Sesuatu di Jogja

24 5 0
                                    

"Kalian sangat berarti dan akan sangat berharga untuk aku tinggalkan, maka aku meminta pada Tuhan. Agar diberi waktu, setidaknya sedikit lebih lama."


---○●○---

Anak-anak tengah bernyanyi riang, mereka bersenandung, bermain gitar dan melakukan permainan ringan seperti tebak kata dan sebagainya. Galaksi, Cakra dan Bima duduk sebangku. Sedangkan Tita, ia ada di samping Bima bersama Dita.

Mata mereka saling bertemu saat yang lainnya sibuk bernyanyi, dan tiba-tiba saja bus berhenti di rest area.

"Yo! Anak-anak! Kalau ada yang mau ke toilet, silahkan. Kita punya waktu 20 menit, dan jangan pergi sendiri-sendiri, mengerti?"

"IYAA PAAAK!"

"Gue gak pernah mikir kita gak bakal berangkat Study Tour, soalnya kemarin kita bilang gak punya duit."

Galaksi dan Bima yang ada di sampingnya ikut menoleh.

"Bukannya lo emang gak pernah mikir?" Sarkas Galaksi pada Cakra yang duduk dekat dengan jendela bus.

Laki-laki itu bangkit dengan gerakan seakan marah, naas! Ia lupa kalau diatas kepalanya adalah tempat penyimpanan barang yang sangat dekat dengan kepala.

Dug!

"Aduh!"

Ke empat sahabatnya jelas tertawa, mereka tak habis pikir dengan kelakuan Cakra Aira.

"Bodoh, kan gue bilang."

Kata-kata Galaksi berhasil mengundang kembali gelak tawa dari ke empat orang yang tersisa di dalam bus, mereka tertawa minus Cakra yang tengah mengusap kepalanya.

"Udah-udah! Yuk, turun!" Ajak Dita.

Mereka semua turun, pergi ke kamar mandi, melaksanakan ibadah, atau sekedar membeli perlengkapan yang kurang dari warung-warung yang berjejer di rest area.

Kemudian berkumpul di salah satu tempat yang agak kosong, mereka memang agak lain.

Saat orang lain bersama, tapi mereka masih menerapkan social distancing.

"Lo gak laper?" Tanya Bima.

Mereka semua menggeleng. "Elo? Elo laper? Mau gue pesenin makanan?" Tawar Cakra hendak bangkit namun ditahan oleh Bima.

"Duduk!" Cakra kembali duduk.

"Kenapa?" Tanya Cakra polos.

"Gue beliin mi--" Bima memotong kata-kata Galaksi.

"Kagak usah, kalau gue mau gue bisa beli sendiri." Jelas Bima.

Tita dan Dita yang melihat kehangatan didepan mata mereka itu langsung aaling menatap aneh satu sama lain seolah berkata.

"Laki-laki emang gini kalau udah perhatian?"

"Lo berdua kenapa?" Tanya Cakra.

"Lo bertiga yang aneh." Balas Dita.

Ketiga laki-laki itu bertukar tatapan bingung, mereka? Aneh?

"Maksud lo?" Kali ini Galaksi yang bertanya.

"Maksud gue.. sejak kapan lo berdua seperhatian ini sama Bima?"

Tak ada yang mampu menjawab pertanyaan Tita, ketiganya diam.

"Anak-anak! Ayo kumpul! Kita berangkat lagi!"

Mereka semua masuk dan melanjutkan perjalanan, masih dengan beberapa perbincangan yang sempat terpotong. Tita kembali bertanya, namun urung. Karena saat dia berbalik pada ke tiga laki-laki di samping kursi dirinya dan Dita, mereka sudah menutup mata mereka rapat-rapat.

[✔] BabeLova - Jaemin, Haechan, MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang