1.AWAL MULA CERITA

286 50 22
                                    

Suasana ruang makan tampak seperti biasanya, dingin dan suram tak ada kehangatan apapun yang dirasakan di meja makan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana ruang makan tampak seperti biasanya, dingin dan suram tak ada kehangatan apapun yang dirasakan di meja makan itu. Tak ada suara manusia apapun kecuali dari sendok dan garpu yang saling bertemu menimbulkan suara dentingan yang tak menganggu tentunya.

"Pagii semuaaa! "
Sapa Aletta dengan senyuman diwajah manis nya membuat siapa saja akan terpesona ketika melihat senyum nya, gadis yang penuh akan aura hangat nya membuat siapa saja ingin melindungi gadis itu, membuat yang melihat nya akan langsung jatuh hati dengan tatapan jernih nya seperti berlian.

Suasana yang awal nya suram seketika saja menjadi cerah akibat kedatangan matahari sang keluarga, Adrian Bramastya-sang kepala keluarga tersenyum hangat menatap putri kecil nya itu, membuat siapa saja akan terpesona dengan wajah tampan dan tegas itu, diumur nya yang sudah menginjak usia kepala 4 itu tak membuat Adrian terlihat tua sama sekali, dia masih terlihat seperti umur 20 tahunan, wajah yang tegas, rahang yang kokoh, badan yang sangat bugar diusia nya membuat nya semakin terlihat tampan, bahkan jika Adrian pergi keluar rumah banyak sekali gadis gadis ABG yang masih terpesona akan pahatan indah yang diberikan sang pencipta kepada Adrian.

"Pagi putri kecil Papa"
Adrian tersenyum, sedangkan Aletta hanya mampu tersenyum malu dengan pipi yang memerah, membuat ke 4 kakak nya gemas ingin mencubit pipi itu, sedangkan para maid yang masih berdiri disana pun menahan diri untuk tak berteriak karna melihat tingkah imut sang majikan itu.

Bagaimana bisa ada manusia sesempurna Aletta?

Itulah pemikiran semua maid, dan mungkin begitu juga dengan pemikiran orang lain yang bertemu dengan Aletta.

"PAPAAA! LETTA UDAH BESAR"
Aletta berteriak marah, dengan bibir dimajukan membuat sang kepala keluarga tertawa kecil akan tingkah putri nya yang amat mengemaskan itu.

"Ia dehh, yang udah besar mah HAHAH"
Alvino Bramastya-kakak pertama Aletta berucap dengan nada mengejek membuat Aletta semakin kesal dibuat nya.

"Abanggggg El, lihat bang Al"
Aletta berucap manja kepada Eliano Bramastya yang merupakan kembaran dari Alvino atau biasa dipanggil Al, El menghela nafas panjang menatap saudara kembarnya itu dengan tajam, mengapa mereka suka sekali menganggu adik kecil nya itu?

"Al berhenti lah kau membuat Letta kesal"
El berucap dengan tangan mengelus rambut Aletta mengungkap kasih sayang nya itu sedangkan Aletta hanya menerima ulah sang kakak itu tanpa terusik sedikit pun.

Meja makan yang awal nya suram seketika saja menjadi penuh canda tawa akibat Aletta sang matahari keluarga.

"Bang Kiel, Letta berangkat sama abang ya boleh?"

Aletta berucap kepada Kiel Bramastya yang masih asik tertawa, sedangkan Kiel tentu saja menganggukan kepala nya dengan setuju!

THE PAIN IS TOO DEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang