Motor Reza sudah terparkir didepan rumah minimalis, rumah Kayra. Kedua remaja yang ada di dalamnya turun dari motor. Kayra membuka pintu pagar rumahnya yang terkunci, setelah terbuka, kedua remaja itu langsung masuk. Dengan perlahan tangan Kayra membuka knop pintu rumah yang tertutup. Tidak bisa terbuka, pertanda pintu di kunci, dan tidak ada orang di rumah. Tanpa basa-basi lagi Kayra mengambil kunci duplikat rumah yang ada di saku rok seragamnya.
Kedua remaja itu masuk ke dalam rumah, keadaannya sangat kacau. Vas bunga yang pecah dan berceceran dimana-mana, kaca meja juga pecah. Intinya ruang tamu sampai ruang tengah itu sangat kacau.
Reza menarik pinggang Kayra di kala cewek itu hampir saja menginjak pecahan vas. "Hati-hati, Kay." ucap Reza pada Kayra langsung melepaskan diri.
"Makasih." ucapnya tersenyum kaku.
"Olive gak ada di sini, gak mungkin juga Olive ke sini karena rumah lo aja di kunci." celetukan Reza langsung diangguki Kayra.
Kayra menghela napasnya. "Terus? Olive kemana?" tanyanya. Sebelum mereka ke sini, Reza sudah menanyakan security apartment tentang anak kecil yang diantar bus sekolah, tapi ternyata security itu tidak melihat ada bus sekolah selain tadi pagi.
Mereka kembali keluar, tepat saat itu hujan langsung mengguyur kota ini. Keduanya saling menatap seolah mengatakan "hujan" tentunya mereka tidak bisa kemana-mana karena mereka ke sini menggunakan motor Reza. Keduanya duduk di kursi besi di teras rumah sambil menatap hujan yang berjatuhan.
"Hujan, Rez? Olive gimana?" tanya Kayra cemas.
Rez? Rasanya Reza ingin kayang, jungkir balik, ketika mendengar panggilan itu dari bibir Kayra. Tapi tidak mungkin, kondisinya sedang tidak memungkinkan.
"Gue cari, lo tunggu sini aja." ucap Reza seraya bangkit dari duduknya, belum sempat cowok itu melangkah, sebuah tangan menahan jaketnya. Reza menunduk menatap Kayra yang mendongak menatapnya.
"Mau kemana?" tanya Kayra.
"Mau ca–"
"Lo gila? Ini hujan deres banget!" sahut Kayra berdiri.
"Terus? Kita harus nunggu reda dulu? Kita gak tau Olive dimana Kay?" kata Reza. "Abis ini lo di jemput bodyguard gue buat pulang ke apartemen dulu. Gue gak mau lo kena imbas sama orang tua lo kalau mereka tiba-tiba pulang." tambahnya.
"Rez?" sentak Kayra tidak habis pikir dengan Reza. Dia khawatir dengan Reza yang akan pergi menggunakan motor di saat hujan seperti ini, dia juga khawatir dengan Olive, Kayra tidak tau Olive ada dimana.
"Lo tunggu sini sampai ada yang jemput lo. Ini perintah, Kay!" ucap Reza tegas.
Suara teriakan Kayra yang memanggil Reza tenggelam oleh suara hujan yang berjatuhan di tanah. Kayra berdecak melihat motor Reza sudah benar-benar pergi dari hadapannya. Reza itu gila.
****
Reza mengendarai motornya dengan pelan seraya memperhatikan sekitarnya, dia juga tau resiko ketika dia mengebut di saat hujan deras seperti ini. Reza mengerem mendadak membuat ban motornya tergelincir karena jalanan licin, motor besar itu jatuh bersama sang pemilik. Reza mencopot helmnya kemudian berusaha mengeluarkan kakinya dari himpitan motornya dan jalanan.
"Sialan lo ayam! Ayam siapa sih anjing?" umpat Reza kesal menatap tajam ayam yang dengan santainya mengibaskan sayapnya dan menatap Reza polos.
"WOY!"
Reza menoleh ke sumber suara, kedua remaja yang berlari ke arahnya dan langsung membantunya mengangkat motornya.
"Lo oke?" tanya Kendra setelah menitah Reza untuk duduk di trotoar yang beruntung ada pohon besar, yang dahan pohon berdaun lebat itu membuat mereka bisa meneduh, walaupun masih terkena hujan, setidaknya mereka tidak terkena hujan deras.