33 || Tigapuluh Tiga

12.4K 1.2K 220
                                    

Sorry for typo

••••

"Eum~ Papi pulang? Aaaaa Papiii~"Hesa berlari-lari kecil menuju ruang tamu untuk menyambut Ayahnya yang baru pulang dari Riau.

Sehran yang wajahnya terlihat lebih fresh karena semua urusannya selesai pun tampak sangat bahagia mendapati putra bungsunya menyambutnya di ambang pintu.

Belum sempat pria itu meraih Hesa, putra bungsunya itu sudah terangkat dan di gendong oleh wanita cantik yang merupakan istrinya. Jihan menggendong Hesa dan membawanya kembali masuk ke mansion setelah memberi tatapan tajam pada Sehran.

Sehran hanya bisa menghela nafas kasar. Sadar adegan itu di tonton oleh para pekerja di Mansion Alton, Sehran mengusap kasar wajahnya dan mengacak-acak surainya kesal.

"Mami~ Adek mauw syama Papi~"Hesa menggoyangkan kedua kakinya agar Jihan menurunkannya.

"Nanti aja, adek belum mandi. Mandi dulu yok sama Mami ya,"

"Ndak mauw~ Adek mauw syama Papi~"rengek bocah itu.

"Adek denger Mami gak?"Hesa terdiam dan memeluk leher Jihan, wajahnya ia tenggelamkan di ceruk leher sang Ibu mendengar nada tegas dari Ibunya.

"Mandi dulu, Papi gak akan kemana-mana juga. Yang ada kamu di bikin hilang sama Papi,"omel Jihan pada Hesa.

Jihan kemudian masuk ke dalam lift untuk membawa Hesa mandi di kamar mandi milik bocah itu. Perkataan Jihan tadi adalah sebuah sindiran keras untuk Sehran, tentu saja pria itu mendengar dengan jelas. Jadi dua hari dia pergi sama sekali tidak meredakan amarah Jihan. Habislah kau Sehran.

Jihan membuka semua pakaian yang di kenakan Hesa selagi menunggu air hangat di bathtub menyesuaikan suhunya. Jihan mengernyit saat mendapati lebam kebiruan yang ada di bahu kanan Hesa.

"Adek, ini kenapa? Adek jatuh ya tadi pas main?"tanya Jihan mengusap lebam yang terlihat samar itu.

Hesa menggelengkan kepala nya, "Esa ndak jatuh Mami~"ucapnya.

"Sakit tidak?"Jihan menyentuh sedikit di tekan membuat Hesa terkikik geli.

"Syakit Mami tapi enak, seperlti habis di syuntik om Doktel Ez- eum Elrzlra,"ucap Hesa dengan polos. Jihan terkekeh mendengar Hesa kesulitan menyebut nama Erza.

"Dokter Er-za. Er.Za,"eja Jihan, wajah polos Hesa saat membaca gerakan bibir Jihan membuat sang Ibu memekik gemas dan menghujani leher Hesa dengan ciuman. Harum, meskipun ia berkeringat seharian bocah itu tetap wangi khas bayi.

"Mami~ Dino Dino adek mana?"tanya Hesa saat bocah itu sudah masuk ke dalam Bathtub nya.

"Ini Mami ambilkan,"Hesa mulai asik bermain dengan mainan Dino nya di sela Jihan yang dengan telaten membersihkan tubuh bocah itu dengan sabun bayi agar kulit putra bungsunya semakin lembut. Tak lupa juga di pakaikan shampo beraroma soft Cherry blossom.

"Ayo sikat gigi dulu sini, adek mau odol warna apa?"Jihan membariskan tiga odol dengan warna yang berbeda.

"Adek mauw eum~ yang ini walna ungu, pakai syikat yang ada gajah na Mami~"telunjuk mungilnya menunjuk odol berwarna Ungu.

Jihan dengan lembut menggosokkan sikat gigi itu ke gigi mungil Hesa yang rapi. Sesekali odol yang tersisa di sikat gigi tak sengaja di jilat oleh Hesa membuat Jihan gemas.

"Jangan di makan odolnya Adek,"tangan kiri Jihan mencubit pelan pipi Hesa membuat sang anak tertawa meringis.

"Manis hihi, enak Mami,"

【 𝙃𝙚𝙨𝙖 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang