Part.2

68 14 3
                                    

"Mampus gue, kenapa bisa-bisanya gue keceplosan sih??" Batin Yn

Yn berjalan menuju dapur sembari menggendong ochus. Jeon yang masih penasaran dengan apa yang baru saja terjadi berjalan mengekor dibelakang Yn

"Nunna, lu bisa liat gue??"

Yn tidak memberikan jawaban seakan-akan memang Yn tidak bisa melihat sosok Jeon yang sedang rewel didekatnya

"Ochus ayo makan sayang,"

Yn memperhatikan kucing kesayangannya makan dengan lahap. Jujur jantung Yn berdetak cepat, takut kalau sosok Jeon menyadari kebenaran kalau Yn memang bisa melihatnya.

"Aduh, kenapa masi ngikutin sih?" batin Yn

"Gue mesti ngapain, biar dia ga sadar kejadian tadi ya?" Yn memutar otak mencari cara agar terhindar dari Jeon

"Heeey nunna.. Hallooo" Jeong melambaikan tangannya didepan wajah Yn

"Eoh?? apa ini? Kenapa tiba-tiba dingin? Apa AC lupa gue matiin ya?" mengalihkan pandangan ke sekeliling ruangan

"Kok dingin banget ya?" Yn berpura-pura kedinginan

"Apa gue salah denger ya tadi?" Kata Jeon menyerah "Yah, sudahlah.. sekarang missi gue harus bisa deketin kucingnya.."

Jeon pergi meninggalkan Yn dengan lesu. Seakan kecewa karena ternyata Yn tidak bisa melihatnya.

"Yaaah padahal tadi gue berharap dia bisa liat gue, seandainya benar-benar bisa liat gue kan gue jadi ada temen ngobrol. Masa iya selama ini gue ngobrol sama kucing, sama anjing, sama tembok juga bahkan. Ngenes banget nasip gue" gerutu Jeon

"Haaah, untunglah dia sudah pergi" Yn bernafas lega

Ochus makan dengan lahapnya, seakan lupa kejadian yang membuat dia ketakutan tadi.

Ya, Jeon memang sangat menyukai hewan terutama kucing, sejak kecil dia terbiasa berbicara dengan kucing peliharaannya, bebbi.
Jeon mempercayai mitos bahwa kucing dapat mengerti perasaan yang sedang dirasakan pemiliknya. Jadi Jeon selalu menceritakan semua kelu kesahnya kepada kucing kesayangannya.

Sejak kejadian kecelakaan itu, Jeon tidak pernah bertemu lagi dengan bebbi.
Entah kenapa Jeon seakan-akan tidak bisa kembali kerumahnya sendiri selama bergentayangan menjadi arwah.

Pernah Jeon mencoba kembali kerumahnya, namun dia merasa tidak nyaman, karena bebbi kucing kesayangannya ternyata tidak bisa melihatnya, sehingga dia memilih untuk keluar dari rumahnya sendiri dan mencari sesuatu yang bisa Jeon ajak ngobrol.

"Meeeooooow"

"Eoh, sudah kenyang? ochus mau tidur sekarang?"

"Meeeoww" kucing kesayangannya mengangkat kedua kaki depannya seakan-akan minta digendong.

Hal itu membuat Yn gemas dan tertawa 

"Terima kasih ya ochus, sudah jadi teman hidup ku selama ini. Aku senang ada kamu disini." ucap Yn sambil menciumi kucing kesayangannya itu.

Yn berjalan menuju ke kamarnya di lantai dua.

"Haiii kucing, sudah selesai makannya??" sapa Jeon dari balik pintu, membuat Yn terkaget

"Monyoong lu! Eh! Monyong! Eh" latah Yn

"Aduh ochus jangan tiba-tiba gigit doong kan mommy jadi kaget" secepat kilat Yn mencari cara agar tidak terlihat kaget didepan Jeon.

"Rrrrrrrraaaaaawrrrr" ochus menggerang dengan kuku sedikit menancap dipunggun Yn

"Huhuhu gue kira kaget sama kelakuan gue, ternyata gegara digigit kucing. Enak banget jadi kucing, bisa gigit-gigit. Gue juga mau kalau gitu" Jeon cemberut

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang