Bonus part!

9.9K 917 43
                                    

Sekiranya udah dua tahun hubungan keduanya terjalin, pertengkaran pun juga sering di alami. Bagi Donghyuck sedikit sulit untuk meredahkan keras kepala yang Renjun miliki ketika keduanya sedang berdebat.

Renjun juga sekarang lagi fokus belajar, dia mau nyusul Donghyuck di kampus yang sama. Kekasihnya itu bukan sembarangan orang, takut nanti digondol orang lain. Setelah dinyatakan nggak lulus snmptn, Renjun sekarang mati-matian belajar buat tes masuk perguruan tinggi itu.

Donghyuck sebagai pacar yang baik pastinya menyemangati, tapi akhir-akhir ini pemuda itu jadi sulit dihubungi. Donghyuck bilang sebelumnya dia bakal sibuk sama kegiatan organisasinya, Renjun mengerti tapi nggak separah ini juga, bahkan pesan dua hari yang lalu belum Donghyuck balas.

Karena khawatir hari ini, Renjun datang ke apart milik Donghyuck, diantar sama Papa. Renjun yang udah tau password apart Donghyuck jadi tinggal masuk aja, dan benar aja sesuai dugaannya. Donghyuck sakit, terkulai lemas di atas kasur nutupin dirinya pakai selimut.

"Kak." Renjun nepuk pelan bahu Donghyuck.

"Renjun?"

"Iya ini aku, huftt...kamu buat khawatir, benerkan dugaan aku, sakit."

Donghyuck nggak ngerespon apa-apa karena jujur, kepalanya pusing banget bahkan buat gerakin tangannya aja ngga bisa saking lemesnya. Soalnya dia belum makan dari kemaren, cuma makan bubur itupun dibawain sama Jaemin.

"Nginep dek?" Papa yang liat Donghyuck udah hampir mirip mayat jadi nggak tega, buat ngajak Renjun pulang.

"Boleh?"

Papa ngangguk, "Nanti Papa bawain obat sama baju adek, kamu donyuk jangan rewel ya."

Donghyuck ngangguk pelan biarpun nggak ada tenaga, Renjun langsung matiin AC kamar Donghyuck dan ngambil baju bersih. Sekalian air buat lap badan Donghyuck.

Dengan cekatan Renjun bantu Donghyuck buat duduk, buka baju pacarnya terus bersihin badan Donghyuck, setelah selesai bantu buat ganti baju Renjun masakin bubur. Sempet ngomel juga tadi gara-gara Donghyuck bilang belum makan apa-apa dari kemarin.

"Kakak yang sakit, kamu yang nangis." katanya sambil ngusap air mata yang jatuh dipipi Renjun.

"Aku tuh khawatir, Kakak paham nggak sih?"

"Paham."

Renjun beresin semua barang yang berserakan di apartemen milik pacarnya itu, selesai semuanya nggak lama kemudian Papa datang bawain beberapa pakaian buat anak kesayangannya, sama buah juga. Gitu-gitu Papa Chanyeol udah sayang sama Donghyuck.

"Cepet sembuh Donyuk, kamu jangan ngeyel."

"Siap om."

"Papa." peringat Chanyeol pada Donghyuck, udah berkali-kali masih aja manggil dia dengan sebutan 'om'.

"Iya, pa."

Chanyeol pamit pulang nggak lupa cium kening Renjun dulu, karena bakal pisah sama anaknya paling nggak seminggu. selepas perginya papa, Renjun kembali nyamperin Donghyuck yang tiduran dikasur, melamun.

"Nanti kesurupan, Kak."

Donghyuck senyum, nepuk bagian kosong disebelahnya. Minta Renjun untuk ikut tidur bareng sama dia, kalo sakit gini Donghyuck emang manja, pake banget. Tapi nggak apa-apa Renjun suka.

"Gimana, belajarnya?"

"Pusing ah, kalo aku nggak lolos di univ kamu gimana, Kak?"

"Pasti lolos, kok."

Renjun nyingkirin guling yang batesin jarak dia sama Donghyuck, "Aku mau peluk Kakak."

Donghyuck geleng, "Nanti ketularan demam, kita sama-sama demam nggak ada yang urus."

TENGIL || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang