Tak!
Tak!
Tak!Suara pisau berisik di temani alat masak lainnya.
Sehun sudah bersiap untuk sarapan. Setelan rapi dengan jas bertengger di lengannya.
Ia berhenti melangkah menuju ruang makan, sebuah pemandangan baru menarik perhatiannya.
"Jongin? Apa yang kau lakukan disana?" Mendengar suara yang sangat familiar, semua tangan berhenti bergerak. Beberapa wanita berseragam itu memberikan salam kepada Sehun.
"Aku hanya sedikit membantu. Pergilah ke meja makan. Kita makan bersama." Ujar Jongin membuat Choi yang baru tiba disana cukup terkejut.
Choi ingin memperingatkan Jongin untuk sedikit lebih sopan, tapi melihat ekspresi langka Sehun tentu ia langsung mengurungkan niatnya.
"Selamat pagi tuan." Ujar Choi begitu Sehun melihatnya.
"Kau sudah sarapan? Ayo cicipi masakan anak itu!" Ujar Sehun membuat Choi mengangguk mengikuti langkah tuan mudanya.
"Sangat aneh." Batin Choi melihat setitik senyuman di wajah Sehun.
"Anak itu meminta pekerjaan padaku. Apa dia tidak menyadari posisinya? Sepertinya ia juga tak punya rasa takut sedikitpun padaku." Ujar Sehun begitu duduk di meja makan.
Choi menjilat bibirnya sendiri, "Haruskah saya memberikan peringatan?"
Sehun menggeleng, "Tidak. Kita lihat saja sejauh mana dia mampu bertahan."
Selesai dengan kegiatan memasaknya, Jongin berjalan ke meja makan dengan kedua tangan penuh piring. Dibantu beberapa pelayan, ia menyajikan hidangan siap santap untuk pagi ini.
"Kau tidak makan?" Tanya Jongin pada Choi yang berdiri di belakang Sehun.
Choi hendak menjawab, namun Sehun memundurkan kursi disampingnya. Melihat itu, tentu ia tak mungkin bisa menolak.
"Terlihat cukup menarik..." Ujar Sehun membuat Jongin tersenyum.
"Tampilan itu bisa menipu, seperti kau." Jawab Jongin membuat Choi menelan ludah.
Sehun mengangkat sebelah alisnya, "Apa yang salah denganku?"
Jongin hanya mengendikkan bahunya sebagai jawaban.
Sehun mulai makan, mengabaikan ketidak jelasan Jongin.
"Ini... seperti masakan mama..." Batin Sehun begitu suapan pertama masuk ke mulutnya.
.
."Siapa dia?"
"Tidak cukup tampan."
"Kulitnya gelap?"
"Siapa sih?"
"Kenapa dia bisa berjalan bersama mereka?"
"Merusak suasana sekali."
"Siapa itu?"
Cibiran pun mulai bergemuruh dari beberapa karyawan yang melihat Jongin berjalan di samping Choi, tepat di belakang Sehun melangkahkan kakinya.
Sehun baru berhenti berjalan setelah ia berada di depan ruangannya.
Seorang wanita berpakaian abu abu gelap terlihat berdiri di balik meja, begitu melihat Sehun tiba.
"Kau bantu Choi disini dengan Mook." Ujar Sehun yang berlalu memasuki ruangan.
Jongin melirik ke arah Choi, "Eum, Choi?"
Choi menghentikan langkahnya, ia berbalik ke arah Jongin, "Hmm? Ada sesuatu?"
"Aku mau ke kamar mandi... Dan... Eum .. aku ingin berkeliling..." Mendengar ucapan Jongin tentu membuat Choi tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN (SeKai) (END)
Фанфик"Aku tak harus memilikimu untuk mencintaimu." "Aku tak harus mencintai mu untuk memilikimu."