CHAPTER 14

614 42 12
                                    


Jun terbangun dari tidurnya, matanya melihat sekeliling, dan melihat ke samping. Tak ada wonwoo, jun merasa bermimpi melakukan itu semalam . Mungkin kemarin setelah kejadian di balkon jun sudah ngga sadarkan diri karena efek obat.

Tapi jika mengingat hal kemarin, jun tersenyum. Itu sangat manis menurut jun. Tapi jun menepisnya, itu semua hanya mimpi pikir jun.

Jun terduduk di tempat tidurnya, mencoba mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya masuk ke tubuhnya. jun pergi menuju kamar mandi dan bersiap untuk sarapan. Setelah selesai membersihkan diri, jun keluar dari kamarnya.

Pemandangan yang pertama dilihatnya adalah, wonwoo yang sedang sibuk menggoreng sesuatu di wajan. Terlihat wonwoo sangat telaten dalam membuat makanan. Jun terkejut, jun tak mengira jika wonwoo masih disini , dia pikir wonwoo sudah pulang saat malam kemarin atau tadi paginya.



" Won? " Panggil jun. Wonwoo menengok untuk melihat siapa yang memanggilnya.

" Jun, sudah bangun? Duduk lah aku sedang menyiapkan sarapan untuk kita berdua. Tadi Nathan mampir tapi sudah kembali lagi, dia cuman nitip obat " ujar wonwoo sambil menunjuk obat yang diberikan nathan dengan dagunya.

Jun melihat kearah dagu wonwoo menunjuk, lalu kembali lagi melihat wonwoo. Jun hanya menanggapi dengan singkat. Lalu duduk di meja makan sesuai penuturan wonwoo.

Wonwoo menaruh dua nasi goreng dan satu soup ayam, setelahnya dia menaruh apron yang dia gunakan dan bergabung dengan jun.

Seperti biasa wonwoo akan melayani jun dengan telaten seperti kemarin.



" Wonu " yang di panggil mengangkat kepalanya dan melihat kearah jun.



" Ada apa junnie? Kau perlu sesuatu? Biar aku ambilkan ya " ujar wonwoo sambil terus menatap jun.

" Terimakasih nu.. " ujar jun lirih



" Untuk apa?" Tanya wonwoo bingung



' tidak ada, hanya ingin berterimakasih sudah baik sama aku . " Ujar jun sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya. Jun tak bisa mengungkapan isi hatinya tapi sepertinya kata-kata itu cukup bukan?



" Kenapa berterimakasih? Itu semua sudah seharusnya sebagai teman bukan? Aku akan selalu membantu mu, melindungi mu. Walau bayaran yang sangat mahal untuk bisa melihat mu tersenyum. Aku akan melakukannya itu Janjiku... Jeon wonwoo. Akan. Selalu. Melindungi junnie. Dan sebagai tempat. Nanti. Junnie . Pulang. " Ujar wonwoo penuh penekanan

DEG

Jun tersentuh akan perkataan wonwoo, yang sangat spontan itu. Rasanya kini jun tak sendirian. Tidak lagi harus merasa sendiri. Sepertinya hati jun juga sudah jatuh terlalu dalam pada sosok di depannya ini.



Tapi, apa benar yang dikatakan wonwoo itu? Lalu untuk apa dia mengikuti jadwal ini? Entahlah.., sekarang semua terasa rumit.



" Oh ya, apa masih sakit? Sepertinya aku kemarin agak kasar. Klo masih sakit, bilang junnie, aku akan mengobatinya.



Tunggu, jadi yang jun pikir itu mimpi sebenarnya adalah nyata?



" Hah? Umm mm... U-udah ga kok. Ini buktinya aku bisa jalan" jawab jun ragu dan gugup. Wonwoo menyuapkan nasi ke mulutnya dan mengangguk dengan perkataan jun.

" Syukurlah.. " ujar wonwoo, setelahnya tak ada percakapan lagi antara mereka berdua sampai semua telah bersih dan jun sudah meminum obatnya.

Wonwoo hari ini akan pergi ke kantor, sebenarnya tak ada urusan di kantor. Tapi wonwoo ingin mengecek berkas staffnya agar besok wonwoo bisa mengambil cuti dan bisa mengajak jun jalan-jalan.



OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang