Welcome here!
Mau nanya dong, kalian tau cerita ini dari mana?
Kalian asal dari mana aja?
Saling sapa, yuk!
And the last, but not the end ....HAPPY READING!
°°°
"Apa harapan kamu di dunia ini?" Ivanna memangku dagunya, menatap sosok di depannya dengan penuh minat setelah melempar pertanyaan.
"Menjalani kehidupan kedua dengan baik. Kalau lo?" Sosok itu memberi pertanyaan yang sama. Ia memiringkan kepalanya, dengan ujung bibir yang terangkat sedikit.
Ivanna pura-pura berpikir, ia menatap langit senja yang indah. Lalu mengulum senyum cantik, membuat sosok di depannya terpana.
"Aku pengen liat ending yang udah aku siapkan. Ending bahagia," jawab Ivanna setelah beberapa saat diam.
"Hampir berhasil, 'kan?" Ivanna menatap sosok itu, lalu tersenyum sumringah.
"Tentu! Tinggal satu arc lagi."
Sosok itu terkekeh. "Lo beneran anggap novel ini genre fantasi, ya? Pake istilah arc segala." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, tak habis kira dengan pola pikir temannya itu.
"Novel ini genre tragedi dan angst." Gumaman Ivanna yang masih bisa didengar sosok itu membuat suasana menjadi senyap dan dingin. Senyuman luntur dari wajah sosok itu.
"Are you okay?" Raut khawatir tergambar jelas pada wajah sosok itu, ia menatap Ivanna penuh arti.
"Of course!" Lagi-lagi, Ivanna memamerkan senyuman paling manis yang ia punya. Namun, itu tak cukup untuk menghilangkan perasaan cemas dari sosok di depannya.
"Jalan ceritanya harus diubah, agar ending yang kunginkan bisa tercapai. Setidaknya, mereka harus mendapat happy ending."
"Jangan bilang mereka, tapi kita. Kita harus mendapat happy ending."
°°°
Setelah sekian lama saya hiat karena males, akhirnya publish juga ni cerita🥲. Nggak muluk-muluk, harapannya cerita ini bisa end aja, udah seneng banget. Semoga diri ini tidak mageran lagi😭
Okey, see you in next bab, Guys!!!
//207//
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamatkan Mereka[On Going]
Teen Fiction[PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT] [REVISI SETELAH TAMAT] Mati di tangan keluarga sendiri. Bagaimana rasanya? Sakit, kecewa. Meski hubungan mereka tak persis seperti keluarga yang sebenarnya, Mia tak pernah menyangka kalau bibinya bisa bertindak senekat...