Megumi melangkah menyusuri deretan toko dengan warna cerah, sesekali berhenti untuk memastikan apakah toko yang akan dikunjunginya belum terlewat. Kakinya berhenti di depan toko bunga dengan etalase besar yang akan menarik perhatian setiap orang yang melewatinya. Netra gelapnya menyusuri toko dengan nuansa coklat dan krem tersebut, menemukan papan nama toko yang bertuliskan Langage des Fleurs, yang pinggirannya sudah ditumbuhi tanaman merambat sehingga sang pemuda dengan rambut hitam itu khawatir kalau nama toko bunga itu tak akan terlihat jika ia kembali kesana lagi.
Tangannya mendorong pintu, menimbulkan bunyi gemerincing dari lonceng kecil yang sengaja dipasang diatas pintu untuk menandakan datangnya pelanggan. Toko itu sepi, dengan wangi bunga yang merebak di sana-sini. Megumi terus melangkah, menemukan seorang gadis berambut gelap sedang fokus membaca buku, sehingga tak menyadari keberadaan sang pemuda. Megumi berdehem, membuat gadis di depannya sedikit terlonjak.
"Ah, maaf, aku terlalu hanyut membaca ini dan tak menyadari kalau ada pelanggan datang." Gadis itu meletakkan bukunya, sudut mata Megumi melihat judul buku tersebut sekilas, Bahasa Bunga, begitu tulisan yang tercetak besar di sampul buku berwarna coklat yang sekarang berada di meja.
"Jadi," gadis itu melanjutkan ucapannya, "apa bunga yang akan anda beli?" garis lengkung tercetak di wajah sang gadis.
"Ah, itu, apa ada bunga Daffodil?"
"Apa kau akan mengunjungi sesorang yang sedang sakit?" Megumi terkesiap, apa gadis ini bisa membaca pikiran?
"Iya." Megumi tak habis pikir. "Bagaimana kau tahu?"
Gadis itu tertawa kecil. "Tenang saja, aku bukan orang yang memiliki kemampuan membaca pikiran." Ia melanjutkan. "aku sering membaca buku seperti ini. Di beberapa tempat, bunga Daffodil melambangkan harapan." Gadis itu mengangkat buku yang tadi ia letakkan di meja.
Tulisan 'Bahasa Bunga' terlihat jelas diatas buku dengan sampul coklat tersebut. Megumi bertanya-tanya, apakah gerangan bahasa bunga itu. Gadis itu pergi mengambil pesanan pemuda berambut hitam tersebut, dan kembali tak lama setelahnya.
Hari itu, Megumi pulang dengan membawa buket kecil di tangan kanannya dan rasa penasaran tentang gadis itu di benaknya.
*****
Megumi meletakkan beberapa tangkai bunga Daffodil di dalam vas bening berisi air. Jemarinya menata bunga tersebut agar terlihat elok dipandang mata. Tangannya meletakkan vas tersebut diatas nakas disamping tempat tidur yang diatasnya terbaring seorang perempuan berambut coklat.
Mata megumi beralih memandang perempuan itu, mata tajamnya berubah menjadi sendu saat melihat perempuan itu berbaring diatas tempat tidur. Wajah cantik perempuan berambut coklat itu seperti orang yang sedang tidur dengan tenang, saking tenangnya sampai-sampai Megumi bertanya-tanya kapan dia akan bangun lagi.
Kaki Megumi melangkah pelan menuju pintu, ia berbalik, manatap sang gadis dengan tatapan sendu, lalu menutup pintu pelan.
"Aku harap kau bisa segera bangun, kak."
YOU ARE READING
𝗟𝗮𝗻𝗴𝘂𝗮𝗻𝗴𝗲 𝗢𝗳 𝗙𝗹𝗼𝘄𝗲𝗿
RandomCinta itu seperti bunga liar, itu sering ditemukan di tempat yang paling tak terduga -Arthur Rimbaud [Fushiguro Megumi x Reader] Jujutsu Kaisen © Gege Akutami