Murka Elisa

1K 155 2
                                    

Gadis cantik bermata ungu itu membuka tudung penutup kepalanya. Menampakkan rambut ungu bercampur perak yang indah itu.

Meski terlihat cantik, namun tatapan tajam itu seakan bisa membelah jiwa orang yang ada di depannya. Membuat iblis ini sedikit gentar. Iblis yang sudah mengganti nama setelah mendapatkan jantung naga.

Diabhal dengan jantung naga masih tak berkutik di depan Elisa.

"Tuk"

Elisa menjentikkan jarinya lagi. Memuat dua sosok itu menghilang entah ke mana. Jelas sekali kalau Elisa tak mau mengotori pekarangannya akibat pembantaian yang akan ia lakukan.

"No, nona ke mana?" Lalatina terkejut saat melihat Elisa menghilang kembali bersama si penyerang itu.

Aku rasa kita akan bisa menontonnya dari sini. Artinya mengeluarkan sayapnya, mengangkat Lalatina yang tak bisa terbang.

Regis sendiri mengeluarkan lingkaran cahaya dan sayap putih seperti sayap merpati dan membuatnya bisa terbang tinggi. Sedangkan Odd juga mengeluarkan sayap iblisnya dan ikut memantau dari kejauhan.

Mereka terbang di atas pekarangan rumah itu, melihat jauh ke depan seolah tengah mencari keberadaan Elisa.

"Mereka ada di sana" ujar Artie sambal menunjuk sebuah pohon yang terlihat jelas. Pohojn raksasa yang ia ciptakan dari tubuh iblis itu sebelumnya dan tampaknya menjadi tempat pilihan Elisa.

--

"E, eh?" Kejadian itu sangat cepat, Diabhal bahkan tak menyangka akan diterbangkan ke tempat itu. Itu tak sampai satu kedipan mata dan ia berpindah dengan wanita bermata tajam ini.

"Kau sudah melakukan hal fatal. Dan jangan berharap bisa mati dengan tenang"

Suara Elisa terdengar pelan, namun sarat akan aura kematian. Perkataan itu seperti pedang terhunus di depan leher Iblis baru itu.

"Kau iblis atau Dewa?" Elisa bertanya lagi. Sosok di depannya memiliki kedua elemen itu.

"Ka, kau? Kau kehendak semesta?" Bukannya menjawab, iblis ini malah bertanya lagi. Sungguh perbuatan yang tak sopan dan membuat Elisa jengkel.

"Plakkk"

Elisa bergerak sangat cepat. Seperti memotong dimensi dan tiba-tiba berada di sebelah orang ini. Melepaskan tepukan tangan yang membuat iblis ini terlempar beberapa ratus meter.

Tanah itu muncrat, dan salju itu hilang seketika dari garis lurus meluncurnya tubuh iblis itu. Sebuah pukulan kuat yang membuat beberapa pohon langsung hancur saat menghantam tubuh Diabhal.

"Si, sialannn!!! Anjingg"

Dia mencoba bangkit setelah terperosok agak jauh. Mata yang melihat liar, mencari keberadaan Elisa. Namun anehnya, tak ada siapa pun yang tampak di sana.

Hawa keberadaan Elisa seakan lenyap, seperti hanya ada dia sendiri di tempat itu. Tak ada yang lain selain suara pohon yang meraung itu.

Mungkin Diabhal terlalu fokus, sampai-sampai tak mendengar teriakan itu. Sebuah teriakan dari pohon raksasa berwajah manusia yang tampak ketakutan.

Matanya terbelalak, sebagai satu ras yang sama tentu ia langsung menyadarinya. Pohon itu bukanlah pohon biasa, ada fragmen Dewa yang menjadi Iblis juga di sana.

"L,Lusttaut?" bisiknya tak percaya.

"Haa, jadi nama benda itu Lusttaut?"

Diabhal sontak meloncat, tak menyangka ada seseorang yang berbisik ke telinganya itu. Bisikan tanpa hawa kehadiran yang ternyata adalah Elisa.

Transmigrasi Gadis Bumi (Gadis Sakti Dari Bumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang