Part.4

126 14 6
                                    


Hari itu menjadi hari yang sibuk untuk mahasiswa seni di kampus Yn. Karena beberapa minggu lagi akan diadakan pameran besar-besaran dari hasil karya mahasiswa dari semua angkatan, termasuk dari angkatan Yn.

Yn memilih Rea satu-satunya bestie untuk jadi project partner kali ini, bukan tanpa alasan. Entah mungkin sudah jadi bakat dari lahir, seorang Kim Rea yang terkenal dengan segala macam tingkahnya itu memiliki segudang prestasi dibidang seni, terutama seni lukis.

Sedangkan Yn, dia memang suka dan mencintai bidang lukis, namun atas kerja kerasnya yang bukan karena bakat lahir.

Mereka mengerjakan seni lukis dengan konsep yang sudah ditentukan oleh dosen mereka.

Choi Yn dan Kim Rea membawa semua kebutuhan project nya ke salah satu ruang yang biasa mereka pakai untuk mengerjakan semua tugas-tugasnya. Yaaa bisa dibilang ruang khusus, ruang rahasia yang mereka temuin secara nggak sengaja ketika mereka berjalan ke arah atas gedung.

Ruang yang sepertinya sudah pernah digunakan namun belum lama ditinggal oleh yang empunya. Terlihat dari barang-barang yang masih tersimpan dan tidak terlalu berdebu. Dari semua jenis dan ukuran kuas lukis, dari macam-macam cat lukis pun ada. Kalau dilihat dari barang-barang yang ada diruang itu sudah bisa ditebak kalau ruang itu adalah ruang pelukis handal, entah mungkin bisa dibilang profesional.

"Yak! Choi Yn, bantuin gue, kenapa lu malah bengong disitu" teriak Rea sambil membawa beberapa kanvas dengan ukuran yang lumayan besar

"Ahh iya iyaaa" Yn berlari kecil

"Pelan-pelan, jangan sampai lecet" Rea sangat berhati-hati

"Iyaaa pelan kok, makasih lho Re uda perhatian ke gue"

"Hah?? Bukan eluu, gue lebih sayang kanvasnya daripada elu"

"Diiiih si Rea, tega banget lu"

"Hahahaha bodoamat,"

Rea dan Yn merebahkan diri mereka sejenak, menghela nafas setelah membawa banyak barang menuju ruangan itu dan melalui tangga darurat.

"Re, hari ini lu ada acara nggak?" tanya Yn

"Hmmm.. keknya sih nggak ada, kenapa?"

"Nginep yuk ditempat gue? Ya...Pleeassseeee..." Yn memasang wajah memelas

Rea memandangi wajah Yn, seakan nggak percaya sama apa yang dikatakan Yn. Karena biasanya Yn paling susah dirayu kalau Rea pengen menginap saat ditinggal eommanya bisnis keluar kota.

"Lu sehat kan?" Rea memegang jidat Yn

"Sehat anjir" Yn menepis tangan Rea

"Tumben-tumbenan lu ngajak gue nginep? biasanya juga susahnya minta ampun, harus pake sesajen dulu baru lu ijinin gue nginep"

"Syaland lu, lu kira gue setan pake sesajen segala. Mau ga nih? Mumpung gue lagi berbaik hati"

"Entar deh gue pikir-pikir dulu, takut gue"

"Takut apaan lu?"

"Takut lu ngapa-ngapain gue, hiiii sereem" 

"Dih najis, gue masi normal ye" Yn memukul lengan Rea

"Hahahaha.. jangan-jangan lu takut ye sama hantu bocil yang ngintilin lu?" selidik Rea

"Udah dibilang bukan bocil ih"

"Terus kenapa?"

"Yaaaa gue ga nyaman aja, gue tinggal sendirian sedangkan dia laki-laki, kan gue risih"

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang