Part. 11 : Be Mine, Embun Pagi

74K 2.9K 100
                                    

Yang komentar selalu reader yang sama...

Heheheee

Nggak papa...Thor dah seneng kok.

Btw...reader ku ini perhatian banget ya...

Ada yang khawatir karena nggak pake kondom-lah, ada yang khawatir hamil.

Sampe ada yang nanyain pancake nya...

Ya eelllahhhhh...

So sweet banget siihhhh #tak uyeel uyyeell lho pipimu#

Komentar kalian yang lucu2 itu selalu bikin Thor kepengen update lagi.

Pesan buat Andrei :

Udah sewa mahal-mahal...dipuas-puasin ya Ndrei??????!!!!!!!!

Karena dirimu bakal puasa lama abis ini.

Wkwkwwk

To all reader... thank you yah

Happy Reading ^_^

*^O^*

Begitu membuka kedua matanya, hal pertama yang dirasakan oleh Embun adalah sakit. Badannya pegal-pegal dan bagian kewanitaannya terasa...

Geez...rasa sakitnya tak pernah terbayangkan oleh Embun sebelumnya.

Embun mencoba untuk mengerakkan tubuhnya semampu mungkin.

Begitu ia membalikkan tubuhnya, ranjang disampingnya sudah kosong.

Pria itu tak ada disana.

Astaga!

Membayangkan kalimat itu saja sudah membuat tubuhnya merinding dan perutnya bergolak.

Apa yang sudah dilakukannya semalam masih membekas dengan jelas dalam ingatannya.

Pria itu...

Sangat ahli dalam hal ranjang.

Embun yakin pria tampan dan kaya sepertinya sudah merasakan banyak wanita.

Astaga...

Embun mengenyahkan segala pikirannya tentang Andrei dan berusaha bangkit dari tidurnya.

"Ya ampun." Kepalanya celingukan mencari kemeja yang dipakainya semalam.

Kedua matanya menyusuri segala sudut ruangan tapi tak menemukan apapun yang bisa dipakainya. "Mampus."

Embun menarik selimut tebalnya untuk menutupi tubuh polosnya dan melangkahkan kedua kakinya dengan tertatih menuju ke kamar mandi.

Setelah membersihkan dirinya. Embun segera meraih sebuah handuk bersih dan melilitkan ditubuhnya.

Gadis itu sempat meringis saat melihat bayang dirinya di dalam cermin.

Bagian dadanya penuh dengan bercak merah. Bukti persetubuhannya semalam.

Dan lihatlah! Ada sebuah bercak merah dilehernya.

Sial! Bagaimana bisa ia menyembunyikan ini nantinya?

Embun hanya mendesah pelan.

Mau marah juga percuma. Toh! Ini adalah resikonya.

Ia melangkahkan kedua kakinya dan menyalakan shower. Membiarkan air hangat membasahi tubuhnya. Berharap semua rasa yang telah dicap oleh Andrei luntur bersama air yang mengalir.

Airmatanya kembali menitik dikedua pipinya. Embun menangis tersedu-sedu.

Ia menyesali semua perbuatannya.

My Morning DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang