5. Different Date

491 24 0
                                    

Namsan tower, adalah destinasi terakhir dari perjalanan Jeno dan juga Renjun. Untuk mencapai ke Namsan tower, mereka berdua ini harus menaiki kereta gantung. Tidak mungkin mereka terus berjalan. Jeno ini tidak ingin membuat Renjun kecapekan.

Tidak butuh waktu lama, mereka pun sampai di puncak namsan tower. Sebelum masuk ke dalam, ia uanh memutuskan untuk membeli snack untuk Renjun dan juga dirinya.

Cron dog dan juga kentang tornado yang menjadi pilihannya saat ini. Ia juga langsung memberikan dua jajanan itu ke Renjun. Sedangkan yang dua lagi untuk dirinya. Setelah membeli, mereka pun bergegas untuk masuk ke dalam Namsan tower. Sampai di dalam, mereka berdua langsung di suguhkan berbagai macam pemandangan yang akan memanjakan mata kalian.

Sampai akhirnya, pandangan Renjun ini jatuh kepada teropong. Ia langsung berlari ke arah teropong itu, dan langsung memasukkan kedua matanya ke dalam teropong. Sementara Jeno yang melihat Renjun berlari, langsung menghampiri wanita ini yang tengah bermain dengan teropong.

"Jeno, kenapa gelap? Kenapa teropongnya tidak berfungsi? Apakah rusak? Tapi tidak ada bacaan rusak di sini." Pertanyaan berentet yang sudah Renjun keluarkan, yang saat ini sudah menatap pria yang ada di sampingnya ini, yang tengah menatap dirinya juga.

"Tentu saja tidak berfungsi. Teropong ini harus di beri uang koin dulu, baru bisa berfungsi." Ucap Jeno, yang langsung memasukkan uang koin yang ada di saku celananya, yang sudah ia sediakan sedari tadi, ke dalam lubang kecil di samping teropong.

"Cobalah." Titah Jeno, setelah dirinya selesai memasukkan uang itu.

Renjun pun langsung tersenyum senang. "Terima kasih, Jeno." Ucap Renjun, sebelum akhirnya ia mencoba teropong itu.

Renjun senang sekali ketika teropong itu berfungsi. Ia bisa melihat segala sesuatunya menjadi dekat. Merasa takjub akan hal itu. Persis seperti bayi yang baru pertama kali di beri mainan.

Aish! Bolehkah Jeno ini menerkam Renjun saat ini? Posenya yang saat ini tengah melihat teropong saat ini benar-benar ambigu. Membuat pikirannya melayang ke mana-mana.

"Jen, mau coba?" Tanya Renjun, memberikan penawaran kepada Jeno, yang sukses membuyarkan lamunan jorok milik Jeno ini.

Jeno hanya bisa mengangguk, dan mulai mencoba melihat teropong itu. Dan benar saja seperti perkataan wanita ini. Teropong itu bisa melihat dari jarak jauh sekalipun, menjadi dekat.

"Kita beli sovenir yuk." Seru Jeno, yang saat ini sudah selesai melihat teropong.

Renjun mengangguk antusias. Ia segera menarik lengan Jeno untuk melihat berbagai macam sovenir yang ada di sini. Sebenarnya, ia ini pengen banget membeli banyak sovenir. Namun ia merasa tidak enak dengan Jeno. Pasti Jeno inu tidak membiarkan dirinya untuk menbayar belanjaannya sendiri. Jadi, ia memutuskan untuk membeli sebuah gembok beserta kuncinya. Ah tidak, sebenarnya ada dua. Tapi sepertinya itu menjadi satu set.

Satu berwarna merah muda untuk dirinya, dan satu lagi berwarna biru untuk Jeno.

Setelah selesai membeli, Jeno langsung membawa Renjun ke jembatan cinta. Banyak sekali gembok di sana yang dengan sengaja di taruh oleh para pengunjung.

"Ayo kita tulis dan taruh gemboknya di sini!" Seru Renjun, seraya menunjuk tempat untuk mereka menaruh gemboknya.

"Kau serius?" Tanya Jeno yang tidak percaya dengan ajakan wanita mungil ini. Pasalnya, adegan itu hanya di peruntukkan untuk sepasang kekasih. Sedangkan dirinya dan Renjun ini bukan lah sepasang kekasih. Ya walaupun hubungan mereka hanya sebatas roullate.

"Tentu saja. Kenapa harus ragu? Ayo!" Seru Renjun, yang sudah lebih dulu mengeluarkan bolpoin yang ada di dalam plastik yang sudah satu set dengan gembok, kertas, dan alat tulis berupa bolpoin.

Renjun langsung menuliskan kata-kata di dalam kertas kosong berwarna pink itu. Di ikuti dengan Jeno yang juga mulai menuliskan kata-kata.

Setelah selesai menuliskan sebuah kata di dalam kertas. Mereka berdua segera menyatukan kedua gembok mereka di pagar besi. Menggembok kedua gembok mereka. Lalu melempar kunci itu ke sebarang tempat.

"Semoga ini selamanya? Maksudnya apa, Jen?" Tanya Renjun, yang snagat penasaran akan tulisan yang ada di kertas milik pria yang ada di sampingnya ini.

"Semoga aku dan kamu selamanya." Ucap Jeno sekali lagi, akan tulisan yang telah ia buat.

"Ah maksud Jeno, pertemanan kita selamanya, kan? Tentu saja pertemanan kita akan selamanya!" Seru Renjun yang sangat antusias akan hal itu.

'Bukan. Semoga hubungan ini berlangsung selamanya. Bukan hanya sekedar roullate belaka.' Ralat Jeno, yang hanya bisa dirinya katakan dalam hatinya saja.

Setelah menulis surat, mereka mulai mengunjungi beberapa tempat yang ada di dalam namsan tower. Di mulai dari tempat VR, tempat hanbok, dan berbagai macam tempat lain-ya.

Setelah puas, mereka pun memutuskan untuk kembali pulang.
---

"Habis ini mau ke mana?" Tanya Jisung kepada Ten. Yup, mereka baru saja keluar dari ruangan theater, sehabis menonton sebuah film yang baru saja keluar, dan tentunya khusus dewasa.

"Bagaimana kalau bar?" Ajak Haechan, yang langsung di setujui pria jangkung yang ada di sampingnya ini.

Mereka berdua sangat menyukai kegiatan Indoor. Mereka berdua paling anti melakukan kegiatan yang menguras tenaga, kecuali kegiatan di ranjang tentunya. Mereka akan semangat apabila kegiatan itu di lakukan. Tidak ada kata malas untuk kegiatan satu itu.

Mereka berdua langsung melangkahkan kakinya keluar dari mall, menuju bar yang akan di kunjungi.

*plak* tamparan mendarat tepat di tangan Jisung. Membuat sang empuh meringis, dan langsung menyingkirkan tangannya. "Jahat." Ucap Jisung.

"Siapa suruh tangan kamu ini gatal sekali?!" Oceh Haechan, yang kesal karena tangan pria jangkung inu yang tidak ada hentinya meraba tubuhnya.

"Tapi kau suka, kan?" Tanya Jisung, seraya menaik-turunkan alisnya, menggoda wanita manis nan kecil yang ada di sampingnya ini.

"Tentu saja! Tapi aku tidak mau melakukannya di sini! Aku ingin mabuk terlebih dahulu!" Peringat Haechan, agar pria ini stop melakukan kegiatan yang melecehkan dirinya.

"Sex sambil mabuk? Sepertinya terdengar menyenangkan." Ujar Jisung, yang langsung melirik Haechan sekilas, sebelum mengembalikan pandangannya ke jalan.

"Ya! Tapi aku tidak mau melakukannya di tempat umum! Aku ingin kau menyewa ruangan pribadi." Seru Haechan, memperingati pria jangkung ini kembali.

"Tentu saja. Kau pikir aku akan rela memamerkan tubuh indah kamu ini di khalayak orang banyak? Tentu tidak, sayang." Seru Jisung, mengerlingkan sebelah matanya kepada Haechan.

Sampai di bar, mereka langsung turun, setelah Jisung berhasil memarkiran mobilnya. Dan seperti yang mereka katakan tadi. Saat ini ia tengah memesan ruangan khusus nan mewah hanya untuk dirinya dan juga Haechan.

Sedangkan Haechan? Ia langsung berjalan ke arah bartender, dan langsung memesan berbagai minuman keras yang ia sukai. Mereka berdua itu mempunyai kadar minum yang lumayan tinggi. Namun tidak setinggi Jaemin dan juga Jeno.

Ibarat Jaemin dan Jeno itu pemegang dan juaranya kalau soal minum. Di ikuti Mark, Haechan dan juga Jisung. Lalu yang paling terakhir adalah Renjun. Kadar alkohol Renjun itu sangat rendah. Bahkan dia langsung mabuk, hanya dengan meminum dua gelas wine.

Setelah puas minum, Haechan langsung bergegas menuju floor untuk berdansa. Banyak sekali pria hidung belang yang mencoba untuk menggoda dirinya, dan itu sukses membuat Jisung menggeram marah, kala melihat itu semua.

Jisung yang melihat itu pun tidak tahan lagi. Ia langsung menarik wanita ini untuk pergi dari floor sana, dan membawa wanita ini untuk masuk ke dalam ruangan yang telah ia pesan. Dan ya, kalian tau kegiatan yang akan terjadi selanjutnya! Suara desahan yang menjadi lagu di antara kegiatan malam mereka.

ROULLATE YOUR COUPLE - MARKMIN, NOREN, JIHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang