MAAFKAN SAYA MELUPAKAN HAL INI TUAN" Setelah sadar melvin nafas melvin tercekat, di-dia berteriak kepada tuan nya?..
Habis riwayat mu Melvin

"Apa?"  Tanya Akles

"Jadwal tuan ke rumah tuan dan nyonya besar kan tuan, saya ingat tuan. Tidak perlu sepanik itu" ucapnya sambil mengibaskan tangan nya, tak merasa bahwa sebentar lagi nyawanya di ujung tanduk.

Akles menghela nafas panjang, ada apa dengan hari ini. Semua hal membuat mood nya memburuk, apalagi ia belum melakukan ritual bulanan nya.
Akles tidak bertenaga hari ini, apalagi tingkah sekertaris bodoh nya ini membuat tensi nya naik seketika..

"Melvin" panggil Akles dengan menggeram, ia muak.

"Kau bodoh Melvin, apa  kau mau mati. Lagian tuan tuh ga bisa ngomong langsung gitu, emng nya klo dia ngomong panjang bayar?, Kan enggak..
Aaaarrghhh ayo Melvin ingat²"  setelah bergelut dengan fikiran nya, akhirnya Melvin ingat.

"Saya ingat tuan"

"Bagus"

"Saya siapkan dulu tuan, mohon menunggu"

"Hm"

Malvin menunduk sebentar lalu berjalan keluar menyiapkan pesanan sang tuan.

Sepertinya dia juga butuh itu akhir² ini dia sangat lemas..






Kira² apa yg di inginkan Akles ya?..
Ada yg bisa menebak?
Sampai jumpa di part selanjutnya
Bye-bye 👋🏻

AKLES MEHRAN AKALANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang