Aku terbangun karna pergerakan seseorang dan aku merasakan makin masuk kedalam pelukanku dengan erat, rasa hangat dan nyaman langsung aku rasakan dan aku baru merasakan tidur senyaman ini.
Dan saat aku membuka mata ternyata yang masuk kepelukanku Dara entah mengapa itu membuat jantungku berdetak kencang saat dara dengan eratnya memeluk ku.
Aku mencari ponselku ini sudah jam 6 pagi, tapi bukannya aku melepaskan pelukannya aku hanya melihatnya tidur dengan wajah tenangnya, aku malah memerhatikan alis nya yang rapih, kelopak matanya yang tertutup, hidung mancungnya karna dia blasteran, dan terakhir bibir tipisnya yang berbentuk hati.
Astaga kenapa bisa malah aku men scan nya seolah dia adalah berkas yang penting, dan tidak bisa aku pungkiri aku malah nyaman dia memeluku seperti ini, seharusnya aku tidak merasakan ini kan? Apalagi ke perempuan, bahkan aku tidak merasakan begini saat bersama Arga.
"Enggghh" lenguh Dara dengan perlahan matanya terbuka
"Ah kak, Dara minta maaf" setelah dia sadar kalau dia memelukku
"It's okay, feel better?" Tanyaku saat melihat semburat merah di wajahnya apakah dia merasa kesakitan lagi
"Emm, i'm good, Dara minta maaf selalu repotin kak Fanya terus"
"Hey, udah yah gak usah di bahas aku gak merasa di repotkan ko, kamu harus sembuh biar cepat keluar dari rumah sakit nanti aku bakal ikutin kemanapun kalo kamu mau pergi"
"Eh, kamu? are you sure?"
"Of course, what sounds weird?"
"No no, i mean you hate me cause the case?"
"Nope Dara" aku lalu mengelus kepalanya, dan tidak lama suara pintu terbuka ternyata suster yang mengantarkan makanan dan obat.
"Kamu makan yah biar cepet sehat dan dia juga sehat" sambil aku mengelus perutnya aku merasakan bahwa Dara menegang saat aku memegang perutnya entah bagaimana aku selalu refleks untuk mengelus perutnya.
"Sorry" ucapku merasa tak enak dengan perubahan wajah Dara
"Gapapa ka, Dara cuman kaget saja"
"Biar aku yang suapin" ucapku sambil aku turun dari brankar dan membenarkan posisi badan Dara agar nyaman saat makan
"Kak sudah kenyang"
"Kamu baru makan 5 suapan Dara gimana bisa kamu kenyang? Apalagi kamu tidak sedang sendiri"
"Iya tapi makanan rumah sakit gak enak ka hambar" sambil dengan mengerucutkan bibirnya, ekspresinya sungguh membuatku gemas
"Makanan rumah sakit memang begini, ayo makan lagi habis itu di minum obatnya" bujukku dan Dara masih menggelengkan kepalanya
"Fine, 2 suap lagi yah habis itu baru minum obat" setelah aku berbicara begitu Dara menunjukan big smilenya
Sesaat setelah Dara meminum obatnya yang telah aku berikan, Dara sesekali melirik ke arahku dengan sambil memainkan jarinya.
"Kenapa ada yang kamu pikirkan?"
"Emm, ehh gak kak, ta..pi" ucapnya dengan ragu
"Bicara saja kalo memang ada yang mengganggu pikiranmu, apa kamu lupa pesan dokter Risa untuk tidak banyak pikiran yang kamu simpan"
"Dara inget ko kak"
"Jadi apa yang mengganggu pikiranmu?" Tanyaku melihat Dara sambil menopang daguku dengan kedua tangan
"Hmm, itu kak Dara pingin.." ucapnya dengan ragu dan aku hanya melihatnya dengan menaikan alis ku
"Dara pengen di peluk kakak boleh? Soalnya Dara ngerasa mualnya menghilang waktu Dara peluk kakak" cicitnya dengan pelan di kata peluknya
"Tapi kalo kakak gak ngebolehin Dara peluk gapapa ko kak, maafin Dara yang minta aneh-aneh sama kakak" ucapnya lagi karna tidak mendapat responku
"Hahaha gemas banget sih kamu, kamu sedang merasakan mual?" tawaku sambil mengelus kepalanya dan Dara hanya menggangguk dengan menunjukan wajahnya seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen
Aku langsung menaikin brankar nya dan memposisikan diri berbaring disebalah Dara, dan menarik badannya agar Dara dapat memelukku.
"Makasih banyak kak" ucap Dara sambil menyembunyikan wajahnya pada leherku, tidak taukah dia bahwa nafasnya membuatku jadi tidak fokus
"Jantung kakak berisik" ucap Dara dengan entengnya dan aku hanya berdehem untuk menyembunyikan malu
"Kak?" Panggil Dara masih dengan berbicara di leherku
"Tidur Dara, jangan banyak bicara" setelah aku berbicara begitu tidak ada lagi pembicaraan antara aku dan Dara.
*********
Ini hari ke 5 Dara berada dirumah sakit, dan sudah bisa kembali kerumah hanya saja menunggu cairan infusnya habis.
Dan aku bersyukur kondisinya sudah kembali seperti semula dan tidak ada yang perlu di khawatirkan dengan bayi yang ada di kandungannya, ternyata sejauh aku dekat dengannya cukup membuat aku mengenal Dara, dia gadis yang cerewet selalu ada pembahasan, ditambah lagi dia selalu mengajakku berdebat hal kecil dan pembahasan random dengan menunjukan muka anak kecil itu membuat aku tambah gemas dengannya.
Tepat pukul 3 sore Dara sudah bisa pulang karna cairan infusnya sudah habis aku menuntunnya untuk ke arah mobilku, aku segera membukakan pintu untuknya.
"Kak Dara merepotkanmu" ucapnya saat aku membukakan pintu untuknya
"Gak sama sekali, masuk yah biar kamu bisa istirahat lagi di apart" sambil aku mendorongnya secara perlahan untuk masuk mobil dan melindungi kepalanya agar tidak terbentur.
Saat di dalam mobil aku mendekati wajah Dara ku lihat Dara menegang sungguh wajahnya membuat aku ingin menciumnya, ah pikiran macam apa yang ada di otakku
Klikkk..
"Hey ko bengong, sampai seatbelt harus di pasangin" aku menjauhkan badanku untuk menjalankan mobil
"Eh, eng..ga ko kak gak bengong" ucapnya dan aku hanya tersenyum untuk membalas ucapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Imagined (FreenBecky)
RandomMencintai secara normal, cinta yang ku anggap sempurna berharap dia orang yang tepat tapi semua impian berakhir karna dia mengahamili seorang wanita. Bahkan sekarang aku malah jatuh cinta dengan wanita yang menjadi selingkuhan pacarku ini gila bahka...