9. Barang Sitaan

16 2 0
                                    

***

"jujur sebelom kita nikah, saya punya pacar dan saya belom putus sama dia."

Mahesa termenung, bukan ekspresi marah atau kecewa alih-alih bertanya, "I—em, Yara punya pacar?"

Yara mengangguk, "dari kuliah S1."

Mahesa tak berkedip, lagi-lagi ditatapnya lurus Yara sementara perempuan itu berusaha membaca ekspresi Mahesa. Apa yang sebenarnya ia rasakan atau apa yang akan Yara lakukan jika Mahesa tiba-tiba memberinya talak?

 Apa yang sebenarnya ia rasakan atau apa yang akan Yara lakukan jika Mahesa tiba-tiba memberinya talak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hmmmm gimana ya." akhirnya Mahesa buka suara, "pasti dia bakal kecewa berat, tapi mau gimana lagi.... aku akan kasih ib—Yara waktu buat ngomong sama pacar –yang sekarang adalah mantan Yara."

Giliran Yara yang termenung, "saya pikir.... Kamu bakal marah."

"pernikahan kita baru umur seminggu dan mendadak." Ucap Mahesa. "kita bahkan masih urus-urus buat resepsi, Yara bilang mau intimate private jadi aku tau alasannya apa. Yara takut nyakitin perasaan laki-laki itu."

Yara menunduk, ia merasa malu dengan ucapan Mahesa yang begitu tenang dan netral, "maaf."

"ngga ada yang salah, Yara." Mahesa menyentuh tangan Yara lagi; memberi energi yang kali ini berbeda –bukan energi yang melelahkan namun menenangkan.

"saya malu, karena belom selesai sama masa lalu saya." Ungkap Yara.

Mahesa melongok berusaha mencari tatapan perempuan itu "jadi... kapan bisa ketemu sama mantan Yara?"

"dia orang yang lumayan sibuk, beberapa kali nge chat ngabarin kerjaan tapi saya bales seperlunya aja." Balas Yara. "kalo nanti dia ngajak ketemu saya bakal bilang sejujurnya."

"oke." Mahesa perlahan mengangkat tangan Yara kemudian mendekatkannya ke bibir, "boleh aku---"

Yara mengulum bibir, khawatir energi yang lebih besar akan membuatnya kewalahan tapi... menolak keinginan suami adalah suatu hal yang berdosa maka Yara mengangguk kecil.

Alih-alih energi besar, kecupan lembut di tangan Yara oleh Mahesa membuat perempuan itu lebih tenang diselingi dengan senyum Mahesa yang menyenangkan dipandang. Perlahan Yara ikut tersenyum.

***

SMA Z

"berikut hasil ujian kalian, buat yang remedial akan dijdwalkan lagi tes nya."

Pagi Ini Yara memasuki kelas 3A untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, satu persatu murid dipanggil namanya untuk mengambil hasil kertas ujian dan berbagai macam ekspresi terungkap dari bibir masing-masing.

"halah kurang dua point lagi ini,"

"fiuhhhh nyaris-nyarissss~"

"ah elah bangsat!" tiba-tiba terdengar makian dari meja belakang, mata Yara dengan cepat menangkap wajah siswa yang memaki dan menghampirinya.

"ada apa.... Calvin?"

Disodorkannya penggaris besi panjang di depan mulut Calvin dan seketika seluruh siswa di kelas terdiam, sosok Yara yang menodongkan penggaris panjang memang mengerikan.

Disodorkannya penggaris besi panjang di depan mulut Calvin dan seketika seluruh siswa di kelas terdiam, sosok Yara yang menodongkan penggaris panjang memang mengerikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ah ini bu~ saya males remed malah kudu remed." Cicit Calvin dengan muka berlipat.

"ngga usah pake kata kasar bisa kan?" tanya Yara dengan tangan yang tak bergeming. Penggaris besi masih menempel di mulut Calvin. "saya ngga suka ada ucapan kasar di kelas saya."

Sembari itu Yara menangkap basah Adsy menyembunyikan sesuatu di balik kemejanya, dengan cepat penggaris besi Yara berpindah menuju tangan Adsy, anak itu serta merta pucat.

"ibu pinjam.... Itu yang kamu coba sembunyiin." Ucap Yara dingin, terungkaplah barang yang Adsy sembunyikan adalah komik dewasa. "kalian berdua itu ya ada-ada aja kelakuannya. Ngga sabar mau di eksekusi sama BDS ya?"

"silahkan bu, lagian itu bukan punya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"silahkan bu, lagian itu bukan punya saya." Ucap Adsy dengan nada menantang. "saya pinjem sama temen baik saya, itu tuh... yang di depan."

Dagu Adsy menunjuk ke arah Haris, dapat Yara simpulkan dari pandangannya bahwa Haris merasa disalah pahami tapi Yara tetap akan mencari tahu kebenarannya. Ia berjalan ke depan meja Haris dengan tatapan dingin.

"sampe ketemu di pekan BDS, Haris dan Adsy." Ucap Yara. "baik sekarang kita kembali ke topik awal di semester ini, ada beberapa yang perlu dibahas karena sebagian dari kelas ini banyak yang belum paham."

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang