Langkah kaki yang menapak didedaunan kering jelas terdengar, diiringi suara hewan-hewan memenuhi telinga kelompok yang tengah menjelajahi hutan. Matahari pun sudah semakin tenggelam menandakan malam akan segera datang.
Tapi apa itu semua menggoyahkan dua kelompok manusia yang tengah berkonflik di sana? Tentu saja tidak.
Suara tembakan bersahutan, menjadi penanda keduanya tengah berperang. Ada alasan kenapa mereka saling membunuh, emas batangan dengan jumlah besar yang terkubur di hutan tak berpenghuni itu incaran mereka saat ini.
Helaan nafas terdengar, tangan lentik berkuku palsu pendek warna nude itu memegang pelatuk pistol.
"Apa-apaan ini? Memangnya emas itu betulan ada?" ujar si wanita bernama Brenda Clark, putri dari George Jony Clark.
"Tentu saja ada," jawab pria di sampingnya, Draco Alinco, yang bertugas melindungi Brenda Clark dari musuh bebuyutannya yaitu keluarga Robertson. "Nona, kalau aku tidak selamat, Nona bisa pulang sendiri kan?"
Mata sipit Brenda menatap anak buah ayahnya, terselip rasa ragu di sana tapi bibir mungil itu tersenyum manis. "Ya, aku bisa pulang sendiri."
"Jangan khawatir, walaupun begini aku kan jago menembak dan bukan perempuan buta arah." Lanjutnya.
Draco terkekeh pelan. "Aku senang mendengarnya. Jadi sekarang aku tak akan segan-segan untuk maju."
Draco berbicara seperti itu karena melihat rekannya sudah banyak yang tumbang. Dia khawatir kalau semisal ia gagal dalam misi ini, sang nona juga akan menjadi korban.
Katakanlah dia anak buah tak becus kalau tidak selamat, nyawa nona Brenda lebih berharga dari nyawa dirinya.
Bodoh? Ya terserahlah.
Ketika Draco masuk ke kelompok mafia keluarga Clark, dia sudah menyetujui semuanya. Termasuk untuk pengabdian seumur hidupnya.
"Anak laki-laki dari keluarga Robertson, dia mempunyai kemampuan seperti anda. Jago menembak dan memainkan pisau, tubuhnya lebih tinggi dan besar karena dia laki-laki." Ujar Draco, matanya menatap lurus ke arah pohon besar, membidik senapannya supaya tepat sasaran.
Dor! Suara tembakan dari Draco terdengar, mengenai kepala anak buah Robertson. "Nona harus berhati-hati padanya!"
Brenda mengangguk, dari tadi dia berada di belakang Draco, mengikuti misi ini dengan malas.
Kalau tidak diperintah oleh sang ayah, Brenda mana mau. Mengurus kucing-kucing nya di rumah jauh lebih penting daripada berburu emas peninggalan Vasco Brown sang mafia legendaris.
Sementara di kubu lain, alias keluarga Robertson, anak laki-lakinya sedang menggerutu karena anjing kesayangannya mati tertembak.
Wesly, anjing hitam itu sudah tergelatak mengenaskan, dan anak dari Robertson yang bernama Rick- mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Sudah ku bilang, Wesly itu tak usah diajak." Ujarnya.
"Pax yang memaksa kami membawanya, Tuan Muda." Cicit Sisio, anak buah Trevor Robertson yang dipercaya menjaga Rick.
"Sialan, Pax juga sudah mati. Lalu siapa yang harus aku salahkan sekarang?" Rick berdecih, melirik mayat Pax yang berada di dekat pohon besar.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan rencana B, Tuan Muda." Sisio menghela nafas dan kembali menguatkan dirinya. "Sekarang hanya tinggal aku seorang yang menjagamu, jadi aku akan maju menghadap Clark dan Tuan pergi ke puncak hutan untuk mendapatkan emasnya."
"Ya bolehlah terserah kau." Rick memutar bola matanya malas.
Nasib jadi anak mafia ya seperti ini, mau tidak mau harus jadi penerus, karena dia anak pertama Trevor Robertson.
Adiknya? Ah, mereka masih sangat kecil.
"Hati-hati, kau harus kembali ke rumah dengan selamat."
Rick mengangguk, dia pun mulai berjalan menjauh dari Sisio, menatap punggung laki-laki berusia 35 tahun itu tanpa berkedip. Ini bukan beban lagi, tapi sangat beban, melihat rekan-rekan terbunuh kadang membuat Rick dihantui mimpi buruk.
Itu pilihan mereka, ya Rick tau. Tapi bukan berarti Rick juga tak punya hati.
Hahaha, bahkan sang ayah pernah mengolok-ngolok Rick karena mempunyai belas kasihan, Trevor Robertson bilang, tak seharusnya anak mafia ragu-ragu akan tindakannya.
Kadang Rick berhayal, dia ingin jadi anak selebriti saja daripada seperti ini. Tapi untuk apa berkhayal terus-terusan, toh kenyataanya seperti ini.
Rick tak bisa lepas dari lubang hitam Mafia, anak dari pemimpin keluarga Robertson.
oOo
Brenda berlari di hutan, Draco bilang ia harus cepat-cepat sampai atas sebelum kelompok Robertson menemukan emas itu.
Pipi putihnya sudah tergores batang pohon, keringat berucuran membuat baju Brenda setengah basah, baju hitamnya juga kotor karena beberapa kali ia terjatuh.
Matanya berkaca-kaca, teringat bagaimana Draco tersenyum dan meyakinkannya kalau dia juga akan pulang dengan selamat.
Oh, dipertempuran seperti ini, Brenda kehilangan banyak rekan, dan sekarang dia hanya seorang diri berlari di hutan yang sudah semakin gelap.
Ah sialan, kucing-kucing gemuknya menunggu di rumah, Brenda ingin cepat pulang membawa emas-emas itu ke hadapan ayahnya.
Misi sialan, aku kan jadi harus pasang kuku palsu lagi karena yang ini rusak. Ujarnya dalam hati.
Mengutuk sang ayah yang begitu menyebalkan.
Sksksk.Brenda mendengar langkah lari seseorang. Tak salah lagi, pasti itu keluarga Robertson. Jangan sampai Brenda terjebak dan tak bisa pulang.
Bibir Brenda tersenyum kala tujuan utamanya sudah semakin dekat. Di atas kayu besar itu emas itu berada, tangannya semakin kuat memegang pistol, menarik pelatuknya lalu berputar untuk menodongkan pistol pada seseorang di sana yang juga tengah mengarahkan pistolnya pada Brenda.
Nafas keduanya memburu, tatapan tajam Rick dan Brenda begitu jelas terlihat.
Brenda mencoba menekan pelatuknya tanpa ragu, tapi peluru tak kunjung menghunus anak Robertson di sana. Berkali-kali Brenda menekan tapi tetap nihil.
Lalu wanita itu pun mengecek pelurunya yang ternyata kosong. Sialan, Brenda lengah.
Rick tersenyum dengan penuh kemenangan, "Selamat sore menjelang malam, Nona Clark."
Brenda pun mengangkat kedua tanganya tanda menyerah. "Hey, aku—""Aku akan memberikanmu waktu untuk kata-kata terakhir. Aku hitung sampai tiga–satu, dua..."
Brenda mundur. Apa sekarang waktunya ia mati menyusul sang ibu? Meninggalkan kucing-kucing gemasnya sendirian. Ia menelan ludah susah payah. "Tuan RIC—"
"Tiga."
Dor!
Suara tembakan terdengar menggelegar memecah kesunyian hutan.
##
Baekhyun : Brenda Clark (Mafia keluarga Clark)
Chanyeol : Rick Clifford Robertson (Mafia keluarga Robertson)