15. Petir

16 2 0
                                    

***

"Untuk pertama kalinya aku ngerasain yang namanya jatuh cinta."

"..... oh ya?" Yara mengerjapkan matanya beberapa kali, tatapan Mahesa terlihat serius.

"tapi aku ngga suka ngepoin kehidupan pribadi orang lain." lanjut Mahesa. "mungkin itu kejelekan aku ya, aku fokus selesein S1... segera daftar S2 dan kebetulan udah dapet kerja juga, aku ngga peduli sama cewe-cewe lain yang nyatain perasaannya ke aku. Ya itu... aku ngga ngerasain frekuensi yang sama."

"terus Papa tiba-tiba bilang mau ngenalin ke anak temennya yang ternyata Yara." Tatapan Mahesa melunak kemudian ia tersenyum, "ngga pake babibu aku bersedia, ngga peduli Yara dulu guru aku atau Yara lebih dewasa dari aku.... Frekuensi ku cuma cocok sama Yara."

Mereka bertatapan cukup lama dan perlahan saling mendekatkan wajah sampai tiba-tiba....

KRRRRR~~~

KRRRRR~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ehehehe..... maaf." Mahesa membenamkan wajahnya di pundak Yara.

"kamu kapan terakhir makan?" selidik Yara.

"em..... kayaknya tadi pagi."

"ASTAGA KENAPA GITU??" ucap Yara tak percaya, "EII KENAPA BELOM MAKAN?"

"keasikan mainan penyedot debuuuu hehehehe~" jawab Mahesa, serta merta Yara bangkit dari sofa untuk mengambil ponsel dan kembali dalam pelukan Mahesa.

"ayo pesen makanan." ajak Yara. "kamu mau apa?"

"em.... Pizza?" ucap Mahesa ragu-ragu. "minumnya soda."

"sounds good." Respon Yara dengan antusias.

***

Malam minggu kali ini masih setia ditemani hujan dan beberapa petir yang mengagetkan Yara, tidurnya menjadi tidak tenang seraya ia menatap pintu kamar. Ingin sekali ia minta ditemani Mahesa namun rasa gengsinya masih berdiri kokoh.

GLEDERRRRR!!!

"God dammit, petirnya ngajak berantem!" maki Yara, ia mengucek mata yang sebenarnya sudah mengantuk parah namun petir kerap kali membangunkannya. Dengan hela nafas panjang akhirnya ia keluar kamar dan... mendapati Mahesa yang memegang toples kudapan dengan TV menyala.

 mendapati Mahesa yang memegang toples kudapan dengan TV menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"loh... belom tidur?" Mahesa menatap Yara dengan mata bundarnya, perempuan itu mengangguk.

"itu--- petirnya ngagetin." Akhirnya Yara jujur, "jadinya kebangun."

Mahesa menutup toples kudapan, mematikan TV kemudian mencuci tangannya. "tidur di kamarku aja." Ucapnya tanpa basa-basi.

Yara tak bergeming di depan pintu kamarnya, seribu pikiran ribut dalam dirinya dan tiba-tiba Mahesa menarik tangannya cepat.

"ayok, kamu udah ngantuk gitu harus cepet tidur." Ucapnya.

***

Bukannya tidur nyenyak, mata Yara semakin terang ketika ia merebahkan diri di kasur Mahesa sementara laki-laki itu baru menyelesaikan solatnya.

"tadi lagi—nonton bola?" tanya Yara basa-basi.

"iya lagi nunggu tapi match nya ngga mulai-mulai." Jawab Mahesa menghempaskan pantat di kasur sembari memeriksa ponselnya. Aroma khas Mahesa menyeruak dari kamar itu, membuat mata Yara enggan terlelap.

Apakah Yara takut di unboxing? Entahlah...

"duh aku lupa bilang kalo Minggu vendor ngajak test food

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"duh aku lupa bilang kalo Minggu vendor ngajak test food." Mahesa berbicara santai. "mana kita belom tidur jam segini, kesiangan ngga nih?"

"jadi mau pake catering yang mana?" tanya Yara.

"yang waktu itu dipilihin Ibu Yara." Mahesa menaruh ponsel di nakas, mengganti lampu ke mode temaram kemudian ikut merebahkan diri.

Perempuan itu menoleh, mendapati Mahesa menatapnya dengan mata yang mengerjap sesekali. "ke--- kenapa ngeliatinnya gitu banget?" tanya Yara grogi.

"kayaknya aku harus berterima kasih sama petir." ucap Mahesa. "karena dia.... Aku jadi ditemenin Yara deh disini."

GLEDERRRR!! Tiba-tiba petir menyambar dengan suara kencang, sontak Yara merapatkan posisi tidurnya dengan Mahesa.

"Mahesa." Ucap Yara dengan suara pelan.

"Hm?"

"ja—jangan sekarang." ucap Yara lagi. "belom solat sunnah malam pengantin soalnya."

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang