Author pov."Sayang buruan, waktunya bentar lagi" Jennie terus mengomel karena Lisa sangat lama memakai seragamnya, mereka terlambat bangun dan itu dikarenakan Lisa si bayi mesum meminta jatahnya tadi malam.
"Iya ini udah selesai sayang. Pakein aku dasi dong" Lisa memberikan dasinya.
"Kamu tuh udah tau telat bangun masih aja bisa nyantai, bisa ga sih kalo udah tau telat ga usah lama" omel Jennie sambil memakaikan dasi untuk Lisa.
Lisa hanya diam, ia menatap Jennie tanpa berniat membalas ucapannya. Ia takut istri kucingnya itu bertambah marah jika ia membuka suara.
"Ngomong jangan diam aja" Jennie melototi Lisa.
"Iyah maaf" Lisa menunduk.
"Udah aku bilang jangan pas malam sekolah tapi tetap aja kamu maksa. Telat kan jadinya" Jennie benar-benar kesal karena semalam Lisa menggempurnya sampai jam dua pagi.
"Maaf" Lisa tidak berani menatap Jennie.
"Ck" Jennie berjalan duluan tanpa mengajak Lisa.
"Huh" Lisa menghela nafas panjang, lalu ia berjalan mengikuti langkah kecil Jennie.
-
Lisa pov.
"Yow gimana kabar lo" aku duduk di samping Seulgi, ia sudah kembali masuk setelah tiga hari di skors.
Kami berada di atas rooftop, disini tempat paling sejuk jika ingin memenangkan pikiran.
"Baik. Tapi belum sepenuhnya" kata Seulgi sambil menatap awan biru.
"Gue selalu ada buat lo, teman-teman juga. Jangan sungkan berbagi cerita sama kita" aku menepuk-nepuk pundak Seulgi, "terus lo kemana aja tiga hari ini?" Tanyaku.
"Kerumah nenek, gue nenangin diri disana"
"Lo ga ada niatan bunuh diri kan?" Tanyaku bercanda.
"Enggak lah, ngapain? Setolol-tololnya gue, gue ga pernah mau mati cuman gara-gara putus cinta. Apa banget, gimana nasib orang tua gue gue kalo mereka tau gue mati cuman karena putus cinta. Gue mentingin perasaan ibu sama bapak gue, sa" Seulgi mendengus melipat kedua tangannya.
"Haha gue cuman bercanda gi, santai. Setuju sih sama pemikiran lo, ga sia-sia ibu lo ngasi makan yang bergizi tiap hari" aku tersenyum.
"Ibu ngelahirin gue taruhannya nyawa, ga tau diri banget kalo gue tiba-tiba mati karena putus cinta. Kan anjing itu namanya"
"Betul, kita mesti banyak-banyak terimakasih sama ibu kita. Tanpa adanya beliau kita ga mungkin lahir di dunia ini"
"Gue suka banget sama obrolan lo berdua" seorang gadis tiba-tiba muncul di hadapan kami.
Wow! Gadis ini memiliki tubuh yang emm kalian tau lah seperti apa. Seksi, dadanya juga besar hehehe.
"Lo siapa?" Tanya Seulgi.
"Nama gue mahal, kalo mau tau.." gadis itu mendekati Seulgi lalu membuka suaranya lagi, "cari tau sendiri" gadis itu mengedipkan matanya setelah itu pergi dari rooftop.
"Gi gi gi, cewek barusa aduhai, dadanya gede. Waaaah" aku dengan heboh menggoyangkan lengan Seulgi.
"Mata keranjang lo, gue aduin Jennie ya lo" cih, apaan mainnya aduan.
"Ga asik lo, gue kan cuman ngasih tau aja. Aduan banget lo jadi human"
"Ya lo udah punya bini ngapain lirik cewek lain? Kalo gue jadi Jennie gue juga pasti marah nyet"
"Iissh gue ga ada niat mendua beruang kutub, gue cuman cuci mata aja, hehehe. Tapi tuh cewek namanya sapa ya?" Aku sedikit penasaran.
"Kan kan, lo malah nanyain nama tuh cewek" Seulgi menatapku dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku [Jenlisa]√
Fanfiction"Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa mesti elo yang jadi pasangan gue?" Tanya gadis bermata kucing bernama Jennie yang barusan di nikahkan bersama seorang wanita yang sama sepertinya yaitu Lalisa M. "Gue juga ga mau nikah sama lo. Lo...