Full Flashback
Rumi memandangi pantulan bayangannya lewat kaca full body yang ada di lemari kamarnya, tangannya mengusap pelan dress putih yang sedang digunakan olehnya saat ini, sang papa dengan segera membelikan Rumi sebuah dress ketika tau putri sulungnya itu akan datang ke sebuah prompt night.
"udah cantik kok itu," ujar Katya yang berdiri di depan pintu kamar mereka, adiknya itu membantunya merias diri tadi.
"beneran? Kakak gak keliatan aneh, 'kan?" tanya Rumi yang khawatir akan penampilannya.
Katya mendengus kecil, sudah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut kakaknya ini? anak itu berjalan masuk ke dalam kamar mereka, mengambil tas kecil milik Rumi dan menyerahkan kepada kakaknya tersebut.
"gak aneh, udah buruan! Kak Vanna sudah nunggu di depan!" ucapnya sambil mendorong tubuh Rumi keluar kamar.
Vanna berseru heboh ketika melihat penampilan teman barunya tersebut, cewek itu tak berhenti memuji paras Rumi yang terlihat lebih cantik malam ini. Warna putih memang cocok untuk Rumi.
"gila sih! ini mah kayak bidadari!" seru Vanna.
Pipi Rumi sedikit memanas, "udah, Van. Ayo berangkat," ucapnya sambil menarik-narik tangan Vanna.
Sayangnya malam ini yang dapat melihat penampilan Rumi hanyalah adik pertamanya, kedua orang tua mereka sedang pergi ke dokter untuk memeriksa keadaan adik bungsu mereka. Selama di perjalanan Rumi tak henti-hentinya merasa khawatir.
"kira-kira kalau gue confess malam ini gimana, ya, Van?" tanya Rumi sambil menatap temannya yang duduk disampingnya.
"ke Kak Erik?" tanya Vanna memperjelas maksud dari ucapan Rumi.
Cewek itu mengangguk kecil, "'kan habis ini kita gak ketemuan lagi, jadi gue mau confess selagi masih bisa ketemu."
Vanna tampak berpikir beberapa saat, "gue dukung kok, lagian cewek yang confess ke Kak Erik malam ini gak cuma lo paling."
***
Lokasi tempat prom night malam ini dilaksanakan di aula sekolah, tempat biasa dilaksanakannya sosialisasi ataupun seminar. Ruangan besar yang biasanya kosong itu pun terasa penuh dan hidup malam ini, para osis mengusung tema luar angkasa untuk prompt night tahun ini.
Ada banyak sekali stand makanan, photoboth, dan juga beberapa tempat bermain. Semenjak datang ke ruangan ini, fokus Rumi adalah menemukan kakak kelas yang selama ini sudah ia sukai. Erik sendiri merupakan salah satu anggota osis dulunya, saat MOS dulu Erik adalah orang yang membantu Rumi ketika mereka dimintai untuk mengumpulkan tanda tangan kakak-kakak osis lainnya.
Melihat kebaikan hati Erik bagi seorang anak yang baru saja melewati masa pubernya, Rumi langsung jatuh cinta kepada Erik. Kisah yang klise sekali, tapi selama ini Rumi hanya berani menatap Erik dari kejauhan, mengagumi sosok kakak kelasnya itu. Erik juga termasuk salah satu most wanted di sekolah mereka, tidak hanya baik hati cowok itu juga tampan, wajar sekali jika banyak yang mengejarnya.
"Ti, gue keluar dulu, ya," ujar Rumi ketika berhasil menangkap di mana keberadaan Erik, cowok itu berjalan keluar dari ruangan bersama dengan teman-temannya.
"iya, Rum, jangan kelamaan, ya! Kita belum foto bareng!" seru Tiara saat temannya itu sudah mulai berjalan menjauhinya.
Rumi mengikuti kemana langkah kakak kelasnya itu pergi sampai akhirnya mereka masuk ke dalam ruangan osis, awalnya Rumi berniat untuk menunggu Erik keluar dari ruangan dan berbicara empat mata dengan laki-laki itu. Tapi sudah tiga puluh menit berlalu dan Erik atau teman-teman lainnya pun belum keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Name, Ruri
Fiksi Remaja"Kepada Ruri Dhananjaya! Gue suka sama lo! lo mau jadi pacar gue?" akibat memilih dare, Rumi terpaksa menerima tantangan untuk menembak Ruri cowok yang terkenal dengan title 'playboy' dari teman-temannya, tidak sampai disitu saja, ia bahkan diminta...