Chapter 8.

687 82 5
                                    

Keesokan harinya di Indonesia.

"Semua sudah siap boss." Ucap salah satu bodyguard.

"Kita berangkat sekarang. Cio ayo kita berangkat." Ucap Bobby yang di angguki Gracio.

"Papi? Boleh Cio ikut bawa peti Ayah?" Tanya Gracio.

Bobby pun tersenyum dan mengangguk. "Tentu nak, kita akan antarkan ayahmu ke tempat peristirahatan ternyamannya."

Begitu banyak orang orang yang menggunakan pakaian serba hitam mengiringi Keynal ke makam yang di khususkan untuk keluarga Tanumihardja. Hampir seluruh bodyguard Tanumihardja berjaga dari ujung halaman sampai di lokasi pemakaman, para rekan bisnis yang tak terhitung jumlahnya pun menghadiri acara tersebut, dan juga beberapa awak media yang meliput berita besar tentang kematian seorang pengusaha terkaya di Asia.

"Ayah, Cio bakal ngemban semua yang ayah titipkan sama Cio. Dan Cio janji sama ayah gak akan ada satupun yang bisa ngusik keluarga Tanumihardja lagi." Kalimat terakhir yang Gracio ucapkan sambil mencium batu nisan Keynal.

Setelah pemakaman selesai hanya tinggal keluarga dan orang orang terdekatnya, kecuali Veranda yang masih belum sadarkan diri di rumah sakit.

BREAKING NEWS!

"Proses pemakaman orang terkaya di Asia yang di hadiri oleh ratusan orang rekan bisnisnya berjalan dengan lancar."

"Belum terkonfirmasi apa penyebab kematian seorang Keynal Putra Tanumihardja tersebut. Namun banyak yang menyakut pautkan dengan ledakan bom di RS. Beberapa waktu yang lalu, karena kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Anak tunggalnya yaitu Samuel Gracio Tanumihardja. Sekian berita yang dapat saya sampaikan dari lokasi."





10 hari kemudian.

"Gee, kamu mau jenguk bunda jam berapa?" Tanya Shani.

"Nanti abis kita pulang sekolah Shan. Kamu ikut kan?" Tanya Gracio.

"Iya sayang, aku ikut. Ayo kita berangkat sekolah dulu." Ajak Shani.

Yap! Gracio dan yang lainnya kembali bersekolah di Venal Senior HighSchool. Dan ini hari pertamanya kembali masuk sekolah.

Sesampainya di sekolah, Gracio dan Shani berjalan di koridor. Banyak pasang mata yang melihat dan berbisik tentang Gracio.

OMG! PANGERANKU BALIK LAGI KESINI!!

ASTAGA GRACIO BEBERAPA BULAN DI LUAR NEGERI JADI TAMBAH GANTENG AJA ASTAGAAAA JANTUNG GUEEE!!!

Gracio yang mendengar bisikan itu pun tersenyum dan melambaikan tangannya sebagai sapaan. Berbeda dengan Shani yang mendengar bisikan bisikan mistis itu menatap tajam Gracio.

Sedangkan Gracio sendiri menatap Shani dengan tatapan bingung. "Kenapa?" Tanya Gracio.

"Kamu coba godain cewek cewek disini sedikiiiit aja, jangan harap kamu bisa liat matahari besoknya." Ancam Shani dengan wajah menyeramkan.

"I-iiyaa iyaa astaga, posesif banget padahal cuma nyapa." Jawab Gracio pelan.

Sesampainya di kelas. Gracio langsung duduk di kursi belakang seperti sebelumnya, tentu saja ia memilih sebangku dengan Shani.

Skip!

Sepulang sekolah, Gracio berbicara ke Shani untuk menunggunya di mobil karna ada yang mau dia bahas dulu di ruamg kepala sekolah dan Shani pun menyetujuinya.

Setelah melihat Shani berjalan pergi, Gracio juga ikut pergi. Namun, bukan ruang kepala sekolah yang di tuju oleh Gracio, melainkan Rooftop sekolah.

Sesampainya di Rooftop, Gracio melihat seseorang yang ia kenali sedang memainkan Gitar sambil bernyanyi.

Precious PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang