Chapter 48

608 35 5
                                    

Aku menurunkan Hansoo dan menghentikan mobil di dekat rumah Cha Jungwoo. Ketika aku memutar kepala untuk memberitahu kalau kami sudah sampai, manajer masih menunduk melihat amplop di tangannya. Aku menunggu tanpa berkata apa-apa, dan setelah beberapa saat aku mendengar sebuah pertanyaan.

"Ini pasti kesempatan bagus, kan?"

"Bahkan kalau ini kesempatan buruk, buatlah jadi bagus."

Melirikku, dia menoleh ke samping dan tersenyum sedih.

"Betul. Seharusnya begitu. Toh, aku tahu industri ini kotor... Hal terbaik bagiku sekarang adalah tidak dipecat dari perusahaan dan mendapatkan uang untuk sekolah anak-anakku."

Ucapannya terdengar berbeda dengan kekhawatiran Cha Jungwoo tidak akan menuruti perkataannya dengan baik. Aku menunjuk ke arah amplop, kontraknya, yang telah dia lihat selama.

"Kapan kau mendapatkannya?"

"Ya? Ah... pagi tadi. Ketua Park memberikannya padaku. Mereka bilang kalau dia menandatangani kontrak hari ini, ketidakbersalahanku bakal terbukti."

"Kau bakal bilang apa waktu memberikan itu padanya?"

Alih-alih menjawab, dia menatap kontrak itu sambil mengerutkan kening. Aku merasa seperti mendengar sesuatu, tapi pada akhirnya dia memutuskan tidak mengatakannya.

"Taemin, kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Ayo pergi."

Cha Jungwoo mendengarkan penjelasan manajer dengan begitu tenang sehingga manajer penasaran apakah dia itu orang lain. Ruang tamunya sama seperti di pagi hari, tapi pihak lain punya tampang bersih seolah telah seutuhnya disucikan.

"Anda harus mendatangi polisi secara sukarela besok sore. Wawancaranya dijadwalkan sore besoknya. Di pagi konferensi pers, sayaakan menuliskan apa yang perlu Anda jawab terlebih dahulu. Pikirkan saja seperti itu adalah naskah dan hapalkan. Saya akan memberitahu stylist baju dan riasan hari itu. Beberapa catatan lagi... Pertama-tama, jangan berbicara terlalu lama pada penyelidikan polisi. Anda hanya perlu menjawab pertanyaan ya atau tidak."

Ketika Cha Jungwoo mengangkat pandangan seolah bingung, manajer langsung menambahkan.

"Ada detektif yang saya kenal yang memberitahu saya terlebih dahulu. Sebagian pertanyaannya formal, jadi tidak perlu gugup. Lalu..."

"Kau tidak perlu berbicara formal."

Manajer yang sedang melihat buku catatannya dan menandainya satu persatu pun melirik ke atas. Dia melihat lawan bicaranya dalam diam, lalu mengangguk.

"Oke. Hal besar selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah konferensi pers, tapi aku akan memberitahumu lusa. Oh, kau bisa menangis kapan pun, kan?"

"Haruskah aku menangis saat konferensi pers?"

"Tidak. Kau tidak boleh meneteskan air mata. Saat kau menangis, kau akan terlihat jelek dan semua orang yang bukan fansmu akan menertawakanmu. Tapi kau bisa berkaca-kaca, kan? Kau harus membuat tatapan seolah akan menangis."

Cha Jungwoo mengangguk.

"Tulis semua yang perlu kau lakukan dan pergilah. Dan jumlah uang yang perlu diambil juga."

Manajer menatapnya lagi, tapi dia tidak mengatakan apa pun.

"Kau tidak perlu langsung meminjam uang. Hari-H nya adalah tanggal pendaftaran wamil yang akan sedikit dilupakan orang-orang, lalu bakal jadi topik opini publik lagi nantiny. Fakta menjadi sukarelawan secara diam-diam sambil wamil hari itu dan fakta donasi nyata seharusnya dirilis di berita. Dengan begitu, banyak wartawan yang akan menunggumu dua tahun lagi. Seolah menunggu anak baik yang kembali setelah introspeksi diri, dengan opini yang berlawanan."

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang