prelude.

9.3K 573 36
                                    


SICK FEELING by
©llostbetches 2023.
────────────

"Kak Dami—kak Adam ngapain di sini?"

Adam tidak langsung menjawab, tatapannya yang sayu menatap gadis berusia satu tahun lebih muda darinya itu. Terlihat tidak nyaman, tapi dengan mata sebening air, rasa heran melingkupi wajahnya. Gemas.

"Lo sendiri?"

"Aku mau ikut bakar jagung juga di rooftop tapi gak jadi soalnya udah jam sebelas. Kak Adam gak ikut?" Gadis itu bertanya lagi, Adam tersenyum tipis lalu menunjuk dengan dagunya, ke arah meja dengan nampan berisi jagung bakar.

"Udah selesai, buat lo, ambil aja."

"Eum—thanks?"

Jessamine Young.

Gadis itu kemudian mengambil jagung bakar dengan senyum mengembang di bibirnya. Senyuman yang kemudian menular pada Adam, laki-laki itu kemudian bergerak duduk di atas sofa. Di apartment itu, hanya ada mereka berdua. Sebenarnya tadi ramai oleh teman-teman Adam yang salah satunya sepupu Jessa. Tapi mereka pergi ke rooftop untuk acara bakar jagung, menonton film, dan ngobrol-ngobrol. Rencananya sih mereka tidak akan tidur hingga pagi buta. Mengingat ini malam tahun baru, jadi kemungkinan bukan hanya mereka tapi manusia di belahan lain juga melakukan hal yang sama.

"Mau ke mana?" Tanya Adam, begitu Jessa hendak pergi. Gadis itu mengerjabkan mata lucu, apalagi kini menggigit jagung yang tidak sepenuhnya tergigit. Dia melepaskan gigitan kemudian menjawab Adam.

"Ke kamar. Kak Kinan gak bolehin aku tidur di atas jam dua belas, kak."

"Masih jam sebelas, temenin gue."

Gak, harusnya sih Adam mengusir Jessa. Karena bagaimana pun dia telah meminun beberapa gelas alkohol sewaktu di rooftop, kemungkinan dia sedang tipsy.

Jessa tanpa membantah langsung menurut, gadis itu memang terlihat penurut dan tidak banyak bicara. Tapi bukan berarti dia tidak menolak hal-hal yang dia tidak ingin lakukan. Hanya saja, Adam telah baik memberinya jagung bakar dan tidak mungkin dia meninggalkan laki-laki yang memintanya untuk tinggal.

Gadis itu kemudian duduk di sebelah Adam, sedikit jarak memisahkan keduanya. Adam lantas menyalakan televisi, sementara Jessa memakan jagung bakarnya. Rasanya memang gak lengkap kalau tahun baru tanpa jagung bakar.

Melihat Jessa yang masih menggerogoti jagung, Adam lantas bangkit dan berjalan ke arah dapur, mengambil persedian minuman dari dalam kulkas. Yang sayangnya semua tersisa minuman keras, apart ini milik Zion, yang mana laki-laki itu merupakan pecinta alkohol meski bukan pecandu. Ada satu botol berisi air putih yang kemudian dia ambil untuk Jessa, serta merta mengambil dua beer kaleng, untuknya.

"Kak Adam gak ikut ke rooftop lagi? Kenapa?" Jessa bertanya, ketika dia mendaratkan lagi bokongnya. Mendengar gadis itu bertanya, ada sedikit rasa senang, itu berarti Jessa penasaran.

"Bosen."

"Oh..." Bibir gadis itu membulat, sialnya mata Adam malah terpaku, bibirnya kecil tapi tidak tipis, ukurannya hampir sama atas-bawah, tapi sedikit lebih besar di bagian bawah. Plump. "Kak Adam mau jagung?"

Mau bibir lo.

Adam menggeleng pelan, memalingkan wajah ke depan pada layar tivi yang menyala, menayangkan film action dari salah satu channel yang gemar menayangkan film-film barat.

"Nope." Laki-laki itu lalu mengambil kaleng bir, membukanya dengan mudah lantas meneguknya beberapa kali.

"Apa gak ada fanta?" Gadis itu menyita atensi Adam lagi, menoleh dan menemukan Jessa yang memiringkan kepalanya, dengan kening mengernyit sementara matanya menatap minuman di atas meja dan di tangan Adam.

"Gak ada."

Dia mengangguk mengerti setelah itu lanjut memakan jagungnya, tanpa tahi bahwa Adam masih belum memalingkan wajah. Laki-laki itu menghela nafas, meneguk lagi bir hingga tandas dan membuka kaleng keduanya, diminum hingga setengah. Pergerakan dari Jessa yang mengambil botol mineral, lalu membukanya mandiri meski sedikit kesusahan, kemudian meneguknya perlahan. Oh shit.

"Jangan biarin Adam sama cewek kalo lagi mabuk, bahaya. Suka nyosor dan berakhir naked."

Kalimat Kinan masuk ke ingatan Adam, sepupu Jessa sekaligus temannya Adam itu sering menceramahinya bagaimana kebiasaan buruk Adam jika sering mabuk. Tapi, mungkin Kinan lupa, bahwa Adam tidak bersamanya saat Adam mabuk saat ini, tapi membiarkan Adam bersama Jessa.

Entah awalnya bagaimana, mungkin setelah Jessa minum, Adam langsung mendorongnya ke atas sofa, dan berakhir Adam di atasnya. Memagut kasar bibir merah yang sedari tadi menggodanya.

Sial.

"—kak—" Adam tidak membiarkannya bicara, bibirnya telah dia bungkam, atas dan bawah, berantakan. Wangi mint dari pasta gigi, jagung, keju, dan saliva mencampur jadi satu ketika Adam masuk lebih dalam dengan lidahnya.

Jessa tersedak, maka Adam menyudahinya, membiarkan gadis itu mengambil nafas. Sebentar, sebelum Adam mengambilnya lagi dengan rakus. Menangkap tangan Jessa yang berusaha mendorongnya dan menahan di sisi kepala gadis itu.

Adam gila.

"—Ka—kak, Adh—" Adam masih membungkamnya, lalu melepaskan bibir mereka namun tidak dengan jaraknya.

"Damian, panggil gue Damian," bisik Adam di depan bibirnya. Laki-laki itu melihat Jessa terengah, bibirnya bergetar, warnanya makin merah setelah Adam mengacaukannya.

Tapi Jessa tidak menurutinya kali ini, hingga Damian menunduk lagi, mengecupi dagunya.

"Kak Ada—Damian, kenapa?"

"Apa?"

"What was that for?" Tanya Jessa, memandang ingin tahu.

"Apa Kinan gak pernah bilang ke lo? Biar gak deket-deket gue pas gue lagi mabuk, Jessa?"

Jessa menggeleng lemah, membuat Adam tersenyum licik. "Good then."

———————
TBC.

SICK FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang