505 57 1
                                    

Selama di perjalanan di penuhi oleh rengekan Jiang Cheng, serta tawa tengil Wei Wuxian, terkadang beberapa kali terdengar bentakan dari bangku depan. Meski itu hanya bertahan beberapa menit sebelum di lanjutkan oleh keributan dua orang yang tiada hentinya saling menggoda.

Sebenarnya, mereka itu hanya saling rindu.

Jiang Cheng yang menetap di Cina sedangkan Wei Wuxian menjelajah ke Jepang, berpisah selama beberapa tahun, sebelum keduanya sama-sama melakukan Seijin Shiki di kuil yang sama.

Dan Yu Ziyuan pun rindu dengan kelakuan keponakannya itu, hanya saja tidak dapat terucap karena sikap tengil anak yang baru beranjak dewasa itu.

"A-Xian, A-Cheng, ayo sudah hentikan, kalian mau makan apa?" Laki-laki paruh baya yang bertugas menjadi pembawa mobil akhirnya melerai keduanya.

"Pizza!" / "Sushi!"

"HAHH?" Menyaut pada waktu yang sama, saling beradu pandang.

"Yak! Apa kau tidak bosan memakan makanan mentah itu disana?" Jiang Cheng menyalak pada Wei Wuxian yang memilih pesanan yang berbeda dengannya.

"Kita itu orang asia! Mengapa harus makan Pizza?" Balas Wei Wuxian tidak mau kalah.

"Apa hubungannya, bodoh?!" Jiang Cheng menaikan suara.

"Ada! Lagipula apa yang kamu suka dari Pizza?"

"Pizza itu enak! Pakai nanas yang banyak!" Wajah sumringah Jiang Cheng membuat Wei Wuxian bergidik ngeri.

"Pizza pakai nanas itu gak enak? Ada apa dengan seleramu?"

"Setidaknya lebih layak di banding makanan mentahmu!"

"Kamu?!一 tidak melanjutkan perkataannya, namun

"Paman! Aku mau Sushi!" Wei Wuxian langsung mencondongkan tubuhnya ke arah kursi pengemudi.

"Yak! Kau curang! Ayah, kita makan Pizza aja ya?" Dan dengan cepat Jiang Cheng mendorong tubuh Wei Wuxian dan bergelayut pada kursi ayahnya yang berada di depannya.

"Kamu mau apa sayangku?" Jiang Fengmian menoleh ke belakang dan tersenyum manis pada anak perempuannya yang duduk diantara dua pemuda yang ribut itu.

"Jie! Pizza!" / "Sushi!"

Jiang Yanli hanya tersenyum pasrah dengan pertikaian keduanya. Ia menoleh ke arah adik-adiknya yang memelas bantuan.

"Err, aku mau makan jjajangmyeon? Boleh?" Jawaban lain yang berbeda membuat keduanya mengerang tidak terima.

"Jie-jie!" Rengekan keduanya membuat Jiang Yanli tertawa geli.

"Ya udah kita makan mapo tofu, bagaimana?" Jiang Fengmian akhirnya memilih jalan tengah.

"MAU!" Dan setidaknya mereka tidak keberatan. Karena, hanya mapo tofu, makanan yang di sukai ketiga anak muda tersebut.

"Cih, terlalu lama memilih," dan Yu Ziyuan hanya bisa mendengus melihat keluarganya.

.....

Melihat restoran dipenuhi pengunjung, iris matanya menyapu pandangan untuk melihat tempat kosong.

"Jie! Disana ada!" Wei Wuxian menarik tangan Jiang Yanli dengan bersemangat. Takut-takut jika tempat itu di ambil orang lain.

"Pelan-pelan A-Xian, ibu, aku duduk disana ya?" Jiang Yanli menunjuk tempat itu.

"Mn, tunggu disana kalian bertiga."

"Ayo Jiang Cheng, di hari minggu begini tempatnya pasti jadi rebutan!" Sebelum empunya memprotes, ia sudah terlebih dahulu menarik tangannya. Yang akhirnya hanya bisa pasrah mengikuti anak itu.

Sirna (MDZS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang