Keheningan menyelimuti ruang tengah keluarga Sastra,ia melirik bingung ke arah wanita paruh baya di samping kirinya. "kami tahu nduk kamu pasti bingung akan menjawab apa, jika kamu memang menolak.. Ibu dan ayah tidak apa-apa ikuti sesuai dengan hati kamu." Wanita paruh baya tersebut bersuara dengan lembut sambil mengelus punggung Sastra yang bisa dirasakannya menegang.
"Mungkin nak Sastra masih kaget ya.. Kami selaku orang tua Ditya bisa memberikan waktu untuk nak Sastra menjawab," sahut wanita paruh baya di depannya dengan lembut. Makin bingung saja Sastra setelah mendengar pernyataan tadi.
Sejujurnya ia masih tak yakin mengapa dirinya yang dijodohkan tapi ia tak mampu bertanya, mungkin terlalu sungkan dan segan untuk berterus terang kepada ayah dan ibu angkatnya.
Iya, Sastra merupakan gadis sebatang kara beberapa tahun silam. Hingga pasangan baik itu datang memberinya kasih sayang dan seorang kakak yang baik. Bisa ia lihat tatapan berharap pada semua yang hadir dipertemuan ini. Walau sang ibu sudah menyetujui apabila ia memilih menolak.
Sastra termasuk anak yang pendiam, bukan terlalu cuek namun ia terlalu segan pada keluarga yang telah menolongnya. Ekspresinya keluar seperlunya saja, tidak datar namun tidak kaku juga. Hanya seperlunya saja. Hal itu terkadang membuat sang ibu selalu mengajaknya untuk bersama sampai ia harus mengabdi di kota seberang. Saat ini lah mereka baru berkumpul kembali bersama.
Sastra menarik napasnya perlahan, ia melihat kembali sosok pemuda yang dijodohkan dengannya. Tidak ada getaran, namun ia meyakini pemuda itu baik. Hanya saja pemuda tersebut tidak nampak melihat kepadanya, terlihat hanya menunduk.
"Saya.. Menerima lamaran M-mas Ditya." Kata syukur keluar serentak dan pemuda itu terlihat mengangkat kepalanya untuk melihat dirinya. Tidak ada ekpresi yang bisa Sastra tangkap dari wajah pemuda yang lebih tua sedikit darinya itu. Saat mata keduanya bertabrakan pun Ditya langsung menoleh untuk memutuskan tatapan mereka.
"Apa jawabanku salah? Haruskah tadi aku menolaknya? Apa ia terpaksa?" Beberapa pikiran berkecamuk dalam pikirannya. Ia menjadi khawatir sendiri apakah Ditya sebenarnya tidak suka dijodohkan.
Sastra hanya menggigit bibir dalamnya dan meremas kedua tangannya yang berada di atas pangkuannya.
"Selamat ya Ra.. Semoga kamu bahagia selalu. " Sastra hanya tersenyum saja saat Diana memeluknya bahagia. Diana merupakan kakak yang baik selama ia menjadi adik angkat. Selalu mengajaknya kemana pun dan selalu dikenalkan kepada teman-temannya juga. Ia sangat bersyukur kepada keluarga yang telah menolongnya ini.
Pembicaraan mereka saling bersautan, para orang tua sibuk menentukan tanggal yang baik, sedang beberapa saudara tengah menyalamati kedua calon mempelai, hanya saja tidak ada interaksi khusus dari kedua calon mempelai tersebut.
Terlihat Ditya hanya setuju saja bila tanggal yang ditentukan sangat dekat. Sastra sebenarnya tidak setuju karena terlalu cepat baginya. Namun ia urungkan suaranya ia melihat binar dan tatapan berharap itu lagi, maka ia hanya mengangguk.
...
Setelah pertemuan keluarga itu Sastra seperti orang yang ling lung ia merasa proses pada dirinya terlalu cepat. Seingatnya ia baru saja masuk ke dalam rumah ini dengan hati yang nestapa saat berumur 10 tahun.
Malamnya ia tidak bisa tidur nyenyak, bayangan tadi sore masih membekas dalam dirinya. Beberapa minggu ia akan menjadi istri orang. Tidak ada dalam pikirannya untuk menikah, hanya ada menjadi anak yang baik dan cerdas agar orang tua angkatnya bahagia. Sekarang ia bingung harus bagaimana bila sudah menjadi istri orang. Sayangnya ia pun tidak memiliki pengalaman dalam hal percintaan.
Tunggu, apakah ini juga termasuk kedalam percintaan bila keduanya tidak memiliki rasa?
Sastra pusing sendiri memikirkannya, ia bahkan tidak memiliki kontak Ditya. "Arghtt harus gimana ini!?" Raungnya sambil bergulung di atas kasur.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomanceSore itu seperti mimpi buruk yang datang secara nyata pada Sastra Maharani. Bagaimana ia bisa menolak permintaan seseorang yang telah membantu hidupnya selama ini untuk memintanya menikah dengan seorang pemuda yang tidak ia kenal. Pemuda itu bukan a...