Aku kaget, panik dan berlari, sepertinya hanya Mom Bora yang bisa melihatku. Aku sangat takut, entah apa yang aku pikirkan sampai-sampai aku berlari seperti tak ada tujuan.
Aku berpikir untuk kembali kerumah, dan hilang dari dunia ini, selama beberapa menit. Dan aku terus berlari sampai akhirnya aku terjatuh.
"Aduhhhhhhh"
"Akhirnya kamu bangun. Aku sangat panik," kata Dino membangunkan Yura.
"Jadi tadi aku hanya bermimpi? Sangat buruk," kata Yura sambil mengusap matanya.
"Memang kamu mimpi apa?" kata Dino dan Ny. William berbarengan.
Yura tersenyum ragu. Ia menundukan kepalanya sebentar dan kemudian menoleh kearah Ny.William. Ia bingung harus menceritakannya darimana. Tapi akhirnya ia menceritakan secara detail tentang apa yang Ia mimpikan."Jadi Yuri itu adalah anak ketiganya Mom Bora?" kata Dino.
"Okay, aku akan ambil kesimpulan dari semua ini," kata Dino lagi Yura hanya menaikkan sebelah alis matanya dengan wajah penuh pertanyaan.
"Karena Black Magis itu adalah Mom Bora. Dan Yuri adalah orang yang selama ini meminta bantuan kita," kata Dino singkat, padat namun penuh arti.
"Lalu sekarang kita harus apa?" Kata Dino lagi.
"Kita harus membakar Dream Catcher itu disekolah. Tapi kapan?" tanya Yura.
"SEKARANG" tiba-tiba Ny. William angkat bicara.
"Ayo kita kerumah mu untuk ambil Dream Catcher itu, aku akan siapkan mobil. Dino bawa korek dan sedikit minyak tanah didapur. Cepat!" katanya lagi.
Semua bergerak cepat kecuali Yura. Ia masih duduk rapih ditempatnya. Dengan wajah ketakutan, ia mengusap kedua tangannya. Entah apa yang Ia pikirkan.
"Kenapa lagi Yura, cepat. Tak ada waktu lagi," kata Dino menggerak-gerakkan bahu Yura. Yura tetap pada posisinya. Ny.William terus memperhatikan Yura.
"Kau benar Yura, seharusnya kita tak perlu tergesa-gesa," tegas Ny.William.
"Ada apa dengan kalian berdua, Ibu! Yura! Kenapa lagi? Kita harus bergegas bukan? Cepat!" kata Dino dengan nada tinggi, untuk meyakinkan keduanya.
"Kita harus tau semua DINO!" teriak Yura mencoba meyakinkan Dino. Dino diam tidak mengerti apapun.
"Kita tunda saja pembakaran Dream Catcher ini bukan?" terka Ny.William .
"Kenapa ditunda lagi? Apa kita harus tunda pembakaran itu setelah ujian tegah semester saja? Hah?" kata Dino bertanya.
"Iya. Kita akan menundanya. Aku harus tau apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Yuri meminta pertolongan ku untuk membakar Dream Catcher itu? Kenapa Mom Bora sangat membenciku? Apa hubungan Black Magis itu dengan mereka semua dan aku?" kata Yura meyakinkan Dino dengan ajah seribu pertanyaan.
"Baiklah, kita harus membuka kejadian demi kejadian dulu. Baru kita punya alasan untuk membakar Dream Catcher itu," kata Dino mulai mengerti.
"Okay, untuk sementara, biarkan Dream Catcher itu dirumah kami. Biar kamu tak terganggu dan aku akan mencoba bertanya apa kegunaan Dream Catcher ini," tawar Ny.William.
"Baiklah Ny.William. kuperyakan semua ini padamu. Aku akan pulang dan kembali kesini untuk memberikan Dream Catcher itu kepadamu. Aku sangat bergantung pada kalian. Aku sangat berterimakasih tentang semua ini. Jika tidak ada kalian, tak mungkin aku selamat, mungkin aku sudah mati atau tinggal dirumah sakit jiwa," kata Yura menunduk berterimakasih dengan haru.
"Tak apalah Yura, aku dan Ibuku senang bisa membantu orang yang kesusahan. Aku juga tak tega jika Black Magis itu terus menghantuimu," kata Dino sambil mengelus bahu Yura dan kemudian tersenyum.
"Ibu, aku pamit mengantar pulang bocah tengik ini dulu," katanya lagi sambil mengacak pelan rambut Yura. Yura menoleh kearah Dino seperti meminta jawaban.
"Bukannya aku khawatir karena Yura pulang sendirian, tapi aku hanya tak mau Yura bolak-balik kemari hanya untuk mengambil Dream Catcher sialan itu. Jadi, lebih baik aku yang mengambilnya sekalian mengantar Yura pulang. Hei bocah ingusan plus tengik, jangan ge-er kamu!" kata Dino menoyor kepala Yura.
"Yakkk!!!"teriak Yura dengan jengkelnya. Mereka bertiga kemudian tertawa seakan-akan bahwa tadi tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Dream Catcher
ParanormalSebuah misteri antara Dream Catcher dengan seorang gadis yang dihantui oleh Black Magis.