Terkait patah hati
Pada satu keadaan kita yang selalu memendam semua hal yang dialami, kadang kala menginginkan seseorang tempat untuk saling berbagi, dan menganggapnya sebagai seorang pasangan. Namun apa yang kita harapkan itu selalu berakhir dengan patah hati, aku tahu setiap konsekuensi yang kita terima ketika membangun suatu hubungan atau komitmen dan memiliki harapan padanya, jika tidak berakhir dengan bahagia maka sebaliknya ia akan berakhir patah hati.
Tidak sedikit orang yang tahu akan hal itu, ketika harapanlah yang membuat kita seringkali merasa kecewa dan sakit hati, beberapa orang juga berasalan bahwa ia tidak lagi berharap pada orang lain maupun orang terdekatnya, karena meski tahu konsekuensi yang akan kita terima, namun kita tidak dapat menerimanya, karena memang sakit tidak dapat dibohongi. Beberapa orang pula menganggap bahwa ikhlas itu tidak ada, karena yang ada hanya menerima dengan keterpaksaan dan lalu terbiasa, namun bagiku ikhlas itu ada dan nyata, hanya saja sulit bagi seseorang dapat dengan mudah mengikhlaskan sesuatu, karena ego yang membuat kita merasa memiliki, sehingga apa yang kita miliki jika diambil oleh orang lain, rasanya memang menyakitkan, bukan saja mengenai perasaan, melainkan adanya harapan dan rencana-rencana yang telah disusun bersama namun tidak lagi dapat diwujudkan bersama-sama.
"Jatuh cinta memang suatu perkara yang manis, kita dibuatnya seolah melayang dengan penuh kebahagiaan karenanya, namun ketika hanya jatuh saja yang kita dapatkan bukan bersamaan dengan cinta, maka rasa sakitlah yang kita terima".
Karena kita tahu bahwa jatuh itu menyakitkan dan selalu ada yang terluka ketika terjatuh. Sebenarnya apa yang menjadi alasan seseorang untuk mencintai?, jika memang cinta itu memerlukan beberapa alasan agar terjadi, bukankah ketika beberapa alasan itu hilang maka tidak akan ada alasan juga untuk tetap mencintai, namun ketika orang tidak pernah memiliki alasan untuk mencintai, namun ia tetap mencintai, mungkin itulah cinta.
Jika hanya fisik saja alasan kita mencintai seseorang, bukan tidak mungkin kita akan saling menyakiti karena hal itu. Beberapa orang ada yang sulit menerima dirinya sendiri, karena alasan fisiknya yang membuat ia tidak dapat mendapatkan apa yang ia inginkan termasuk orang yang di cintainya. Melihat hal itu, mengapa tidak merubah cara berpikir kita, dengan fisik yang kita miliki sekarang saja ia tidak dapat menerima dan mencintai kita, lalu bagaimana jika fisik kita tidak lagi seperti sekarang? apakah masih ada alasan untuk ia mencintai kita? Dan aku selalu percaya bahwa cintalah yang membuat semuanya tampak cantik, bukan cantik yang membuatnya menjadi cinta, lalu mengapa kita tidak percaya bahwa kita akan tampak cantik bahkan spesial ketika dimata orang yang tepat, orang yang memang benar-benar mencintai kita.
"Bagi orang-orang yang ketika sendiri selalu merasa dapat berbahagia dan memiliki kebebasan atas dirinya sendiri, namun ketika mencintai atau memiliki pasangan kedua hal itu hilang dari dirimu, bukankah ada yang salah dari hubungan tersebut?".
Bukankah ketika sendiri saja kita bahagia, lalu ketika bersama-sama dan kerja sama dalam suatu hubungan, mengapa bahagia itu hilang dan bukan menjadi jauh lebih bahagia?. Lalu terkait kebebasan yang kita miliki, mengapa hal itu hilang atau terbatasi ketika berada dalam suatu hubungan, bukankah seharusnya dalam hubungan itu kita saling memberikan dukungan atau suport, lalu mengapa malah saling membatasi?.
Tampaknya memang cinta membuat seseorang menjadi lupa, bukan karena cinta itu kejam, melainkan orang berperan dalam cinta itu, kita tidak dapat mengingatkan orang yang sedang jatuh cinta, karena hanya diri sendirinya saja dapat membuatnya sadar akan hal-hal yang menyakitkan, ketika ia belum benar-benar merasa lelah dengan pasangannya satu sama lain atas semua rasa sakit yang ia terima, maka tidak ada gunanya untuk mengingatkan, karena memang ia sadar sendiri karena sudah benar-benar merasa lelah dengan semua hal itu.
Kita memang sulit untuk belajar dari pengalaman orang lain, sebelum kita sendirilah yang mengalami hal itu, dan di saat itulah semuanya akan belajar. Dari setiap hal yang kita alami, termasuk rasa sakit, pada akhirnya kita tidak dapat berbuat apa-apa, jika memang terpaksa untuk menerima hingga terbiasa, bukankah akan lebih baik jika kita menggantinya dengan mengikhlaskan karena memang kita akan terbiasa, kita juga tahu konsekuensinya akan seperti itu, dan kita pun tahu bahwa sulit rasanya mengejar orang yang berusaha lari dari kita, karena memang alasan ia lari karena tidak ingin kejar, begitu juga jika memang ia pergi meninggalkan kita atau selingkuh, mungkin karena memang ia sudah tidak lagi mencintai kita, lalu untuk apa berusaha mempertahankan orang yang memang ia sendiri pun tidak ingin dipertahankan bahkan mempertahankan.
Mempelajari semuanya
Meskipun dengan tertatih seseorang akan berusaha sendiri untuk pulih dari luka yang ia terima karena patah hati, namun setelah pulih kita kembali dilukai, fasenya terulang, tetapi siapa yang pantas kita salahkan?, bukankah ada peran diri kita sendiri yang kembali untuk mencoba mempercayai dan berharap pada orang lain, dan kita pun tidak dapat menyalahkan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri pun bukan keputusan yang tepat, karena semua orang berhak untuk bahagia dan mencoba kembali, namun memang kadang bahagia itu tidak jauh dari duka atau terluka, mungkin saja kedua hal itu satu paket.
"Jadi, kita memiliki kebebasan untuk semua hal itu, mencoba kembali, lalu terluka, dan mempelajarinya lagi hingga pada akhirnya kita benar-benar dewasa sendiri, dan semoga bahagia!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Berusaha Menjadi Manusia
No FicciónBeberapa dari kita menyusun dan memilih rencana untuk mimpi dan harapannya. Namun, bagaimana jika mimpi dan harapan itu lenyap? Kenyataan yang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, lalu terbentur dengan berbagai penilaian orang lain...