🇱🇴🇫🇾
Kanada, disini mark berasa untuk mencari kekasihnya yang sudah hilang 2 tahun lalu. Ia berhasil melacak nomor yang sempat mengirim gambar haechan tersebut, dan di Kanada ini lah ia akan memulai kembali pencariannya.
Perusahaan ayahnya yang memegang, jaehyun tahu kalau mark harus mencari kekasihnya. Beberapa orang dari keluarga Seo serta Jung sudah di kirim ke beberapa kota, bahkan orang dari keluarga Na juga. Tak ingin terlewat satu pun.
Mark sekarang sedang beristirahat di apartemen sewaannya, bersama sang bubu tentu saja. Taeyong tahu bagaimana seluk beluk anak sulungnya, jadi ia memaksa untuk ikut dan menemani mark selama disini nantinya.
"Mark juga butuh istirahat sayang... Nanti lagi ya kita cari haechannya? Lagian sudah ada orang yang pasti mencari haechan di luaran sana. Nurut kata bubu ya sayang?" Begitu kata taeyong, jadi ia memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum memulai kembali pencariannya.
-
"Mark, handphone-mu berbunyi." Kata taeyong setengah berteriak, ia sedang berada di sofa untuk menonton televisi dan mark yang sedang menghangatkan makanan yang sudah ia beli untuk mereka makan di dapur.
Tak lama mark datang dengan dua mangkuk di tangannya. Split pea sup, makanan yang cocok disajikan saat cuaca sedang dingin.
Sebelum memakan makanannya ia mengecek terlebih dahulu ponselnya, mungkin saja orang-orang yang tengah mencari haechan mendapatkan petunjuk. Tetapi saat di cek satu persatu tak ada pesan yang mengabari apapun tentang haechan, hanya beberapa Email dari bawahannya yang tentu saja berisi tentang pekerjaan, dan pesan dari jeno yang menanyakan keadaan bubunya.
"Bu, jeno menanyakan bubu." Kata mark menatap taeyong yang sedang memakan sup itu.
"Huh? Padahal dia bisa menanyai bubu sendiri."
"Kata jeno ponsel bubu gak aktif." Buru-buru taeyong meletakkan mangkuk itu dan mengambil ponselnya di saku, kemudian ia tersenyum malu pada mark.
"Oh iya, handphone bubu lowbat." Mark menghela nafas, kemudian ia meletakkan tangan bubunya di atas kepalanya. Meminta di usap.
"Jangan kelelahan ya mark? Bubu, daddy, jeno, beomgyu, selalu ada di samping kamu kalau kamu butuh sandaran. Cari menantu bubu sampai dapet ya? Jangan lupa istirahat. Kita semua sayang kamu." Taeyong mengecup kedua pipi, dan dahi anak sulungnya. Mengucapkan kalimat penenang adalah hal yang tepat untuk saat ini. Anak pertamanya masih terkejut dengan apa yang terjadi, belum bisa menerima, taeyong memaklumi hal itu. Menghadapi mark yang sedang emosional jika ia kelelahan itu lebih sulit daripada menghadapi mark dengan kesedihannya. Maka dari itu taeyong berusaha sebisa mungkin untuk membimbing mark kembali.
"Bu, mark minta maaf ya selama ini nyusahin bubu. Pasti susah ya menghadapi mark." Jawabnya dengan lesu. Taeyong menggeleng, ia kemudian memeluk putra sulungnya.
🇱🇴🇫🇾
"Dua tahun saya mencari anak saya, kerja kalian sebenarnya bagaimana selama ini? Apa kalian menganggap sepele kasus ini?!" Bentak Johnny pada orang suruhannya.
"Kalian saya bayar mahal hanya untuk mencarinya, kenapa sampai sekarang tidak ada perkembangan apapun? Yang di cari hanya satu orang! Sedangkan kalian ada puluhan orang disini." protesnya lagi.
"Kepala kalian ingin dipenggal dengan pisau daging?!" Johnny kesal, ia merasa gagal menjadi seorang ayah. Seharusnya dulu ia tak mengizinkan haechan untuk pergi. Ini penyesalan terbesarnya seumur hidup. Andai ia bisa mengulang waktu.
"Sayang.." seorang lelaki manis mengelus punggung suaminya, ia menatap sedih bagaimana putus asa nya Johnny saat ini.
"Kembali! Cari anakku sampai dapat dengan keadaan utuh dan hidup." Bentaknya dengan keras.
Punggung tegap johnny menurun, ia membawa suami kecilnya ke dalam pelukannya. Berharap beban yang ia tanggung berkurang. Mengelus, mengecup surai hitam milik ten dengan lembut.
"Haechan pasti kembali, kau yang tenang ya? Jangan gegabah dulu. Musuh kita pasti sedang merencanakan sesuatu." Kata ten sambil melepas pelukan mereka, ia tahu siapa yang menculik putra kesayangannya. Jadi ia nampak tenang.
"Tidak boleh se-tenang itu sayang, kita harus tetap waspada." Kata Johnny dengan rahang yang mengeras.
🇱🇴🇫🇾
Mark menyusuri kota dengan mobil sewaannya, ia menjalankan mobil tersebut dengan kecepatan sedang. Mencari haechan di sini.
"where are you?"
"I miss you so bad babe."
Ia merindukan haechan, tetapi dimana keberadaan kekasihnya? Dua tahun sudah ia lalui dengan tanpa haechan di sisinya, mark sudah lelah dengan semua ini. Ia membutuhkan haechan. Sudah lama sekali rasanya mark tidak memeluk kekasihnya tersebut. Rindunya semakin berat kala beberapa memorinya bersama haechan teringat kembali. Mark menepikan mobilnya dan menangis disana. Menangisi haechan yang tak kunjung pulang.
"Kamu baik-baik saja 'kan sayang?"
Mark membuka dompetnya, melihat foto haechan yang sedang tersenyum sambil memegang kue ulang tahun miliknya. Mengusapnya dengan sayang sambil merapalkan doa dalam hati untuk kekasihnya tersebut.
Setelah menenangkan diri beberapa saat, mark kembali melajukan mobilnya menuju toko dessert untuk membeli pesanan bubunya.
🇱🇴🇫🇾
"Amankan mereka, lalu tanyai tentang data yang kita perlukan. Jika perlu ancam. Jangan membunuhnya terlebih dahulu, saya segera kesana." Kemudian pemuda itu mematikan panggilan tadi, tersenyum mengerikan menatap ke jendela kamarnya.
"Kena kau."
🇱🇴🇫🇾
Tbc.
Hai.. ini untuk markhyuck dari book AWAITS yaa. Sedikit & ga jelas dulu soalnya masih permulaan. Tadinya mau aku pub pas ultahnya mas jamal tp kayaknyaa kelamaan padahal aku udah koar2 di profilku...
Inget ya, ini masih permulaan & ga jelas banget. Masih mikirin alur kedepannya bagaimana, dll.
Banyak yang bilang selesaikan dulu markhyucknya jadi aku buat dulu satu bab.
Kisahnya terpisah karena beda genre dan beda kapal juga.
Doain aja otakku kedepannya lancar biar bisa up terus, AMIN!! Sekian teman temann, semoga kalian suka!😃😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Last one for you. (Markhyuck)
FanfictionMark yang berjuang keras untuk kekasih hatinya, haechan yang di perjuangkan oleh mark.